Gadis Brandalan season2

Dimana letak keadilan itu

Autor pov

" vi__ona"

Elsa menegang. Dia memang sudah tahu  wajah viona seperti apa. Dia juga tahu siapa viona sebenarnya nya. Hanya saja ia tidak tahu jika vio adalah pimpinan el draco. Elsa hanya tahu jika vio adalah kekasih adam dulu. Dia memang sudah ada di indonesia sejak saat ia menghilang dan amnesia. Vio juga lah wanita yg pernah ia lihat di apartemen adam dulu. Dan wanita ini pula lah yg tidur bersama dengan adam dulu.

Hatinya mendadak perih dan sesak. Elsa tidak mau jika vio datang untuk meminta bertanggung jawab an adam. Elsa ingin menjadi gadis egois saat ini. Ia ingin adam tetap di sisi nya meski vio meminta nya untuk pergi. Vio tidak memilik hak untuk membuat nya jauh dari adam. Dia disini berstatus istri sah nya. Sedang kan vio, dia hanya masa lalu adam. Dan elsa berusaha untuk tidak berpikir negarif. Meski kini hatinya entah sudah berbentuk seperti apa.

Vio tidak salah datang ke rumah milik adam. Ternyata elsa sudah tahu siapa dirinya. Bagus. Itu artinya ia bisa melancarkan aksinya dengan lancar. Lihat lah wajah terkejut elsa saat ini. Sangat bodoh, vio tidak menyangka jika elsa bisa di daulat sebagai agent black widow yg paling di sayang dan di hormati. Bahkan pemimpin nya ikut turun tangan untuk melindungi wanita yg ada di hadapan nya ini. Sebegitu istimewakah elsa di mata yona sang pemimpin black widow. Jika tidak karena sandi rahasia yg di genggam elsa, vio bisa saja langsung menembakan timah panas ke kepala elsa. Tapi ia tidak ingin semua cepat berakhir. Harus ada penderitaan sebelum ia tak lagi mampu melihat dunia.

Kejam. ? Itu lah diri nya.

" kau sudah mengenal ku. Bagus lah jadi aku tidak perlu memperkenalkan diri ku" ucap viona dengan senyum culas nya.

Elsa mendengus, di saat seperti ini kenapa harus wanita ini yg datang. Tidak taukan dirinya kini sedang menikmati waktu bersama adam. Ya tuhan elsa melupakan adam di atas sana. Ingin rasanya ia berlari ke atas dan mengecek adam. Namun ia tidak mungkin meninggalkan viona di sini sendiri. Bisa bisa dia semakin masuk lebih dalam lagi. Dan bagaimana bisa dia juga masuk tanpa melewati para penjaga rumah nya.

" tentu saja, adam sudah mengenal kan mu. Kau hanya masa lalu nya bukan " ungkap elsa.

" ya, tapi apa kau tahu jika kami saling mencintai. Kau yg seharusnya sadar di sini. Bukan kah seharusnya kau yg sadar diri"

" benar kah. Ya tuhan aku tidak sadar itu. Lalu kau ingin aku bagaimana. Tentu saja aku tidak akan pergi meski kau menyuruh ku. Terkecuali itu dari mulut adam sendiri" balas elsa sengit. Jangan pernah meremehkan nya. Dia tidak tahu siapa yg sedang ia hadapi. Kucing yg jinak namun akan mengganas jika di usik.

" uhhhh... Akan ku pasti kan itu nanti. Dan kau bersiap lah hingga tiba saat nya nanti " ujar vio. Wajah tak berdosa dengan senyum evil yg menghiasi wajah nya. Uhhh ingin rasanya elsa mencakar wajah itu hingga tak berbentuk. Dasar wanita ular. Jangan harap ia akan takut.

" owh ya, hampir saja lupa. Maksud kedatangan ku kesini hanya ingin menyampaikan bahwa di dalam sini ada anak nya adam. Jadi ku harap kau bercerai dari nya. Menjauh dari kami dan biarkan kami hidup bahagia. Bukan kah kau menang perusak hubungan orang. Kekasih reva saja sampai meninggal. Owhhh betapa kejam nya kau ini.. "

Tangan elsa sudah mengepal sempurna. Rahang nya mengeras, pertahanan dirinya akhir nya hancur sudah. Benarkah vio sedang mengandung anak adam. Benarkan semua yg di katakan vio barusan. Tentu saja tidak, vio hanya ingin melihat elsa menderita, frustasi, bahkan gila sekali pun. Lalu dengan begitu ia dengan mudah menyingkirkan orang orang FBI dan black widow satu persatu. Bukan kah kini seorang tya juga sedang mengalami depresi. Dan bagaimana jika di tambah dengan elsa.

Wawww itu akan menjadi pertunjukan terakhir nya. Dan mungkin satu di antara nya akan menjadi bonekanya. Haaa ini sungguh menyenangkan batin vio.

" pergi dengan suka rela, atau pergi dengan derita" ancam vio. Elsa menggertakan giginya hingga sedikit menimbulkan bunyi. Sekuat tenaga ia tahan, sekuat tenaga ia tidak berlari kearah viona dan menerjang tubuh wanita itu. Sekuat tenaga pula ia mencoba menata hatinya yg sudah hancur tak bersisa.