Pernyataan Mengejutkan

5.2K 344 8
                                    

Jason, Austin, Rafe, Gwynn, dan Dylan duduk sambil memandang Arsen yang memasang wajah serius saat melihat mereka.

Tampak banyak perbedaan di diri ke-5 utusan semesta tersebut semenjak melakukan latihan. Tubuh mereka terlihat bertambah tinggi, berisi, dan kekar. Sebuah tanda pentagram tertera di dahi dan punggung tangan mereka. Sebuah tanda yang akan muncul saat utusan semesta dapat membuka kekuatan mereka yang sebenarnya. Selain itu, wajah mereka terlihat bertambah menarik, tampan, cantik, dan bersih.

"jadi, apa yang ingin kau katakan?" Tanya Jason menyadarkan Arsen yang fokus memperhatikan perubahan yang tanpa mereka sadari telah terjadi di diri mereka.

"Sebelum aku mengatakannya, akan aku perlihatkan sesuatu kepada kalian" Arsen lalu berdiri dari tempat duduknya dan berjalan keluar diikuti Jason dan yang lainnya.

Arsen berhenti di depan sebuah pintu. Pintu yang merupakan penghubung antara gedung tersebut dan dunia luar.

"Hei! Biarkan aku yang membukanya! Aku merasa sudah lama sekali tidak menghirup udara luar!" seru Dylan, Arsen hanya memberi ekspresi wajah mempersilahkan.

Dengan semangat Dylan membuka pintu tersebut. Wajahnya sudah siap diterpa udara kota Nashville yang ia rindukan. Pintu pun terbuka lebar.

"Whusss!!" sebuah angin kencang menerpa wajah Dylan hingga membuatnya melangkah mundur.

"Hei! Kenapa kau memperlihatkan kami lautan?" protes Dylan, sementara Arsen hanya diam tampak menimbang-nimbang sesuatu dalam pikirannya. Ia lalu menarik napas panjang dan menghembuskannya kembali lalu mulai membuka mulutnya

"Itu bukan lautan, itu adalah Nashville" mendengar jawaban Arsen, sontan membuat Dylan dan yang lainnya terkejut. Dengan cepat mereka berjalan untuk melihat ke luar pintu. Sebuah lautan terbentang sangat luas dihadapan mereka

"ini Nashville? Bagaimana mungkin?!" seru Jason masih tidak percaya. Baginya, mustahil Nashville dilanda banjir besar, mengingat dataran di sana sangat tinggi dari permukaan laut.

Tiba-tiba dari atas langit terdengar suatu bunyi derapan kaki kuda.

"Hei anak-anak!" sapa Abegiel yang duduk di atas kereta kudanya yang tengah melayang diudara.

"Naiklah nak, akan aku perlihatkan sesuatu kepada kalian" seru Abegiel. Mereka ber-5 lalu menaiki kereta kuda tersebut yang kemudian terbang rendah diudara. Dari kereta tersebut Jason melihat pintu tempat mereka tadi seolah melayang diam diudara tanpa ada satupun bangunan penunjangnya.

Kereta kuda itu melesat mengitari lautan tersebut yang dulunya adalah kota tercinta tempat mereka tinggal, Nashville. Tak satupun atap bangunan yang terlihat, semua seolah lenyap dan tenggelam di dasar laut, bahkan menara Heaverly, menara tertinggi didunia pun puncaknya sama sekali tidak terlihat yang artinya lautan tersebut sangatlah dalam.

"Hei ada apa di sana?" seru Rafe menunjuk ke depan, dengan cepat Abegiel memacu kereta kudanya menuju tempat yang ditunjuk Rafe.

Semakin mereka dekat, semakin terlihat bahwa itu adalah sebuah daratan yang sangat luas. Kereta kuda tersebut terbang diatas daratan itu yang tampak gersang tersebut. Tak ada satu pun makhluk hidup di sana. Gersang dan terdapat retakan yang sangat panjang dan bercabang, tampak lava berwarna merah yang masih menyemburkan hawa panas mengisi retakan tersebut.

"Apa yang sebenarnya terjadi disini?" Tanya Austin penasaran dan tak percaya.

"Tempat ini seperti ludes dibakar oleh sesuatu" gumam rafe

"Baiklah, sepertinya sudah cukup jalan-jalannya, saatnya kembali. Ada sesuatu yang ingin kami sampaikan kepada kalian" kata Abegiel kemudian memutar arah terbang kudanya dan meninggalkan daratan itu.

******

Jason tampak tidak sabar ingin bertanya dan meminta semua penjelasan tentang apa yang terjadi pada kota mereka selama ia dan teman-temannya menjalankan latihan, tapi Arsen seolah menatapnya dengan tajam mengisyaratkan untuk tetap diam sampai ia selesai berbicara.

