23. |Yang Lalu Biru|

1.4K 136 54
                                        

All We Need Just Heal》

Yang Lalu Biru

■□■□■□■□■□■□■□■□■□■□■□■□■□■□■□■□■

Mendung hitam menggantung di sepanjang jalan menuju Gardacitya. Mahaka mengemudikan mobilnya dengan kecepatan sedang sambil menyeruput kopi panas yang baru saja ia beli. Tidak berselang lama, sampailah ia di pelataran depan gerbang sekolah. Berjejer bersama beberapa mobil lainnya.

Mahaka melongok ke langit hitam saat air hujan mulai mengetuk-ngetuk atap mobilnya konstan.

"Halo, abang udah di depan. Bawa payung nggak? Di luar mulai hujan."

Mahaka menyesap kembali kopinya, masih dengan gawai di telinganya.

"Mau abang jemput ke situ?"

Mahaka mengangguk-anggukan kepala, sesekali tersenyum, mendengar jawaban orang di ujung telponnya.

"Abang nggak sibuk kok. Lanjutin aja dulu, nggak apa apa."

Tidak lama setelahnya, kekeh dari Mahaka mengakhiri percakapan kecilnya. Untuk beberapa saat, fokusnya teralih pada grafik -grafik di layar laptop yang dipangkunya.

Sampai ketukan di jendela mobil terdengar beberapa kali, Mahaka mengangkat pandangan. Daru berdiri di tengah derai gerimis yang kian rapat. Mahaka dengan cepat membuka kunci mobil.

"Eh... Sorry sorry.. Abang lupa buka kuncinya."

Mahaka tertawa kecil melihat Daru yang sudah hampir kuyup begitu masuk mobil.

"Nggak apa-apa, Bang."

"Nih."

Mahaka mengasongkan segelas susu hangat ke arah Daru. Menunggu beberapa saat, tersenyum melihat Daru yang masih sibuk mengibas butir butir air hujan di hoodie yang ia kenakan.

"Lepas dulu aja. Abang bawa baju ganti tuh di belakang."

"Enggak usah, nggak apa-apa, Bang."

"Kan basah hoodie nya. Nanti dingin," ujar Mahaka sambil mengecilkan suhu pendingin mobil.

Daru menerima segelas susu dari tangan Mahaka.

"Kok ada susu hangat?"

"Ya beli lah."

"Hmmmm.. Kirain dapat dari teman kantor abang yang genit itu."

"Enak aja."

Daru terkekeh pelan lalu menyesap susu itu perlahan.

"Enak."

"Beli di tempat kesukaan lo tu."

"B-Loven?"

Mahaka mengangguk sambil menyalakan mesin mobilnya.

"Tapi kurang panas ah. Jadi kerasa manis banget," cela Daru selepas meneguk susu di genggamannya.

INTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang