Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
.
.
.
"Nenek kenapa mommy dan daddy lama sekali didalam sana??" Tanya Max gelisah saat kedua orangtuanya tidak kunjung keluar dari satu ruangan dengan pintu berwarna putih itu.
"Sabar sayang, mommy sedang diberi obat oleh dokter" jawab eomma Kim pada sang cucu.
Semua merasakan kegelisahan karena sebelumnya Xander memberitahu bahwa kondisi Shannon tiba-tiba turun setelah traumanya kembali muncul saat operasi siap dilakukan. Sehingga dokter membatalkannya dan meminta Xander untuk menenangkan sang istri terlebih dahulu agar tidak terjadi hal buruk saat operasi dilakukan nanti.
Beberapa jam sebelumnya,
"Sayang jangan takut, daddy ada disini sayang" ucap Xander dengan lembut pada sang istri.
Sejak berangkat ke Rumah Sakit, Shannon mengalami kegelisahan dan ketakutan sehingga membuat tensi darahnya tiba-tiba menjadi naik dan akhirnya dokter membatalkan jadwal operasinya pagi ini.
"Apakah ada yang ingin mommy ceritakan pada daddy??"
Namun Shannon hanya menggelengkan kepalanya. Dia terus menggenggam erat tangan sang suami seolah sedang mencari ketenangan yang sulit dia dapatkan saat ini.
"Maafkan daddy karena meninggalkan trauma mendalam seperti ini sayang" ucap Xander memiringkan badannya dan memeluk sang istri.
"Daddy sangat menyesal karena luka itu teramat dalam hingga membuat mommy merasakan sakit hingga saat ini. Tolong maafkan daddy,,,"
Xander yang awalnya berniat menenangkan sang istri, kini justru menangis sambil memeluk sang istri diatas ranjang perawatan diruangan VVIP yang sudah dia pesan jauh hari sebelumnya.
"Daddy tahu semua ini tidak mudah bagi mommy, tapi daddy janji akan ada di sampingmu sayang. Tolong beri daddy kesempatan untuk menebus semuanya, daddy akan terus berada disampingmu dan akan menggendong aegy saat keluar dari perutmu. Maafkan daddy karena tidak melakukan hal yang sama ketika Max lahir"
"Tapi mommy ketakutan seperti ini semua karena daddy" ucap Xander masih menyembunyikan wajahnya di lengan sang istri.
Shannon mengusap rambut sang suami menggunakan tangan kirinya.
"Berjanjilah untuk bersamaku dad, mommy takut karena dulu Max hampir meninggal sesaat setelah keluar dari perutku. Max hampir mengalami gagal nafas karena mommy pingsan saat itu"
Xander mengangkat wajahnya dan kini menghadap sang istri dengan wajah sembabnya.
"Tapi Max sangat kuat karena dokter berhasil membuatnya menangis dengan sangat kencang dan paru-parunya bekerja dengan baik setelahnya. Mommy tersadar saat Max berada diatas dadaku dan meminta ASI dengan mulut kecilnya"