Arsen duduk kembali di kursinya, tepat di hadapan mereka berlima. Sementara Abegiel duduk di sebelah Arsen sambil melipat kedua tangannya didepan dada.

"Apakah kalian tau, berapa lama kalian latihan?" Arsen memulai pembicaraan. Mereka ber-5 hanya menggelengkan kepala

"Kalian telah berlatih selama 1 tahun penuh" sambung Abegiel yang membuat mereka melonjak kaget

"Jadi maksud mu, kami berlatih tanpa makan, minum, tidur, dan lain-lain selama satu tahun?!" pekik Dylan, Abegiel hanya menanggapi dengan anggukan

"Tapi tenang saja, kami telah membuat perbedaan waktu antara tempat ini dengan dunia luar. Satu tahun disini sama dengan 1 minggu di dunia luar" jelas Abegiel lagi.

"Jadi apa yang telah terjadi selama satu minggu itu? Bagaimana mungkin Nashville menjadi hamparan lautan? Dan mengapa ada sebuah daratan gersang tanpa ada satupun makhluk hidup disana?" kini Jason akhirnya bisa menumpahkan semua pertanyaan yang dari tadi memenuhi pikirannya dengan nada yang sedikit ditinggikan membuat ke-4 temannya terkejut. Arsen hanya diam sambil mengambil segelas kopi yang telah tersedia didepannya kemudian meminumnya tanpa memandang ke arah Jason sedikit pun. Keheningan sempat terjadi. Tak satu pun yang angkat bicara. Arsen lalu menaruh kembali gelas kopi itu dan mulai berbicara, memecah keheningan yang sempat terjadi.

"Sebenarnya ini pun diluar prediksi kami. Semua seolah terjadi dengan begitu cepatnya" Arsen tampak menghentikan kalimatnya, ragu untuk melanjutkannya kembali

"Seminggu yang lalu, dimalam itu kami berniat untuk menyusun sebuah rencana untuk mencegah Belvendor mengambil kembali scepter. Namun sepertinya kami sangat terlambat" sambung Arsen lagi

"Dimalam itu, sebuah gelombang cahaya biru menjalar merambati seluruh Nashville membuat gangguan pada gelombang listrik, saat itu juga listrik di Nashville padam. Semua gelap gulita tanpa satu pun cahaya yang bersinar, hingga sebuah meteor besar melesat dengan sangat cepat menerangi Nashville dan jatuh ke tengah lautan. Tak lama setelah itu tsunami yang sangat dahsyat bergerak dengan cepat tanpa satu orang pun yang melihat dan sadar karena suasana yang sangat gelap. Dan dalam hitungan menit, Nashville hancur dan seolah tenggelam ke dasar laut" jelas Abegiel.

"Dan kami sangat yakin bahwa gelombang cahaya biru tersebut berasal dari scepter. Karena hal ini pernah terjadi sebelumnya. Namun tidak separah ini" sambung Arsen

Mereka berlima terkejut mendengar cerita Abegiel dan Arsen. Seluruh tubuh merasa terasa sangat lemah. Bagaimana nasib orang tua mereka? Keluarga? Teman? dan lain-lain? Hawa kesedihan dan masih belum percaya terasa sungguh kuat di ruangan tersebut. Gwynn mencoba untuk menahan kesedihannya meski air mata telah jatuh membasahi pipinya. Austin hanya diam membisu, entah apa yang saat ini ada dikepalanya, terasa sangat kacau dan rumit untuk dimengerti. Rafe pun hanya diam membisu sambil meremas ke dua tangannya, tatapannya tertuju pada satu titik, lantai. Sementara Dylan tampak mondar-mandir di hadapan mereka sambil sesekali mengacak rambutnya dengan frustasi.

"Aku akan rebut kembali scepter" Jason berkata dengan mantap sambil menatap lurus ke atas meja, tampak ke dua matanya memancarkan banyak emosi, kesungguhan, dendam, sedih, dan kemarahan.

Mendengar perkataan Jason, semua yang berada di ruangan tersebut menoleh ke arahnya.

"Aku berjanji akan merebut scepter dan mengembalikan dunia seperti semula" ulangnya lagi sambil berdiri dan menatap tajam ke arah Arsen yang kemudian tersenyum mengerti. Memang ini lah mengapa mereka ber-5 di lahirkan dan di percaya oleh semesta untuk mengembalikan keseimbangan dunia. Ini lah awal dari tugas mereka yang sesungguhnya.

"Baiklah, biar kan aku menjelaskan strateginya" senyum Arsen

The Scepter : Armageddon WarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang