Kegiatan di sekolah terasa menyenangkan hari ini. Aku ingat ketika pertama kali menjadi murid baru di sekolah saat aku tak memiliki teman lain selain Calvin. Saat-saat dimana orang-orang ikut membully-ku namun kini beberapa dari mereka menjadi temanku sekarang. Seperti Bradley dan Christian. Kecuali Austin. Dia tidak membully-ku saat itu karena dia baru menampakkan diri ketika pembullyan itu sudah tidak lagi dilakukan. Kami menghabiskan waktu istirahat bersama. Makan siang disatu meja yang sama dan melontarkan lelucon-lelucon yang membuat kami tertawa bersama. Aku bahkan tak sempat menelan makananku karena terus tertawa mendengar ocehan Christian yang mengkritik rambut Bradley. Christian tak berhenti mengoceh mengejek rambut Bradley yang menurutnya tak keren meskipun dibuat sekeren apapun. Ejekan itu dibuat dengan kata-kata lucu yang membuat kami semua tertawa. Aku bahkan baru tahu bila Christian pintar dalam melucu. Perutku terus berguncang sedari tadi. Salah satu dari kami belum ada yang menghabiskan makanan padahal sudah hampir dua puluh menit kami di kantin. Austin belum menyentuh sedikitpun makanannya. Sedangkan Christian, menyuap makanannya sesekali ketika telah mengakhiri perkataannya. Tapi beberapa detik kemudian ia kembali mengoceh dengan topik yang sama tentang 'rambut Bradley'
Barangkali kamilah yang paling mencolok dikantin. Tak jarang beberapa orang melirik kami dengan pandangan penasaran dengan apa yang kami tertawakan. Terlihat raut sinis Lilly ketika kami saling lirik di waktu yang bersamaan. Lalu ia mulai bicara dengan Chloe sambil sesekali melirikku dengan pandangan tak suka. Aku mengabaikannya. Lalu kembali tertawa saat mendengar balasan Bradley yang mulai tak terima menjadi bahan bully hari ini.
Seusai dari kantin, aku menyempatkan diri ke toilet. Toilet wanita itu selalu sepi. Aku melirik diriku di cermin sambil sesekali merapikan rambutku. Saat aku membasuh kedua tanganku, suara pintu itu terbuka. Terdengar langkahan sepatu yang berjalan mendekat. Lalu berhenti tepat di sampingku.
"Aku sudah memperingatkan," suara itu tak asing bagiku. Dengan kerutan heran aku menoleh ke kiri. Aku yakin, orang itu sedang bicara padaku. Tapi aku tidak mengerti apa maksud perkataannya. Mendongak, aku berkata dengan raut heran
"Apa maksudmu, Perrie?"
Perrie yang tadinya sedang menatap diri di cermin, kini menoleh dengan angkuh. Dia menatapku tajam hingga akhirnya membalikkan badan dan menghadapku. Tatapan mata yang seolah sangat marah itu seketika melunak ketika di pandangnya aku cukup lama. Seolah ada rasa iba saat ia menatapku. Aku masih mengerutkan kening, benar-benar tidak mengerti.
"Aku tidak akan bertindak, tapi dirimu sendirilah yang akan membuat kau hancur."
Aku tercengang. Setelah mengucapkan kata-kata yang tidak jelas maksudnya itu, Perrie pergi begitu saja. Meninggalkanku dengan berjuta pertanyaan yang hanya dapat kukatakan pada diri sendiri. Apa maksud perkataannya?
***
Ketika tiba di apartemen, aku mendapat pesan dari Adam yang menyuruhku untuk segera menemuinya di rooftop. Aku sedikit mengernyit. Aneh, biasanya Adam lebih memilih untuk langsung ke apartemenku bila ingin mengatakan sesuatu. Aku bergegas keluar. Seketika perasaan ingin menemui Adam tertanam dalam, rasanya seperti merindukannya. Di sekolah, kami tak sempat bicara banyak. Yah, aku menghabiskan waktu bersama teman-temanku. Begitupula dengan Adam yang biasa berkumpul bersama teman-temannya. Saat pulang sekolah, Calvin memilih untuk mengantarku. Ia berkata sudah lama tidak melakukannya dan dengan senang hati ia ingin melakukannya. Tak ada penolakan yang bisa kukatakan. Adam berkata itu hal yang bagus, karena selain bisa membuat hubungan kami semakin membaik, aku juga bisa pulang lebih cepat.
Eskalator itu berdenting ketika aku telah sampai di lantai paling atas. Melangkah keluar, aku disambut oleh koridor sepi yang dindingnya dihiasi lukisan-lukisan karya LV. Aku melihat-lihat sejenak namun tak berlama-lama di sana, karena meskipun aku terpesona akan keindahan lukisan yang memikat mata itu, perasaanku mendorong diri untuk bergegas cepat menaiki anak-anak tangga menuju pintu rooftop dan menemui Adam.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Secret Between You And Love
Teen FictionCarley Sophia Tompson adalah seorang siswa pindahan dari prancis yang masuk ke sekolah baru di London. tak ada satu pun sambutan baik dari para penghuni kelas tersebut dari anak lelaki maupun perempuan. tapi ada satu pria culun bernama Calvin yang m...