Autor pov
Yona membanting semua benda yg berada di hadapan nya. Ruangan nya yg begitu rapih kini bak kadang babi nan berantakan. Tidak seperti yona pada biasanya. Dan kini dia tengah melampiaskan kemarahan nya pada benda benda yg bisa ia banting. Seluruh anak buah di dalam markas black widow menatapa ngeri ke arah pintu. Di dalam sana pemimpin nya tengah mengamuk. Entah apa yg membuat marah pemimpin mereka. Tapi jika bosnya keluar saja sekarang, bisa di pastikan mereka akan mati berdiri. Tidak ada yg bisa menangani pemimpin mereka saat sedang marah, sekali pun sedang dalam keadaan baik pun mereka masih merasakan aura yg mencekam. Sungguh aura yg di pancarkan pemimpin yg mereka tak pernah melihat rupa dari pemimpin mereka. Namun mampu membuat dadanya sesak saat berhadapan secara langsung.
Yona meninju diding tembok hingga retak, tangannya seketika mengeluarkan darah segar. Rasa sakit langsung menyeruak, tapi yona bukan gadis cengeng yg akan menangis. Ia justru merasa lega saat ia telah melampiaskan kemarahan nya. Yona menatap ruang kerjanya, sangat berantakan. Berkas berkas berserakan di mana mana, peralatan tulis semua berceceran entah dimana. Yona mengambil jubah hitam serata topi yg kerap ia gunakan. Mengambil rompi anti peluru lalu di balut lagi dengan jaket hitam pekat identitas organisasi nya.
Dia akan berangkat untuk bertemu seseorang. Kesabaran nya sudah habis, sudah cukup ia mengikuti permainan nya. Kini saatnya ia yg mengatur permainan itu. Jangan harap akan ada ampunan untuk para pecundang yg bersrmbunyi di balik nama el draco. Baginya el draco tidak apa apa. Jika ia harus mati maka ia akan mati bersama dengan pemimpin el draco yg memuakan itu.
" bereskan ruang kerja saya. Dan panggil tya untuk mengurus dan mengambil alih markas. Saya akan pergi untuk beberapa waktu. " perintah yona. Semua mengangguk patuh, menanyakan akan kemana mereka tak berani. Di lihat dari gerak tubuh pimpinan nya masih di liputi aura kemarahan.
Yona mengambil pistol h 89 f pistol dengan kecepatan yg tidak main main. Peluru yg di pakai pun memiliki kecepatan yg langsung mematikan lawannya dalam sekejap. Tidak ada yg bisa lolos dari pistol maut milik yona. Karena sudah ratusan orang yg telah menjadi koban dari pistol tersebut. Dan sekarang entah siapa yg akan menjadi mangsa nya. Karena kini dia hanya menunggu sang dewi kematian datang kepadanya.
" ka yona kau mau kemana" tanya tya. Dia baru saja akan menemui yona dan berniat untuk meminta izin mengurus markas di utara. Dengan begitu ia tidak akan mengingat saat ia bertatapan dengan yona. Ingatan tentang ciuman yg membuatnya harus membuat luka dan patah tulang para pengawal daddy nya.
" ada urusan yg harus ku selesaikan. Kamu ambil alih markas ini. Saya pergi untuk beberapa waktu " jawab yona. Dia memasukan beberapa peralatan kedalam mobil. Mengambil alat komunikasi yg langsung terhubung dengan markas FBI. Memberi tahu pada anak buahnya jika ada hal yg harus ia beritahu. Dan yona juga memasang beberapa alat lainya di kaki, telinga kiri dan di bagian perutnya. Semua sudah ia persiapkan.
" kemana.! Aku kesini untuk meminta izin pada mu untuk mengurus markas di bagian utara. Bukan pusat. " terang tya.
" untuk apa, markas di sana sudah ku tutup sementara. Kau hanya aksn membuang waktu mu di sana. Sekarang bergegas lah untuk memimpin markas " tegas yona.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Brandalan season2
Randomperjuangan seorang gadis untuk mendapatkan kebahagian nya. tapi masalah demi masalah terus datang silih berganti. Cacian, makian, setiap hari ia dengar dan dapatkan. seperti sudah menjadi santapan sehari harinya. akan kah kebahagian itu ia dapat...