BAB 24. With Him

823 43 0
                                    

Sepulangnya dari rumah Calvin, aku dan ibu mengunjungi banyak tempat wisata di London. Kami menjelajahi setiap tempat-tempat menyenangkan hanya berdua. Sejak kepulangan kami, Josh mengatakan tak dapat menemani untuk pergi karena ia harus kembali ke restoran tempatnya bekerja. Sedangkan Calvin, aku sudah mengajaknya berulang kali untuk ikut bersama kami. Tapi ia menolak dan ingin memberi kami waktu untuk berdua saja. Padahal aku berharap Calvin akan ikut dan menghabiskan hari spesialku dengan bersama.

Setelah selesai mengelilingi London, aku dan ibu pulang ke apartemen pukul 9 malam. Aku cukup lelah untuk hari yang menyenangkan ini. Dan kuharap aku dapat langsung meniduri kasurku yang empuk tanpa harus memakai piyama dan menggosok gigi terlebih dulu.

Aku menuruni mobil setibanya di depan apartemen. Ibu menyuruhku untuk pergi ke apartemen lebih dulu karena ia tahu aku sudah sangat lelah. Sementara itu mobil ibu melaju pelan menuju basement dan memarkirkannya di sana. Aku berjalan menuju pintu masuk ketika mobil ibu telah melewati jalan menuju basement. Dengan daya mata yang melemah, aku mencoba melihat ke sekelilingku.

"Hi Carley!" sapa Bella dengan senyuman paling lebarnya. Aku menoleh sambil melambaikan tanganku singkat.

"Hi!" senyuman tipis terukir samar di bibirku.

"Selamat ulang tahun ngomong-ngomong. Semoga kau mendapat jodoh yang baik," aku tergelak geli. Tiba-tiba rasa kantukku hilang seketika. Digantikan dengan tawaan geli yang cukup mengguncang perutku malam ini.

"Jodoh yang baik? Siapa yang mau menjadi jodohku? Hahaha... " aku menertawakan diriku sendiri sekarang. Bella terdiam agak bingung melihat kelakuanku. Kurasa aku sudah seperti orang mabuk, padahal aku hanya mengantuk.

"Yah, jodoh yang baik? Aku rasa kau akan mendapatkannya."

Aku mengulum senyuman menatap Bella. Doanya tak mainstream. baru kali ini aku mendapat doa agar mendapat seorang jodoh. Biasanya aku akan mendapat doa-doa yang sudah sangat sering diucapkan. Seperti panjang umur misalnya? Atau sehat selalu? Aku kembali melambaikan tanganku kepada Bella. Seketika rasa kantukku kembali terasa.

"Terima kasih ucapan dan doanya Bella! Kuharap aku benar-benar dapat jodoh," ucapku sambil terkekeh. "Aku duluan yah! Aku sudah sangat mengantuk," lanjutku yang dibalas sebuah anggukan oleh Bella.

"Selamat beristirahat Carley dan selamat malam!" ia melambaikan tangan singkat masih mempertahankan senyumannya.

Dengan begitu aku segera berlarian kecil menuju lift. Tak jauh dari mataku memandang, aku melihat Adam yang hendak menunggu lift. Ia mengenakan tshirt putih serta jaket kulit berwarna hitam. Dia terlihat sangat rock. Bahkan aku masih bisa melihatnya sangat detil meskipun mataku telah berada di daya yang seadanya. Bila benar doa Bella akan terkabul, aku harap dialah jodohku.

"Adam!" seruku dengan gembira. Yang dipanggil menoleh dan membalikkan badannya sedikit ragu.

"Kau dari mana?" kataku ketika telah berada di sebelahnya.

"Dari luar."

"Kalau itu aku tahu. Seharusnya kau mengatakan jawaban yang lebih spesifik."

"Dari sana," Aku terkekeh ketika meliriknya. Dia bodoh atau apa?

"Kubilang lebih spesifik, bukan rancu."

Lift itu terbuka dan menghanyutkan percakapan singkat kami barusan. Adam memencet angka empat belas yang menjadi lantai tujuan kami. Tak lama, lift tersebut terguncang keatas dan aku kembali mengajak Adam bercakap-cakap.

"Saat istirahat mengapa kau makan sendiri?"

"Bukan urusanmu."

"Oh, ya. Kau belum menjawab pertanyaanku yang tadi. Kau dari mana?"

The Secret Between You And LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang