Banyak tugas tapi malah lanjut nulis. Ketauan mami eh di sita tu hp. Karna autor banyak akal pinjem hp kaka langsung nulis tancap gas di meja setrikaan haaaaa. Maafkan anak mu ini mam tapi otak anak mu lagi mumet mikirin tugas kuliah yg ga kelar2. Haaaaa curcol dikit ga papa ya.
Happy reading semuanya.
Autor pov
Reva berjalan dengan hati riang. Kunci motor yg berada di tanganya ia putar2 di jari telunjuknya. Memasuki rumah tanpa harus mengetuk terlebih dahulu. Wajar jika reva begitu. Karna rumah ini adalah rumah kedua nya. Sewaktu kecil reva sering bermain di rumah fany.mereka kerap menghabiskan waktu bersama. Bermain boneka, main masak masakan. Bahkan mereka bermain lumpur . reva tersenyum kala mengingat masa kecil nya. Fany yg memang satu satu nya perempuan di antara mereka. Karena elsa jarang sekali keluar rumah saat itu.
" om... Fany.. Where are you" teriak reva. Ia sudsh berada di dalam rumah. Mengamati setiap penjuru dan sama. Tidak ada yg berubah. Semus masih tertata pada tempatnya.
" om...fany.. Reva dateng nih" teriak nya lagi. Namun belum ada yg menyahut. Reva akhirnya berjalan menuju taman belakang. Dan benar saja fany bersama edrik tengah berpelukan. Reva berjalan menghampiri mengurai pelukan di antara mereka berdua. Mengambil posisi di tengah2. Fany dan edrik yg terkejut hanya bisa menatap tajam reva. Bisa bisanya reva menggagguk acara mereka.
" maaf om, tapi om jangan lama2 meluk bany sweet ku. Tar sesek nafas loh" ucap reva.
Dasar ga bapa ga anaknya sama saja pengganggu. Batin edrik.
" mau apa, dateng2 langsung duduk di tenang2 kita hmm "tanya edrik. Fany mengusap air matanya ia tidak mungkin berhadapan dengan reva saat wajahnya memerah. Dapat di pastikan jika reva akan mengatainya cengeng. Sama seperti mereka kecil dulu. Fany yg manja dan gampang sekali menangis membuat reva sering mengatainya cengeng. Fany mengakui tapi tidak untuk sekarang.
" begini om, reva mau ngajak jalan fany. Boleh kan. Owh pasti boleh. Om kan baik. Tentu. Ok kita berangkat" reva terus berbicara sendiri tanpa rem. Edrik yg belum menjawab sama sekali langsung memukul kepala reva pelan.
" awwww sakit om" keluh reva. Ia mengusap kepalanya pelan. Fany terkikik geli. Jelas saja reva di pukul daddy nya. Bicara ko jawab sendiri. Aneh. Batin fany.
" kamu tuh ya, masuk rumah orang tuh ketuk pintu dulu kek. Kasih salam dulu kek. Ini mah dateng maen srobot, minta ijin tapi jawab sendiri. Terus udahnya main mau pergi aja" omel edrik.
Reva cengengesan, ia mengusap tengkuknya yg tidak gatal. Habis ia dateng malah di suguhi pemandangan romantis bapa dan anak. Jelas reva cemburu. Meski itu sama edrik yg jelas2 ayahnya fany.
" ahh om ini ga tahu reva ajs. Gimana nih om boleh ga ngajak fany keluar janji deh ga pulang malem malem" ucap reva.
" emang kamu mau ngajak aku kemana" tanya fany. Reva tersenyum misterius.
" ada deh, pokonya rahas___"
" mau kemana" potong edrik cepat. Meski sama reva jelas edrik harus tahu kemana tujuan mereka. Edrik seperti ini hanya karena ia ingin melindungi putrinya.
" ahhh om ini. Ok. Reva mau ngajak fany ke mall. Cari gitar buat gantiin gitar nya yg hancur karena ket___mmmm" fany langsung membungkam mulut reva. Bahaya jika reva mengatakan kejadian yg tadi. Daddy nya pasti marah dan bisa saja menghubungi orang 2nya untuk menjaganya.
" sweet reva ga bisa nafas loh" tegur edrik. Fany langsung melepaskan tanganya. Nafas reva naik turun. Ia mengambil udara sebanyak2nya.
" fah"
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Brandalan season2
Randomperjuangan seorang gadis untuk mendapatkan kebahagian nya. tapi masalah demi masalah terus datang silih berganti. Cacian, makian, setiap hari ia dengar dan dapatkan. seperti sudah menjadi santapan sehari harinya. akan kah kebahagian itu ia dapat...