Chapter 17

578 85 7
                                    

*PLAK!!!

Manu tercengang, pharita menamparnya.

"Saya tidak suka kamu menghina calon suami saya Manu!"

Manu merapatkan bibir, mengepalkan tangan. Melihat Ruka yang terlihat meraih tangan pharita, menggenggamnya.

"Tapi dia lumpuh Rita! LUMPUH!" tegas manu menekankan kalimatnya di akhir.

Pandangan pharita menajam akan menampar manu sekali lagi.
Namun, ruka segera mencegahnya.

"Pharita," panggil ruka lembut.

Dada manu semakin bergemuruh karena cemburu.

"SAYA TIDAK AKAN MEMBIARKAN KAMU MENIKAH DENGANNYA RITA! TIDAK AKAN PERNAH!" teriak manu lalu mengemasi tas medisnya.

Menatap ruka sengit, sebelum kemudian meninggalkan kondominium itu menabrak Junet yang berdiri di dekat pintu.

Bibi marry meremas tangannya takut, sudah sangat jelas dokter tadi sangat mencintai Nona pharita. Ada banyak cinta di mata manu yang tersirat untuk calon istri tuannya.

'Apakah saya dan Tuan telah membuat kehidupan Nona pharita kacau? Ada laki-laki yang mencintai Nona pharita dengan sangat tulus,' isi hati Bibi marry di benaknya.

"Nona, apa saya harus mengejar Dokter manu dan menjelaskan semuanya?" tanya Junet.

"Tidak perlu menjelaskan apa pun pada nya. Saya tetap akan menikah dengan ruka meski dia tidak terima."

"Tapi Nona, Dokter manu adalah teman kecil Anda."

Pharita tidak menanggapi ucapan Junet. Perempuan itu memilih merogoh saku ponselnya menghubungi dokter lain. Junet mengusap dada, ini masalah yang rumit pikirnya.

Ruka yang menjadi penyebab pertengkaran pharita dengan dokter muda tadi, sedikit merasa bersalah.

***

Di kediaman keluarga Graham.

Piring dan gelas telah berserakan di lantai. Ben yang membantingnya. Laki-laki itu masih duduk di ranjang dalam masa pemulihan karena pukulan di punggungnya yang dilakukan Bibi marry.

Tangan ben begitu aktif meraih benda-benda di sekitarnya melemparkannya ke lantai sampai pecah.

*PYAARRR...!!

Satu gelas berisi air putih untuk minum obat pecah berkeping-keping menghantam lantai keramik.

"BEN!" teriak Ani, yang masuk setelah mendengar suara kebisingan dari kamar putranya.

Mata Ani melebar, membuka pintu kamar itu mendapati ruangan yang seperti kapal pecah.

"Kenapa kamu memecahkan semuanya! Ini barang-barang mahal!"

"GUE GAK PEDULI MA! YANG GUE PEDULIIN BAGAIMANA DUA ORANG SURUHAN MAMA SAMPAI GAGAL MEMBAWA SI LUMPUH DAN PEMBANTU SIALAN ITU KE RUMAH INI!"

Ben memukul sisi ranjang sangat kencang, buku-buku jemarinya memutih karena emosi.

Setelah dua orang suruhan Ani memberikan kabar mereka gagal mematahkan kaki Bibi marry. Kedua orang suruhan Ani itu menghilang seperti ditelan bumi. Tidak ada lagi kabar yang ben dengar.

Ani mendekati ranjang Ben, lalu mengambil foto pigura yang akan putranya lempar.

"Mama juga kesal saat mendengar mereka gagal, tapi kita tidak bisa menjadi ceroboh ben. Jangan merugikan diri sendiri dengan merusak barang-barang mahal di rumah ini! Semua ini, Mama yang beli!"

Ben membuang muka ke samping, meremas seprei. Ingin rasanya dia memukul wajah ruka, jika anak pembantu yang cacat itu ada di depannya.

"Dinginkan kepalamu. Kita sekarang tidak tahu di mana keberadaan marry dan si lumpuh. Kita harus tenang untuk mencari keberadaan mereka."

I Wanna Be Yours (BXG) (Rupha) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang