Pagi ini aku bangun dua jam lebih awal dari biasanya. Aku tidak bisa tidur nyenyak semalam karena terus memikirkan hari pertamaku disekolah. Tak sabar rasanya masuk kesekolah hari ini dan bertemu dengan banyak teman. Mungkin beberapa hari sekolah aku bias mengundang teman-teman ke rumah. Atau mungkin mengadakan pestaa menginap dirumahku bila mereka berminat. Aku telah siap dengan seragam sekolahku. Agak aneh menurutku, bahkan sangat aneh. Baru kali ini aku memakai seragam sekolah. Itu seperti terlalu formal Menurutku. Kupandangi diriku didepan cermin. Well, setidaknya perkataanku kemarin benar. Seragamnya tidaklah buruk.
Sekitar sepuluh menit aku berada dihadapan cermin. Akhirnya aku memutuskan untuk menggerai rambutku dan tidak memakai make up sedikit pun. Bukannya apa, tapi aku tidak ingin teman-temanku memiliki pikiran pertama tentangku sebagai anak yang suka bersolek dan sok cantik. Lagipula wajahku tidak terlalu jelek bila aku tidak memakai make up. Meskipun perlengkapan make up satu-satunya yang kupunya hanyalah lipgloss rasa jeruk.
"Carley, sarapannya sudah siap." Teriak Ibu dari dapur.
Aku beranjak dari tempatku. Setelah selesai bersiap. Beberapa menit yang lalu aku sempat membantu Ibu menyiapkan bahan-bahan untuk dimasak. Seperti biasa aku sering membantu Ibu memasak. Aku juga bisa memasak tak kalah dari orang tuaku. mempunyai orang tua yang berprofesi sebagai koki hebat tentu kau akan mewarisi ilmunya. Apalagi aku anak semata wayang, baik Ibu maupun ayah sering mengajakku masak bersama. Kadang kala mereka mengajariku beberapa resep baru yang telah mereka buat dan hal tersebut membuatku menjadi suka memasak. Aku tak perlu membeli makanan bila Ibu ataupun ayah bekerja dan membuat mereka tak sempat makan siang atau makan malam bersamaku. Aku hanya menyuruh mereka untuk tidak pernah mengosongkan isi kulkas agar aku bisa memasak sendiri untukku. Dan hal itu selalu mereka penuhi.
Sarapan hari ini adalah omelet. Aku sudah tahu bila Ibu memang akan memasang omelet. Terlihat dari bahan-bahan ketika ia menyuruhku untuk mengeluarkan beberapa butir telur dari dalam kulkas. Tak lupa Ibu membuatkan secangkir susu untukku.
"Bagaimana perasaanmu? Ini hari pertamamu sekolah." Ujar Ibu memulai pembicaraan ketika aku telah duduk dikursi makan.
"Lumayan deg-degan. Aku tahu harusnya tidak terjadi. Aku sering berpindah-pindah sekolah bukan? Tapi kuharap teman-temanku nantinya menyenangkan," balasku sambil meneguk susu tersebut. Ibu tersenyum.
"Tentu. Teman-temanmu pasti sangat menyenangkan seperti yang sudah-sudah. Kau mudah bergaul untuk mendapatkan teman baru Carley." Hibur Ibu.
Aku mengangguk menyetujui. Tapi, aku tidak tahu apa yang terjadi denganku saat inu. Rasanya aku sangat gugup dan takut bila teman-temanku nanti tidak akan menyukaiku. Sebelumnya aku tidak pernah seperti ini. Bahkan aku tidak pernah memikirkan tentang sekolah baruku disaat aku akan pindah sekolah lagi. Hal ini berbeda. Pertama kalinya aku merasa sesuatu yang aneh. Dan untuk kesekian kalinya aku berdoa 'semoga teman-temanku menyenangkan'.
Ibu bersih keras untuk mengantarku kesekolah hari ini. Aku menolak. Aku bisa naik taxi untuk ke sekolah dan aku mengatakan kepada Ibu bahwa aku bukan anak kecil yang harus dijaga lagi. Mengingat kejadian kemarin yang membuat Ibu telat bekerja hampir setengah hari, membuatku bertekat untuk tidak merepotkan Ibu lagi. Aku tidak ingin membuat terkena masalah.
Akhirnya Ibu mengalah. Ia menyetujuiku untuk datang ke sekolah sendirian tanpa didampingi Ibu. Disaat itu pula aku tersenyum menang. Kulambaikan tanganku saat Taxi itu mulai berjalan. Kulihat Ibu masih berdiri disamping mobilnya melihat ke Taxi yang membawaku ke sekolah. Aku terkekeh mengingat Ibu yang seakan masih menganggapku sebagai bayinya. Umurku bahkan akan enam belas tahun satu minggu lagi. Dan Ibu masih memperlakukanku seperti anak kecil.
Sekitaran lima belas menit, akhirnya aku sampai di depan sekolahku. Bel sekolah berbunyi ketika aku turun dari taxi. Dan disinilah aku, berada di sekolah baru yang akan menjadi tempatku menuntut ilmu setelah prancis. Aku tersenyum ketika melihat segerombolan murid yang mulai masuk ke dalam kelasnya masing-masing. Aku menghela nafas saat melangkah menuju ruang Mr. Brown. Kemarin ia menyuruhku untuk datang ke ruangannya lebih dulu. Ia sendiri yang akan mengantarku ke dalam kelas. Sampai saat ini aku masih mengagumi keramahan seorang kepala sekolah seperti Mr. Brown. Benar-benar sambutan yang hangat dari sang kepala sekolah.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Secret Between You And Love
Ficção AdolescenteCarley Sophia Tompson adalah seorang siswa pindahan dari prancis yang masuk ke sekolah baru di London. tak ada satu pun sambutan baik dari para penghuni kelas tersebut dari anak lelaki maupun perempuan. tapi ada satu pria culun bernama Calvin yang m...