Autor pov
Setelah mengantar kan prily dan alea pulang ke rumah adam tak langsung pulang. Dia mampir dulu ke markas FBI. Ada hal yg perlu ia bicarakan dengan leo. Mungkin masalah ia akan kembali aktif lagi dan mengetahui apa yg sedang di kerjakan sekarang. Sudah terlalu lama rasanya ia tidak menginjakan kakinya di markas. Terlalu sibuk dengan dunianya hingga mengabaikan tugas nya sebagai agent. Kesibukan nya dulu seperti membuang waktu dengan percuma. Adam tersenyum getir. Dia dulu begitu egois. Mengingat perbuatan nya dulu membuat adam malu. Ya malu akan dirinya sendiri. Sekarang justru ia mendapat kebahagiaan tiada tara.
Dan untuk hubunganya dengan orang tuanya. Adam belum tahu akan berakhir seperti apa. Ia terlalu kecewa pada ibunya. Perbuatan ibunya menyisakan luka yg mendalsm. Hampir saja ia kehilangan arah hidup nya. Jika saja dulu steven datang terlambat. Mungkin kini ia hanya lah manusia yg tak berdaya. Tuhan ternyata masih menyayangi nya. Kini ia masih bisa berjalan dengan kedua kakinya. Mencari nafkah dengan kedua tanganya. Entah akan seperti apa jika semua ini tidak bisa lagi ia gunakan.
Adam melangkah dengan mantap. Beberapa agent FBI menyambut hormat dan memberi salam. Pengaruh adam masih kuat di FBI. Dia terkenal sebagai pemimpin berdarah dingin. Meski sempat fakum ternyata aura yg di pancarkan masih sama. Dingin dan datar. Itu lah kesan adam di lingkungan FBI.
Adam melambai kan tangan nya ke arah edrik dan juga leo. Dua pria yg kini tengah berkutat dengan dua layar komputer sekaligus. Kaca mata yg bertengger di keduanya menambah kesan keseriusan. Dua orang yg memiliki pengaruh besar di FBI juga.
" loh ko tumben kamu ke sini dam. Bukan nya steven dan reva sedang ke tempat mu ya" tanya leo tanpa mengalihkan sedetik pun dari layar di depan nya.
" aku tidak tahu, justru aku kesini karena habis nganterin bunda prily sama alea. Tadi pagi mereka main ke rumah" jelas adam.
" jadi benar kalau km udah pindah rumah. Maksud om bukan di apartemen lagi" kali ini edrik yg bicara.
" begitu lah. Jadi apa yg sedang om lakukan. Apa ada hal yg ku lewatkan selama ini" adam sengaja mengalihkan pembicaraan. Ia belum bisa memberi tahu kan di mana dia tinggal sekarang. Ya walau cepat atau lambat mereka juga akan tahu.
" ada pencurian data penting. Sebagian komputer di sini telah di retas oleh seseorang. Kami sedang mencari tahu siapa pelaku nya. Karena jika ini terjadi lagi ini akan membahayakan markas kita. " jelas edrik.
" ya dan kami masih berusaha. Reva dan steven bekerja di luar markas. Sedang kqn kami yg memberi segala informasi yg telah kami temukan. Dan semalam telah terjadi pertaruang di hutan selatan indonesia. Kami blm tahu apa yg terjadi di sana. Kubu siapa dan siapa nya belum teridentifikasi" sambung leo.
" seserius itu. Aku bahkan baru tahu jika ada pencurian data di markas kita. Apa itu sudah lama. Bunda tahu" tanya adam beruntun.
" semua tahu. Mungkin sekitar 1 bulanan . dan sampai sekarang kami sulit mencari pelakunya. " jelas leo.
Adam menggeram, sejauh itu kah dirinya tidak tahu permasalahan yg tengah terjadi. Apa dirinya sudah tidak di anggap lagi sebagai anggota FBI?
Damm!!!!
Seperti ia terlalu terlena dengan dunia nya kemarin. Di tambah masalah dirinya yg menghilang. Bisa saja mereka sulit menemukan dirinya sehingga tak ada yg memberi tahu apa yg sedang terjadi. Atau mereka justru sengaja tidak memberi tahu nya???
" jangan berpikir jika kami tidak memberitahu mu dam. Kami bahkan sempat kehilang kontek dengan dirimu. Jadi wajar jika kami tidak memberitahu mu karena kau yg tiba tiba menghilang dulu" ucap edrik seolah tahu apa yg sedang di pikirkan oleh adam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Brandalan season2
Randomperjuangan seorang gadis untuk mendapatkan kebahagian nya. tapi masalah demi masalah terus datang silih berganti. Cacian, makian, setiap hari ia dengar dan dapatkan. seperti sudah menjadi santapan sehari harinya. akan kah kebahagian itu ia dapat...