karena dia

24.1K 1.2K 51
                                    

. Happy reading semua...

Autor pov

Edrik tak hentinya mengeluarkan sumpah serapah sejak tadi. Ali,martin dan leo hanya bisa terkikik karena edrik yg tampak frustasi. Tiffany menghampiri edrik dengan wajah yg tidak bisa berhenti menahan tawa. Daddy nya yg cool dan ganteng kini berubah layaknya seorang gadis canik.

" dady are ok" tanya tiffani. Edrik menatap putri kesayanganya dengan tatapan memohon. Berharap putrinya ini mau membantu nya.

" ayo lah drik masa ia kamu mau minta bantuan putri mu sih. Itu curang namanya"

" ya curang tuh.. Ini kan permainan kita. Jadi kalau pun lu kalah itu resiko"

Martin dan ali tak terima jika edrik meminta bantuan tiffani. Ini permainan wajib mereka sejak dulu jadi kalah menang itu hal biasa. Tapi bagi edrik kalah di permainan ini adalah bencana.

Karambol. Ya permainan yg dulu begitu ia kuasai namun sekarang ia kalah telak oleh ali dan itu berarti dia harus rela di make over sebagai kekalahanya.

" sweety, "

" daddy mengajarkan tiffani untuk selalu menjadi pribadi yg bertanggung jawab. Jadi dady harus menanggung segala resikonya. Dady sepakat berarti dady siap menerima segala konsekuensinya" ujar tiffani bijak.

Edrik menghela nafas, jika sudah begini mau bagaimana lagi. Salah memang jika ia menyangupi ide gila ke tiga sahabatnya itu. Dari dulu gila tetap saja gila, meski mereka sudah tak muda lagi.

Ali,martin dan leo bersorak senang. Ini kesempatan mereka untuk mengerjai edrik. Hampir lima tahun mereka berpisah dan dengan sombongnya edrik tidak pernah menghubungi mereka atau pun memberi kabar.

" ok" jawab edrik pasrah.

" horeeeeeee... Ini bakal menarik bung. Kapan coba kita bisa gini dia. " martin berteriak.

" ya lagian selama ini kan aku yg sering di bully. Nah sekarang giliranmu bung" timpal ali.

Leo terkekeh meski umur mereka tak lagi muda namun kelakuan merrka tetap sama.tidak ada yg berubah dan leo mensyukurinya. Persahabatan yg mereka jalin tidak lah mudah. Banyak sekali halangan dan rintangan di dalamnya. Leo menyadari meski jarak memisahkan mereka tapi mereka akan selalu bersama.

" sialan kau. Itu dulu. Sekarang berbeda bung" sanggah edrik.

Tiffany menukul pelan bahu daddy nya. Selama ini daddy edrik tidak pernah mengajarkanya untuk berkata kasar. Daddy nya selalu menjaga tutur kata dan perilakunya. Sehingga ia tumbuh menjadi gadis lembut dan sopan.

" maaf sweety. Daddy reflek dan itu gara2 ayah mu." tuduh edrik. Ali mendelik kesal. Kenapa ia yg di salahkan disini. Salahkan saja mulutnya yg tidak bisa di rem. Sekali kasar tetap aja kasar. Batin ali.

" hei sweety kenapa kamu di sini. Dimana revaldo, adam, elsa dan steven " tanya edrik bingung. Harusnya putrinya itu sedang bersenang senang. Bukan kah dia yg ngotot ingin pulang dari amerika. Lantas kenapa putrinya justru bersamanya.

" ya di mana mereka. Bukankah kalian harusnya bersenang senang. " tambah leo.

Tiffany mengerucutkan bibirnya kesal. Ia tidak menyangka jika reva akan memilih meninggalkanya dan memilih pergi bersama adam,steven dan elsa. Entah akan kemana mereka pergi yg tiffani tahu mereka semua tampak buru buru.

" mereka semua pergi. Tiffany kesel. " ujarnya berlalu. Tiffany memilih untuk menemani bundanya dari pada melihat kekonyolan daddy, ayah dan pamanya. Tiffany menyesal pulang jika pada akhirnya akan di acuh kan. Tadi saat kedatanganya reva begitu senang. Tapi beberapa jam kemudian mereka pergi tanpa alasan yg jelas.

Gadis Brandalan season2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang