Jason masih tak menyangka dengan apa yang baru saja diceritakan Aries. Sudah pasti 5 sosok bersayap putih itu adalah malaikat yang berarti dulunya Belvendor adalah salah satu malaikat tersebut.
"Mirip kisah Lucifer, huh?" Rafe tiba-tiba datang dan duduk disamping jason. Jason hanya mengangguk sambil tersenyum kecil. Memang benar apa yang dikatakan Jason, kisah tersebut mengingatkannya dengan kisah lucifer, seorang malaikat pembawa cahaya yang diusir dari surga karena menganggap dirinya sama besar seperti sang pencipta.
"Apakah kalian sudah siap? Sebentar lagi kita akan berangkat" seru Derios, sang beruang coklat.
Tampak seorang pria berdiri di samping kereta kuda yang akan dikendarai jason dkk..
"Jadi kalian utusan semesta yang baru?" Tanya pria itu
"Ehmm.. ya" jawab jason
"Perkenalkan nama ku adalah atreis, anak dari aries pemimpin semesta" kata atreis sambil membungkok hormat ke arah jason dkk.
"Aku akan menemani kalian menuju tempat utusan semesta pendahulu kalian, jadi percayakan perjalanan ini kepada ku" sambungnya sambil membuka pintu kereta kuda itu.
"Thanks Ateis!" Seru Dylan
"Atreis" ralat atreis
Kereta yang di tarik 6 kuda putih itu melaju dengan kencang meninggalkan kota dan masuk ke sebuah hutan lebat yang sangat indah. Hutan tersebut dipenuhi oleh ribuan pohon cemara. Tanah hutan itu ditutupi oleh lumut hijau yang terlihat seperti permadani hijau, ditambah banyak bunga berwarna-warni tumbuh disekitar pohon cemara itu.
Seekor rusa putih bertanduk panjang tampak sedang berjalan-jalan dibalik pepohonan cemara, terlihat pula beberapa hewan lainnya sedang bersantai didalam hutan menambah suasana menjadi lebih hidup.Tak lama pemandangan hutan itu berubah menjadi hamparan tanah gersang. Struktur tanah yang tak rata membuat kereta kuda itu bergoyang-goyang. Udara di tempat itu terasa sangat gerah dan kering. Gwynn lalu membuat sebuah pusaran angin kecil di dalam kereta kuda itu agar tak terasa panas.
Hari sudah mulai gelap, kereta kuda itu akhirnya bergerak lambat. Jason terbangun dan melihat ke luar jendela, sebuah deretan gunung besar dan panjang yang tak terlihat ujungnya berdiri tak jauh di depan mereka. Deretan gunung itu adalah pembatas antara daratan tanpa nama dengan dunia tak nyata.
"Kita sudah sampai" seru atreis membangunkan Gwynn, rafe, dylan dan austin. Kereta kuda itu akhirnya berhenti di pinggir deretan gunung tersebut.
Atreis membuka pintu kereta dan mempersilahkan mereka berlima turun."Wow keren!" Seru Dylan takjub melihat deretan gunung didepannya.
"Selamat datang di elysium, utusan semesta" sebuah suara mengagetkan mereka yang dari tadi tak lepas memandangi deretan gunung panjang tersebut.
Mereka lalu menoleh ke asal suara. Tampak di depan pintu masuk gua yang berbentuk persegi dengan sepasang obor yang menyala di pinggir pintu masuk gua itu, 4 orang yang tengah berdiri menghadap mereka. Dengan refleks mereka berlima memasang ancang-ancang siaga ketika melihat 4 orang yang pernah menyerah mereka saat keluar dari hutan monster berdiri di depan mereka.
"Tak perlu takut, kami tidak akan menyerang kalian lagi" kata seorang gadis sambil tersenyum
Ternyata bayangan mereka mengenai gua tempat tinggal para utusan semesta tak seprimitif yang mereka pikirkan. Sebuah gua yang gelap dan lembab serta dipenuhi ribuan kelelawar yang menggelantung di langit-langit gua.
Isi dari gua itu lebih seperti hotel berbintang 5, terkesan mewah dan nyaman untuk ditinggali. Mereka melalui sebuah lorong yang dindingnya sengaja dibuat bolong sehingga terlihat air mengalir dari atas atap lorong itu menuju kolam renang yang berada tepat disebelah lorong tersebut. Kolam renang itu cukup besar dan terkesan indah dipenuhi cahaya lampu berwarna biru dan oranye.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Scepter : Armageddon War
AdventureDunia sudah binasa. Tak ada satu pun lagi yang tersisa. Hanya sebuah lautan luas yang menyimpan sejuta kota di dasarnya. Daratan gersang tanpa ada satu pun makhluk hidup di atasnya. Tanpa di sadari, di balik semua itu akan terjadi sebuah peperangan...