Chapter 78

445 84 30
                                    

Pharita menekuk wajahnya dengan aura gelap yang menyelimuti seluruh tubuhnya. 20 menit lalu, ruka begitu berani menolaknya karena mual.
Pria itu mendorong pharita yang akan mengulum junior nya, sebelum percintaan mereka dimulai.

Ruka memuntahkan isi perutnya sementara pharita menatap tajam pintu kamar mandi seolah-olah akan melubanginya. Vellani Cognis yang resah karena gajinya akan dipotong menunggu dengan gelisah di ruang tamu.

"Minta anak buah marco untuk menyiapkan mobil. Saya akan membawa ruka ke rumah sakit."

Vellani mengangguk patuh, meski dalam hatinya ingin bertanya tentang keputusan pharita yang akan memotong gajinya.

"Kenapa masih di sini? Kamu tidak dengar apa yang saya katakan?"

"Iya Nona. Saya akan segera meminta anak buah Tuan marco untuk menyiapkan mobilnya."

"Saya tunggu 15 menit."

Kepala manajer luxury itu buru-buru memanggil anak buah marco untuk menyiapkan mobil, sedangkan pharita kembali masuk ke dalam kamarnya berganti pakaian.

Ruka yang baru saja keluar dari kamar mandi tampak lemas dengan sisa busa sabun di bagian bibir bawahnya. Laki-laki itu belum membasuh mulutnya dengan benar.

"Saya akan mengantarmu ke rumah sakit."

"Mual saya akan berhenti dengan sendirinya sayang. Jangan khawatir."

pharita mengambil jaket parasut milik Ruka di almari.

"Bagaimana saya tidak khawatir! Kamu sakit! Ini sudah 3 hari, mual dan muntah kamu tidak juga mereda !"

Pharita berjalan lima langkah di depan ruka, perempuan itu berhenti ketika melihat ruka berusaha menahan diri tidak mual dengan membuang muka.

"Hanya dalam jarak dua meter saja! Kamu sudah mual! Apalagi jika saya menciummu! Kamu sakit, dan harus diperiksa!"

Pharita meninggalkan ruka lalu memanggil Bibi marry untuk membantu ruka bersiap. Tidak sampai setengah jam kemudian, ruka telah dibawa ke rumah sakit oleh anak buah marco. Saat ini dokter sedang memeriksanya.

Manu yang melihat dokter spesialis gastroenterologi menangani ruka, ikut tegang duduk di sebelah pharita.

"Dia tidak akan meninggal pharita, jangan terlalu khawatir."

Pharita melirik tajam. "Mual dan muntahnya ruka, bukan hanya akan membuat dia lemas. Tapi juga mengancam hubungan saya dengannya!"

Manu tidak mengerti. Melihat pemeriksaan ruka dari kejauhan.

"Bagaimana? Dia sakit apa?"

Dokter itu bingung harus menjelaskan rincian detilnya.

"Tidak ada infeksi di lambug, maupun usus dua belas jarinya. Semuanya normal. Sistem pencernaannya sempurna, tapi saya bingung bagaimana Tuan ruka bisa mual dan muntah terus-menerus jika pencernaannya tidak bermasalah?"

"Apa kamu juga sama tumpulnya seperti manu? Tidak bisa memeriksa ruka?"

"Pharita, Dokter Fred adalah dokter spesialis gastroenterologi. Dia sudah ahli dalam bidang ini. Bukankah sudah saya katakan kemarin jika ruka tidak mengalami gangguan pencernaan."

"Lalu kenapa kamu justru memberikannya obat untuk asam lambung manu! Apa kamu ingin membalas dendam kepada saya, dengan membuat suamiku tidak kunjung sembuh, dan membuat saya menderita karena tidak bisa dekat dengannya! Iya?"

Manu pusing, pharita keras kepala.

"Dokter Fred, jika pharita tidak percaya. Bawa ruka ke ruang rontgen. Kita lakukan monitoring pada perutnya."

I Wanna Be Yours (BXG) (Rupha) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang