Autor pov
Suasana pagi di rumah elsa dan adam. Tidak ada yg berubah masih seperti awal rumah itu di tempati. Adam sudah siap dengan setelan jas dokternya. Dia memasukan semua berkas2 yg akan dia perlukan. Mengecek kembali sebelum ia berangkat.
Adam menatap ke atas ranjang. Di sana elsa masih bergelung dengan selimut tebal nan hangat. Selimut yg melindunginya dari dingin nya udara di pagi hati. Rumah adam memang terbilang rumah yg asri. Udara di sekitarnya belum tercemar sama sekali. Tak ada polusi kendaraan atau asap dari pabrik. Yang ada hanya kicauan burung yg bernyanyi dan hembusan angin nan sejuk.
Elsa menggeliat saat sesuatu menerpa lehernya. Hembusan nafas yg membakar seluruh sel sarafnya. Sekali lagi elsa menggeliat, merasa tidurnya yg nyenyak di ganggu ia menarik selimut lebih atas lagi. Kini selimut itu sukses menutupi seluruh tubuhnya.
Adam terkekeh, elsa sangat sulit di bangunkan jika tidak dengan keinginan nya sendiri. Di tariknya selimut yg menutupi tubuh elsa. Di kecupnya setiap inci wajah elsa yg membuat sang empu terpaksa membuka matanya. Tangannya menangkup wajah adam dan menyinhkirkan nya dari wajahnya. Adam tidak putus asa, selama elsa belum membuka matanya maka jangan harap tidurnya akan senyenyak semalam.
Lihat matahari sudah memunculkan sinarnya. Burung burung bernyanyi riang. Namun tampaknya seorang elsa tak terpengaruh dengan suasana pagi ini. Apa lagi godaan godaan yg adam berikan justru membuat elsa semakin terlelap.
" sayang week up..."
" eunmmmm five minute dam. " jawab elsa.
" ayolah sayang. Aku harus segera pergi ke rumah sakit. Apa kau tak ingin sarapan pagi bersama" bujuk adam.
" kau sudah bekerja pagi ini. " ucap elsa setelah dengan susah payah ia membuka matanya. Pandangan matanya bertemu dengan mata hitam milik adam. Mata yg ia sukai karena begitu banyak pancaran cinta dan kasih sayang yg adam berikan untuk nya.
" ya. Kau tak apa kan aku tinggal pasalnya aku mungkin akan sampai malam. " ungkap adam.
Raut wajah elsa sedikit muram. Ia pasti akan merasa kesepian. Di tinggal adam hingga malam tanpa kegiatan itu akan sangat membosankan. Terlebih dengan rumah ini terlalu besar dan luas.
" apa yg kau pikirkan hmmm. Kau bisa mengerjakan apa pun yg kamu suka. Kau bebas melakukan apa pun dengan rumah ini. " ucap adam. Elsa menatap adam lekat, wajah nya yg masih terlihat pucat. " adam soal ucapan ku semalam apa kau mengizinkan ku. " elsa kembali menanyakan soal pernyataan nya tadi malam. Soal dia yg akan kembali aktif di FBI. Adam belum memberikan jawaban nya. Dan elsa berharap jika jawaban itu tentang persetujuan.
" sayang, bukan kah kamu ingin fokus mengurus ku. Kenapa sekarang minta kembali ke FBI. " selidik adam.
" tentu, tapi aku akan bosan. Mungkin sedikit memacu adrenalin membuat ku bersemangat" ujar elsa. Ia benar benar berharap jika adam aksn mengijinkan nya. Setidaknya hingga semua masalah terpecahkan.
" aku tidak mengizinkan. Kau bisa melakukan apa saja asal jangan kembali ke FBI. " tolak adam.
" kenapa"
" karena aku tidak ingin kau kenapa napa elsa. Kau tahu bukan dunia FBI itu penuh dengan ancaman. Bahaya" jelas adam. Tapi elsa seperti nya sudah dengan keputusan nya. Dia akan tetap kembali ke FBI. Jika adam menolak ia akan tetap memohon hingga adam mengijinkan nya.
" please..." mohon elsa.
" tidak elsa. Cukup kau mengurus ku dan calon anak kita kelak. Masalah FBI biar aku yang lain nya. Paham. "
" please adam, biarkan aku kembali. Yah" elsa tetap memohon. Adam rasa kesabaran nya sudah habis. Ia melarang karena ia memikirkan keselamatan dirinya. Masalah yg kini sedang di hadapi FBI bukan hal sepele. Ia tidak ingin memikirkan kemungkinan2 yg akan terjadi. Tidak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Brandalan season2
Randomperjuangan seorang gadis untuk mendapatkan kebahagian nya. tapi masalah demi masalah terus datang silih berganti. Cacian, makian, setiap hari ia dengar dan dapatkan. seperti sudah menjadi santapan sehari harinya. akan kah kebahagian itu ia dapat...