The Westminster London, London, Inggris, Pukul 09.00 AM.
***
Semua kamera telah menyala merekam acara pernikahan yang akan segera dilangsungkan satu jam lagi. Lebih dari seratus tujuh puluh lima wartawan dari berbagai kantor berita memadati aula utama ballroom hotel. Hiasan bunga Lili menghiasi meja dan kursi untuk tamu undangan.
Bibi marry yang mendampingi ruka di ruang persiapan pengantin laki-laki berjalan gugup , melihat kerumunan lautan manusia yang ada di lantai ballroom.
Bibi marry mengintip para kru stasiun televisi nasional yang saling memotret pebisnis ternama kolega Cyber Company.
"Bibi."
Perempuan dengan sanggul sederhana itu menoleh, menatap ruka yang telah siap untuk turun ke aula utama.
Penampilan tuannya sangat menawan dengan setelan tuxedo putih dari perancang desainter terkenal brand Beauty & Fashion."Ada yang Bibi khawatirkan?" Ruka mendorong kursi rodanya mendekati Bibi marry.
"Bibi bisa mengatakannya pada saya," ucap ruka memegang tangan Bibi marry. Perempuan yang sudah ia anggap seperti ibunya sendiri.
Bibi marry tersenyum, lalu menggeleng pelan.
"Tidak ada Tuan, Bibi tidak khawatir sama sekali. Bibi hanya gugup karena hari ini Tuan ruka akan menikah. Dan pernikahan Tuan dihadiri ribuan orang."
"Saya juga gugup, karena saya akan menikahi pharita."
ruka menyentuh tangan Bibi marry mengusapnya lembut.
"Calon istri saya sangat disegani, jadi banyak tamu yang datang. Mungkin itu yang membuat Bibi gugup."
"Mungkin saja Tuan ruka benar. Saya gugup karena ini pertama kalinya, Bibi menghadiri acara pernikahan sebesar ini."
Marco yang mendengar kejujuran Bibi marry menatap iba, melihat wajah berkeringat Bibi marry dari kejauhan.
'Wanita tua ini sangat malang, bisa jadi ini pengalaman sekali seumur hidupnya menghadiri acara orang kaya. Aku sedikit kasihan,' batin marco prihatin.
Mata marco yang terus memandang Bibi marry tanpa berkedip, membuat anak buahnya salah paham.
"Tuan marco, apa Anda menyukai Bibi marry? Dan jatuh cinta padanya?"
Marco menoleh cepat, alisnya menyatu tajam.
"KAMU MAU MULUTMU AKU LAKBAN! BICARA SEMBARANGAN!" omelnya.
Bukannya takut, keempat anak buah marco itu, jusru saling menyikut lengan masing-masing. Semakin salah sangka.
"Lihat, ekspresi Tuan marco saat marah. Sepertinya Tuan marco benar-benar telah terperangkap dengan pesona Bibi marry."
Tiga anak buah marco yang lain terkekeh,
"Selera Tuan marco ternyata wanita tua yang berdaster. Bibi marry sangat cocok, dia calon ibu rumah tangga yang baik."
*BUGG!!
Telinga marco yang mendengar gosip murahan itu mulai panas, dengan kesal dia menendang pantat salah satu biang gosip itu sehingga membuat dua anak buah yang lain tersungkur ke lantai.
"Meski dia berdaster! Setidaknya marry lebih baik dari pada istri-istri kalian yang mata duitan!"
3 anak buah marco itu memegangi pantatnya merasa nyeri. Tendangan bos galaknya ini sangat keras seperti hantaman kayu jati.
"Bukan hanya istri kami yang mata duitan, tapi Tuan marco juga mata duitan! Uh.., pantatku."
"KAU!" Marco mengepalkan tangannya, tapi Bibi marry yang kaget melihat ke arahnya membuat wajah marco yang ingin marah berubah tenang. Tidak jadi memukul anak buahnya lagi memberikan mereka pelajaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Wanna Be Yours (BXG) (Rupha) END
RomansaPharita yang berhati dingin seperti ular dipertemukan dengan Ruka laki-laki berhati hangat nan lembut seperti kelinci. Akankah cinta bisa tumbuh di hati keduanya?