BAB 5. tonight

1.2K 60 0
                                    

Aku mengalihkan pandanganku ketika melihat ibu membuka pintu rumah. Aku yang tadinya sedang menonton diruang tamu sambil mencomoti popcorn karamelku kini memandangi ibu dan menghentikan aktifitasku sejenak. Ibu muncul dari balik pintu dengan senyuman yang tersungging di bibirnya. Langkahan kakinya berjalan menujuku.

"Hai Carl," sapa ibu. " bagaimana hari pertamamu di sekolah?" ibu mendaratkan bokongnya ke sofa tepat disampingku.

"Wah, sekolahku sangat luar biasa."

"Pertama sekali aku di kejutkan dengan kenyataan bahwa aku masuk kelas buangan yang tempatnya berada di belakang sekolah. Seperti terisolasi dari kelas-kelas lain. Kau tahu, bu? Bagaimana bisa aku bergaul ataupun mengenal anak kelas lain jika kelasku saja terpinggirkan. Dan kedua, aku mendapati teman sebangkuku adalah seorang wanita dingin dengan rambut berwarna biru muda. Dia seperti anak punk dan tidak bersahabat, bahkan dia mengatakan aku akan mendapat masalah esok hari. Entahlah kurasa dia melantur. Dan ketiga ada seorang anak laki-laki konyol duduk di barisan sebelahku yang menyuruhku untuk memanggilnya dengan sebutan 'tampan' dengan alasan ibunya melarang dia untuk memberikan identitas kepada orang asing walaupun hanya nama. how could he be so idiot? he's very childish! Memangnya aku mau menculiknya?

Untuk yang keempat, kau pasti akan terkejut. Ibu, semua teman kelasku tidak menyukaiku. Aku tidak tahu mengapa, tapi ini pertama kali dalam hidupku mendapat sambutan dingin dari anak-anak kelas. Terutama anak laki-laki berwajah timur tengah itu, awal melihatku dia sudah memperlihatkan pandangan tidak sukanya, bahkan dia membalas senyuman ramahku dengan senyuman meremehkan. Apalagi kalau dia tidak menyukaiku? Bukan hanya itu, tapi semua laki-laki yang duduk di barisannya juga menatapku tak setuju. Seolah-olah aku adalah musuh bagi mereka. padahal aku anak baru? Maksudku apa yang salah dengan anak baru? Aku tidak mengganggu mereka bahkan mengenal mereka.

Dan untuk yang kelima, kau pasti akan kesal mendengarnya. Saat pulang sekolah, aku dikunci dari luar kelas. Apa reaksimu ibu? Anakmu ini dikunci oleh teman-teman barunya. Begitu keterlaluan? Mengerjai anak yang baru satu hari masuk sekolah, dan juga kau harus tahu betapa khawatirnya aku ketika telah berteriak hingga tenggorokanku kering dan sedikit sakit setelahnya, namun tak ada juga orang yang mendengarnya. Sudah kukatakan kelasku berada di belakang sekolah. Tidak ada orang yang mau pergi ke kelas belakang sekolah yang lebih tepat dikatakan seperti gudang.

Beberapa puluh menit aku berada di kelas itu dan akhirnya ada seorang anak culun yang bernama 'Calvin' dia membukakan pintu kelas dan mengeluarkanku dari kelas macam gudang itu dengan alas an HP-nya tertinggal dibangkunya. Lelaki itu duduk dibelakangku. Aku sangat bersyukur masih ada orang baik macam Calvin di kelas ini. Dia baik, ramah, dan terlihat pemalu. Beruntung aku duduk di depannya. Sehingga akan lebih mudah berkomunikasi dengannya. asal ibu tahu, dia-lah satu-satunya orang yang baik padaku. Yang lainnya? Mereka seperti setan belia yang menempati kursi-kursi kelas agar tidak kosong.

Terakhir, yang keenam. Aku bahkan masih tak percaya dengan semua ini. Bu, pindah ke London adalah hal paling buruk yang pernah kita lakukan. Aku tidak mau bila nanti aku mempunyai pergaulan buruk karena berteman dengan orang-orang buruk? Jake yang kkatakan tadi, dia mempunyai banyak tato di tangannya, dan temannya berambut keriting itu mempunyai banyak tato di dadanya. Kau bisa membayangkan betapa buruk pergaulan mereka? Mereka bahkan masih SMA. Oh! Dan juga, mereka merokok di area sekolah, tepatnya di kantin. Mereka berani sekali bukan? Dan satu lagi penyimpangan yang mereka lakukan di sekolah, mereka melepas seragamnya dan hanya memakai kaos oblong berwarna putih. Kau tahu apa yang membuatku sedikit kesal pada Jake dan teman-temannya? Calvin bilang mungkin Jake dan teman-temannya yang mengunciku didalam kelas. Bertanya aku mempunyai masalah dengannya? Entahlah, kurasa tidak. Tapi mungkin iya baginya. Hal yang membuatku terfikir hingga sekarang adalah mengapa setengah isi kelas itu membenciku? Aku bersyukur hanya setengah, karena yang kulihat hanya ada sembilan orang yang masuk hari ini. Tidak, tapi sepuluh bersama denganku.

The Secret Between You And LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang