Benjamin dan Laura yang mendengar kabar bahwa putrinya dilarikan ke rumah sakit bergegas menyusul ke sana.
"Bagaimana keadaan Rita?" tanya Laura khawatir.
Anak buah marco yang berjaga di luar ruang pemeriksaan menunduk lesu.
"No-Nona pharita hampir saja keguguran Nyonya ," jawab mereka tidak berani menatap mata kedua orang tua pharita.
Jantung Laura berhenti berdetak. "Mama yang tenang, Rita kita akan baik-baik saja."
Air mata Laura jatuh di pipi, begitu cemas memikirkan kondisi putrinya. Benjamin yang mengerti bagaimana perasaan istrinya, segera mendekap Laura memeluknya.
Benjamin mengusap bahu istrinya bergantian, menenangkannya agar tetap kuat.
"Di mana ruka?" tanya Benjamin kemudian, saat menyadari tidak ada menantunya yang turut serta menunggu di sini.
Keempat anak buah marco itu terdiam, kali ini mereka bahkan tidak membuka suara. Hanya duduk di kursi tunggu seperti patung yang bisu.
"SAYA TANYA DI MANA RUKA!" teriak Benjamin lebih keras meminta penjelasan, melihat baju anak buah marco yang berantakan serta berbau bubuk mesiu. Kesabaran Benjamin mulai menipis.
"Apa yang terjadi pada ruka? Kenapa dia tidak ada di sini! Apa kalian melibatkannya dalam situasi yang berbahaya? Jawab saya sekarang! Saya mencium bau peluru yang baru saja ditembak'kan dari pakaian kalian!"
"T-uan Benjamin, sebenarnya Tuan ruka menghilang."
"ruka hilang bagaimana maksudnya!"
Anak buah marco mulai menjelaskan situasinya dengan hati-hati kepada Benjamin dan Laura, mereka mulai meruntutkan kejadian satu persatu sampai dengan ruka yang ditenggelamkan di laut.
Benjamin jatuh terduduk di kursi, napasnya sesak memburu. Dia memegangi dadanya.
"Pa," panggil Laura lirih, ikut khawatir. Kini bukan istrinya yang menangis, melainkan Benjamin yang terkena serangan jantung menerima kabar buruk ini.
"Papa."
"Tuan Benjamin!" Anak buah marco pun panik, mereka buru-buru menghampiri Benjamin. Tapi tangan Benjamin segera melarang mereka mendekat.
"Papa tidak sanggup melihat rita menderita ma..hiks. Jika dia bertanya tentang ruka dan kita tidak bisa menjawabnya. Apa yang akan putri kita alami Ma? Rita pasti sangat frustasi. Dia sedang hamil, bahkan putri kita hampir saja keguguran. Tidak mungkin Rita bisa menerima kabar menghilangnya ruka. Dia sangat membutuhkan suaminya di saat seperti ini."
Laura menciumi tangan suaminya,
"Mama tahu apa yang Papa cemaskan. Tapi Papa jangan sampai sakit. Kita harus ada untuk rita, Pa."
Benjamin menatap langit-langit lorong mencoba menenangkan pikirannya.
"Tuan marco masih terus berusaha mencari Tuan ruka."
Benjamin mengatur napasnya mencoba meredam detak jantungnya yang menggila. Pria paruh baya itu menegakkan punggungnya bersandar pada dinding rumah sakit, melepaskan kacamatanya dan menatap keempat anak buah marco secara serius.
"Apa marco masih berada di dermaga lama?"
"Iya Tuan ."
"Kalau begitu hubungi dia dan katakan agar marco menambah bala bantuan untuk mencari ruka. Jika perlu minta marco menghubungi Kepala Polisi wilayah dan Satuan Unit Pertolongan Darurat pemerintah. Mereka harus menemukan ruka bagaimanapun caranya."
"Tuan marco pasti melakukan yang terbaik untuk menemukan Tuan ruka, Tuan Benjamin. Tuan marco juga telah menggerakkan organisasi untuk membantunya."
"Semakin banyak orang yang mencari ruka semakin bagus!"
![](https://img.wattpad.com/cover/375359415-288-k188407.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
I Wanna Be Yours (BXG) (Rupha) END
RomancePharita yang berhati dingin seperti ular dipertemukan dengan Ruka laki-laki berhati hangat nan lembut seperti kelinci. Akankah cinta bisa tumbuh di hati keduanya?