Tiga ekor kuda itu berlari kencang melalui sebuah hamparan tanah gersang, tak jauh didepan mereka tampak sebuah gunung batu yang diselimuti oleh salju tipis. Atreis berhenti sejenak diikuti Derios dan Demion kemudian memandang gunung batu tersebut.
"Sebentar lagi kita akan keluar dari wilayah dunia tak nyata" Kata Demion sambil mendekatkan kudanya ke arah Atreis dan memandang gunung terkutuk tersebut
"Ayo kesana" Atreis memacu kudanya lagi, didepan mereka terdapat sebuah portal pembatas antara dunia tak nyata dengan wilayah gunung orz, portal tersebut tampak seperti gelombang cahaya transparant berwarna kehitaman.
Kereta kuda itu berlari kencang memasuki portal tersebut yang tembus menuju wilayah gunung orz. Tampak permukaan wilayah tersebut terbuat dari bebatuan yang keras dan kasar. Mereka bertiga lalu turun dari kudanya dan berjalan lebih dekat ke arah gunung Orz.
"Mulai dari sini kita akan berjalan kaki" Kata Atreis kemudian menggunakan mantel bulunya dan menutup kepalanya menggunakan tudung mantel. Meskipun masih terkesan agak jauh dari gunung tersebut, tapi hembusan angin dingin sudah terasa menusuk tulang, suasana tempat tersebut yang tak terlalu tersorot cahaya membuatnya terasa seram dan hawa-hawa tak enak pun sudah mulai dirasakan Atreis.
Mereka jalan lebih dekat menuju gunung Orz yang semakin terlihat besar dan menyeramkan dengan posisi waspada, jaga-jaga jika ada serangan mendadak yang datang.
Sebuah jurang besar dan dalam tak terlihat ujungnya membentang panjang dihadapan mereka, jurang tersebut seolah menjadi pembatas antara dataran berbatu itu dengan gunung Orz.
"Ternyata seperti ini gunung Orz bila dilihat dari dekat" Gumam Derios
"Lumayan menyeramkan" timpal Demoin sambil memandang ke depan, tepat di seberang mereka sebuah ukiran berbentuk wajah yang menyeramkan dengan mulut terbuka terlihat terpahat digunung Orz. Dari ukiran wajah itu terdapat sebuah jembatan batu yang menghubungkan gunung Orz dengan wilayah berbatu itu. Angin dingin yang kencang seolah keluar dari dasar jurang tersebut ditambah lagi sebuah suara yang aneh terdengar dari dalam jurang, entah suara apa, namun terdengar sangat menyeramkan.
Atreis mencoba berjalan dengan hati-hati di atas jembatan batu tersebut yang ternyata sangat licin karena diselimuti oleh es tipis dan diikuti Derios dan Demion, beberapa kali ia hampir terpleset, namun dengan cepat ia kembali menyeimbangkan tubuhnya. Tanpa mereka sadari sebuah sosok berwarna hitam tengah melesat dari bawah jembatan batu tersebut dan melihat gerak-gerik tiga orang tersebut.
Butuh waktu yang cukup lama hanya untuk menyeberangi jembatan batu yang licin tersebut karena butuh kehati-hatian yang sangat ekstra jika tidak ingin jatuh ke dasar jurang gelap, dingin, dan menyeramkan tersebut. Tinggal beberapa langkah lagi Atreis berhasil sampai diujung jembatan, tiba-tiba kakinya kirinya tergelincir karena tak sengaja meninginjak lapisan es yang lumayan tebal. Atreis pun terjatuh dan tubuhnya meluncur menuju tepi jembatan batu tersebut, dengan cepat diambilnya pedang di pinggang dan ditancapkannya di sisi jembatan, tubuhnya kini menggelantung bebas diudara.
"Atreis!!" Teriak Demion dan Derios bersamaan melihat Atreis terjatuh
"Hei cepat tolong aku!" Teriak Atreis, Derios dan Demion lalu dengan cepat melihat ke sisi pinggir jembatan, tampak Atreis tengah bergelantung dengan tangan memegang pedang yang tadi ia tancapkan.
Mereka bertiga kini telah berada didepan wajah menyeramkan dengan mulut terbuka tersebut. Mereka lalu masuk ke dalam mulut ukiran itu yang merupakan pintu masuk ke dalam gunung Orz. Tanpa mereka sadari sesosok bayangan tengah mengikuti mereka dari belakang.
Gua itu sangat gelap dan cukup dingin, bebatuan yang mereka injak pun sangat licin seperti saat mereka melewati jembatan batu tadi sehingga mereka harus berhati-hati. Tak jauh didepan mereka sebuah cahaya menyinari isi gua tersebut yang seluruhnya dilapisi oleh es.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Scepter : Armageddon War
AdventureDunia sudah binasa. Tak ada satu pun lagi yang tersisa. Hanya sebuah lautan luas yang menyimpan sejuta kota di dasarnya. Daratan gersang tanpa ada satu pun makhluk hidup di atasnya. Tanpa di sadari, di balik semua itu akan terjadi sebuah peperangan...