BAB 50. Behind the story

583 33 1
                                    

Mobil itu membawa kami tiba di apartemen pukul sebelas malam. Hanya deruan mobil Adam yang memasuki basement yang terdengar. Rodanya berdecit melengking ketika Adam menginjak pedal rem. Aku dan Adam segera turun dari mobil, terburu-buru. Dari basement kami menaiki eskalator hingga ke lantai dimana kami tinggal. Sebelum masuk ke dalam apartemen masing-masing, Adam menghentikanku untuk masuk.

"Persiapkan barang-barangmu dan temui aku di basement satu jam lagi,"

Aku mengangguk paham. Lalu Adam masuk ke dalam apartemen, menghilang dari balik pintu yang baru saja ia buka. Aku masuk ke dalam. Sedikit tergesa, aku mengambur ke dalam kamar dan melepaskan segala atribut kecan tadi. Kulembar tas selempang itu ke sembarang arah, kalung amethyst yang tadinya bertengger anggun di leherku terlepas ketika aku melepaskan dress sebelum melepaskannya lebih dulu. Kalung itu melanting, tercampak, dan menggelinding dilantai, bersembunyi di bagian yang tak dapat terlihat olehku yang sedang sibuk mencari-cari pakaian. Suara khas kristal yang beradu dengan lantai di kesunyian malam itu bergema seakan-akan kamar ini adalah gua yang berada di dalam hutan.

Aku meraih tshirt panjang berwarna putih bergaris horizontal hitam. Kupadukan dengan jeans biru dan sneakers putih. Lalu membalut diri dengan jaket hitam hangat.

Aku terus menatap jam dinding yang berjalan dengan lambat. Aku tak tahu apa yang harus kulakukan. Adam mengatakan satu jam lagi untuk menemuinya di basement. Tetapi aku sudah siap dengan semuanya. Rasa tak sabar itu terus menggebu membuatku mondar-mandir tak tenang. Setelah menghabiskan dua menit untuk mondar-mandir, aku memutuskan untuk membuat kopi. Berjaga-jaga agar aku tak sampai mengantuk saat di sana. Aku menyeduh kopi instan dengan lambat. Berharap jarum menit akan langsung memutar kearah dua belas. Namun selambat-lambatnya aku menyeduh, jarum jam itu seakan lebih lambat dari penantianku. Merasa bosan, aku membuka aplikasi messeger di handphone, mencari kontak Calvin dan mengiriminya pesan disana.

Carley_Tompson: kau sudah tidur?

Semenit kemudian, aku tak menemukan balasan dari Calvin. Kurasa dia sudah tertidur lelap diatas kasurnya. Dengan bosan aku membawa cangkir gelasku ke ruang tamu, menyalakan TV dan memutar acara acak di sana. Acara malam memang membosankan, tak ada tayangan bagus yang menarik untuk di tonton. Entah karena aku sedang bosan atau memang semua siaran saat ini tak ada yang menarik. Mendesah malas, aku menyesap sedikit demi sedikit kopi panas itu. Hingga bunyi handphoneku terdengar dan dengan cepat aku meraihnya.

CalvinHood : Mana mungkin, aku menunggu ceritamu tahu!

CalvinHood: Kau sudah pulang?

CalvinHood: Bagaimana kencan atau makan malammu?

Carley_Tompson: Pulang. Sangat menyenangkan, kami berdansa

CalvinHood: Waw! Adam mengajakmu?

Carley_Tompson: Tentu saja

CalvinHood: Terdengar agak mustahil, aku tak menyangka Adam mau melakukan itu

Carley_Tompson: Memangnya kenapa? Dia seorang lelaki, wajar saja

CalvinHood: Hanya tidak mungkin saja, aku cukup mengenalnya. Kami sudah satu kelas sejak tahun pertama, ingat?

Carley_Tompson: Memangnya seperti apa Adam?

CalvinHood: Berbeda dari teman-temannya

Carley_Tompson: Bisa kau katakan lebih jelas?

CalvinHood: Pria misterius

Carley_Tompson: Misterius? Hahaha hanya itu yang kau tahu? Kau bilang selalu berada di kelas yang sama dengannya

The Secret Between You And LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang