BAB 35. Lovestruck

787 38 0
                                    

The songs for this chapter:
⚫The vamps- lovestruck
⚫One direction-something great


Ketika aku berpikir Adam benar-benar menuruti perkataanku, ternyata aku salah besar. Tentu itu adalah hal paling mustahil untuk seorang Adam Levithan lakukan. Tadinya aku berpikir dia akan meminta maaf pada ibunya. setidaknya itulah alasanku duduk di bangku penumpang di dalam mobil Adam sebelum aku tahu kebenarannya.

"Maafkan aku sebelumnya tapi aku tidak akan menurutimu untuk meminta maaf pada ibuku."

Kata-kata itu terus terngiang di gendang telingaku. Seharusnya aku tahu itu dari awal. Dia tidak mudah menuruti permintaan orang. Entah kemana dia akan membawaku, kurasa ini bukanlah jalan pulang menuju apartemen kami. Dengan kecepatan penuh Adam mengendarai mobilnya dijalanan yang sepi. Yah, sepi. Bahkan sangat sepi. Sejauh mataku memandang hanya ada mobil Adam dijalanan ini. Aku menoleh tak tenang, kulirik ia yang masih asyik menyetir dengan Kecepatan yang membuatku sedikit takut.

"Adam pelan-pelan," ucapku. Adam masih memfokuskan pandangannya ke depan, asyik menyetir dan menghiraukanku. Aku menatapnya takut. Apakah suasana hatinya sedang dalam keadaan baik saat ini? Ia bertingkah seakan-akan sedang memendam amarah dan melampiaskannya pada kecepatan mengemudi. Dia bisa celaka, tak hanya dia saja tapi juga aku.

"Adam?" tak menghiraukanku, Adam justru tambah mempercepat laju mobilnya.

"Adam, pelankan mobilnya!" teriakku cukup kencang. Degup jantungku membara begitu cepat layaknya kecepatan mobil ini. Tak henti-hentinya aku menghela nafas lega ketika Adam kembali melajukan mobilnya pada kecepatan normal.

Adam meringis dengan tawaan kecilnya. Ia melirikku singkat sebelum kembali fokus pada jalanan sepi. "Apa kau mengira aku tidak mendengarmu Carley? Apa kau takut?" kedua alisnya terangkat. Itu terlihat sangat menyebalkan.

"Apa kau menganggap ini lucu? Jangan melaju begitu cepat karena aku tidak mau berakhir di kantor polisi," ucapanku cukup tegas untuk menggambarkan bahwa aku benar-benar serius dengan perkataanku. Dan sebagai orang pintar, Adam mengerti itu. Ia bertahan pada laju normal di jalanan sepi ini.

"Ngomong-ngomong, kemana kau akan membawaku?" kulirik jalanan sepi yang sangat asing bagiku. tak hanya asing tapi rute yang kami lewati begitu mencurigakan. Mengapa jalanannya sangat sepi? Apa Adam akan melakukan sesuatu yang jahat padaku?

"Bagaimana bila kukatakan aku sedang menculikmu?" ia kembali melirikku dengan tatapan tajam. Untuk sesaat kutatap manik mata coklat itu. Menelusuri setiap tatapannya, mencari kebenaran. Adam terlihat serius. Seketika wajah dinginnya terpampang jelas. Ia terlihat begitu dingin dengan tatapan mengintimidasi.

Aku tergelak. "Kau tidak benar-benar serius kan, Adam?" ia tidak menjawab. Melainkan terus memandangku dengan tatapan tajamnya. Untuk beberapa saat aku tak berkutik. Adam mendekatkan wajahnya hingga beberapa senti. Hembusan nafas teraturnya mengenai wajahku, aku gugup sambil menahan nafas. Ia menatapku lekat. Mengamati setiap detil bagian wajahku yang mana membuatnya sedikit mengangkat ujung bibirnya.

"Carley..." desisnya pelan. Semakin lama ia memandangku, semakin dekat pula jarak antara wajah kami. Spontan aku memundurkan kepalaku, menghindari setiap hembusan nafasnya yang berhasil membuat jantungku berdegup kencang. Adam menaikkan satu alisnya, terlihat heran karena aku menghindar. Memandangnya gugup, aku mengalihkan padanganku. Namun di saat itu Adam kembali mendekatkan wajahnya hingga aku tak bisa berkutik. Ia mengangkat daguku agar kembali menatap manik mata indahnya. Kembali kurasakan hembusan nafasnya yang teratur. Semakin lama ia menatapku, ia kembali mendekatkan wajahnya. Hingga aku merasa jantungku benar-benar akan meloncat dari tempatnya ketika Adam mengalihkan pandangannya pada bibirku. Menatapnya cukup lama, ia kembali mendekatkan wajahnya hendak menempelkan bibirnya pada bibirku. Aku menegang di tempat dudukku. Kembali kumundurkan kepalaku untuk mendapat jarak dan seketika kepalaku menyentuh jendela mobil, tak ada jarak lagi. Sementara Adam terus menatap bibirku seolah itulah yang ia inginkan. Aku menghela nafas mencoba menutup mata karena aku tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.

The Secret Between You And LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang