Tiffany pov
Tidak memperdulikan teriakan reva dan adam . aku langsung bergegas masuk kedalam kamar. Mengunci nya dari dalam dan menangis. Hatiku sakit, pernyataan elsa membuatku merasa aku yg tak pantas untuk reva.
Cewek penyakitan.
Kata itu terus terngiang di kepalaku. Rasanya sesak di dada. Elsa mungkin benar. Aku bukan lah cewek yg sempurna, aku sakit. Lalu apa salahnya. Sakit ini juga bukan keinginanku. Tuhan mempunyai rencana lain di balik penyakitku ini.
Kalau aku boleh memilih, aku tak ingin sakit, aku ingin seperti wanita lainnya. Bersenang demgan bebas. Banyak hal lainya yg bisa di lakukan. Namun aku juga tidsk pernah menyesal, momy berjuang demi melahirkanku. Dia merelakan nyawanya agar aku bisa tetap hidup. Lalu siapa yg harus di salahkan di sini. Tuhan. Momy. Daddy.
Tidak. Tidak ada yg perlu di salahkan di sini. Semua sudah di gariskan. Meski sering aku mengeluh aku tetap senang. Masih memiliki orang2 yg menyayangiku.
Tapi ini, entah kenapa kata kata yg di lontarkan elsa membuatku sakit. Sangat menusuk hatiku. Aku merasakan sesak lebih sesak dari biasanya. Kupukul2 dada ini, kenapa sakit sekali.
" tuhan, kenapa ini sakit sekali rasanya tuhan"
Tok
Tok
Tok
Pintu kamar di ketuk tiga kali. Detik berikut terdengar suara reva dan adsm dari luar. Aku menutup kupingku, berusa untuk tidak mendengar tapi tetap saja ketukan di pintu semakin lama semakin keras. Aku tahu mereka pasti mencemaskanku. Melakukan hal yg mungkin akan membahayakanku. Tapi aku tidak bodoh, aku bukan gadis yg menyelesai masalah dengan cara seperti itu.
Aku hanya butuh waktu sendiri, merenung kan hidupku yg begitu menyedihkan.
" sayang buka pintunya. Ku mohon"
" sayang ini daddy sayang. Ayo buka pintunya. Kita bicara baik baik sayang"
Daddy,!!! Aku memeluk tubuhku, menyandarkan kepala ku pada tembok. Airmata ini rasanya enggan untuk berhenti. Masih sakit.
Dia cewek penyakitan..
Tidak aku tidak penyakitan. Sakit ini tidak menular, hanya gangguan pernafasan. Apa ini di sebut penyakit juga. Ku gelengkan kepala ku. Mengenyahkan kata kata elsa yg terus saja berputar bak kaset kusut yg rusak. Masih jelas, dan sangat jelas.
" tidak,, aku bukan gadis penyakitan... Tidak" teriaku tanpa sadar. Tanganku bergerak menarik rambut di kepala. Berusaha menyingkirkan agar kata itu segera menghilang.
Cewek penyakitan
Cewek penyakitan
" berhenti lah. Ku mohon... "
Duar
Duar
Bruk
Pintu kamar berdecit keras. Sepertinya daddy berhasil mendobrak pintu kamarku. Aku tidak peduli, yg terpenting bayangan itu pergi dari kepala ku. Sakit...
" sayang... Hentikan. Km menyakiti diri mu sendiri" daddy berusaha menenangkan ku. Ku rasakan tubuh ku di rengkuh, memeluk ku erat. Aku menangis di pelukan daddy.
" sakit dad, sakit.. Suruh dia menghilang dari pikiranku. Dad. Aku bukan cewek penyakitan.... Daddy "
" ya sayang daddy akan menyuruh nya pergi. Tenanglah.." bisik daddy.
" kata daddy katakan.."
Tubuhku melemas, nafasku terasa berat dan sangat susah untuk menghirup. Ku pukul pukul dada ku, berharap aku bisa bernafas. Tapi semakin ku pukul semakin susah aku bernafas. Perlahan kesadaranku mulai menghilang. Semua menjadi gelap. Aku tidak tahu apa yg terjadi setelah nya. Yang pasti aku hanya mendengar daddy berteriak dan menyuruh reva menyiapkan kan mobil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Brandalan season2
Randomperjuangan seorang gadis untuk mendapatkan kebahagian nya. tapi masalah demi masalah terus datang silih berganti. Cacian, makian, setiap hari ia dengar dan dapatkan. seperti sudah menjadi santapan sehari harinya. akan kah kebahagian itu ia dapat...