Autor pov
Reva dan elsa baru saja selesai membersihkan diri. Alea juga sudah bersama prily. Hari ini reva ingin mengajak elsa jalan jalan ke mall. Refresing sedikit mungkin akan menyegarkan otak mereka. Reva juga ingin sedikit menghilang kan beban pikiran elsa. Ya apa salahnya.
Prily yg melihat reva dan elsa sudah rapi.
" mau kemana" tanya prily.
" jalan jalan bun. " balas reva. Elsa tidak tahu jika mereka akan jalan jalan. Reva tidak bilang apa pun.
" kemana" kali ini elsa yg bertanya.
" ke mall. Temenin aku cari mainan buat alea " ucap reva mencari alesan. Padahal dia hanya ingin jalan jalan saja bersama elsa. Prily tersenyum jail, ia tahu otak putranya itu. Ke mall mencari mainan buat alea. Memangnya prily tidak tahu. Dasar pikir prily.
" ya sudah bunda juga harus ke kantor ayah. Kalian jalan saja. Seneng seneng gih" ujar prily.
" ok, sip bun. Ayo sa kita jalan " ajak reva. Tangannya di tarik reva keluar. Elsa tak enak ia pun berpamitan pada prily dengan cepat.
" bun, elsa pergi dulu ya. Bye bun, bye alea" teriak elsa. Prily hanya mampu menggelengkan kepalanya. Reva mungkin memiliki niat untuk membahagiakan elsa. Ia pun juga telah memberi restu pada reva. Tapi prily melihat jika elsa tidak memiliki perasaan lebih terhadap reva. Prily justru menangkap jika elsa memiliki perasaan lebih terhadap adam. Ia bukan hanya sekedar menebak tapi tatapan mata elsa pada reva itu lain. Tapi meski begitu apa pun nanti, bagaimana pun akhirnya prily akan tetap mendukungnya. Elsa berhak bahagia dengan pilihanya. Begitu pun dengan reva dia juga berhak memiliki kebahagian nya sendiri. Meski akan sulit mungkin, tapi prily berharap akan ada yg bisa menggantikan nama tiffany di hati reva.
Reva mendorong elsa masuk ke dalam mobil. Elsa hanya merengut dengan sikap pemaksa reva. Ia juga bisa sendiri, tanpa harus si seret seperti itu.
Reva masuk dan duduk di kemudi setir, di lajukanya mobil sportnya dengan kecepatan sedang. Elsa masih diam, ia masih kesal karena reva mengajaknya tanpa bilang terlebih dahulu." sa ko diem aja sih" tanya reva, setelah beberapa menit di landa keheningan. Elsa menatap reva sekilas lalu memalingkan wajahnya. Ia masih kesal dengan reva.
" sa, aku tanya ih" reva menepikan mobilnya dan menarik tangan elsa untuk menghadapnya.
" sa kalau aku punya salah aku minta maaf ya. Aku kan ga tahu salah aku di___"
" km tuh ya, kalau mau pergi bilang dulu kek ke aku. Pergi main pergi aja. Ga sopan tahu" potong elsa cepat. Reva tergelak ternyata elsa marah gara2 itu. Dalam hati reva tertawa sendiri.
" kenapa, sadar kalau udah bertindak tidak sopan" tambah elsa. Reva menarik elsa lalu dipeluknya dengan erat. Elsa membeku ia tidak menyangka jika reva akan melakukan ini. Jujur saja meski reva memeluk nya ia tidak merasakan getaran aneh di hatinya. Jantung nya pun biasa saja. Berdetak normal. Tidak ada yg berubah.
" maaf deh, lain kali aku akan bilang. Sekarang jangan cemberut lagi ok" bisik reva. Di elusnya rambut elsa dengan lembut. Elsa memejamkan matanya. Ia ingat seseorang pernah melakukan ini padanya. Saat itu ia merasa bahagia. Tidak seperti sekarang.
" ya, tapi lepas ih. Ga bisa nafas nih" ucap elsa. Reva segera melepaskan pelukanya dan menatap elsa malu.
" emmm, sory " ujar reva tak enak. Elsa mengangguk. Reva pun menjalankan mobilnya kembali. Sesekali elsa menoceh dan mereka terlibat percakapan seru selama di perjalanan. Reva dan elsa kini sudah tiba di depan pintu masuk salah satu mall ternama. Reva memarkirkan mobil nya di tempat parkir. Elsa turun lebih dulu dan menunggu reva. Setelah itu mereka masuk dengan beriringan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Brandalan season2
Losoweperjuangan seorang gadis untuk mendapatkan kebahagian nya. tapi masalah demi masalah terus datang silih berganti. Cacian, makian, setiap hari ia dengar dan dapatkan. seperti sudah menjadi santapan sehari harinya. akan kah kebahagian itu ia dapat...