Keputusasaan

2.1K 205 21
                                    


"GROOOWWWWWWW!" Aorona melesat dengan cepat di udara menuju kearah Amalaika yang tengah berlari.

"BUM! BUM! BUM!" Tanah bergetar dengan hebat saat Amalaika berlari memijakkan kedua kaki besarnya di tanah.

Amalaika lalu mengarahkan telapak tangannya ke depan tertuju pada Aorona, perlahan bola hitam raksasa terbentuk dari telapak tangannya. Bola itu semakin lama semakin membesar dan melesat menuju Aorona.

"DSIINGGGG!" Desingan nyaring terdengar diudara tak kala bola hitam itu melesat dengan sangat cepat.

Aorona lalu membuka mulutnya dengan lebar, dari dalam mulutnya sebuah bola cahaya biru berputar dengan cepat

"SYUUUTT!" Bola biru itu lalu melesat tak kalah cepat dengan bola hitam itu

"DUUAAAAAAAAAAAAARRRRRR!" Ledakan sangat besar pun terjadi membuat angin yang sangat kencang akibat daya ledak tersebut.

"UH! Apa yang sedang terjadi?" seru Dies sambil berusaha menutup ke dua wajahnya dari hembusan angin yang sangat kuat. Ia tak sempat melihat apa yang sedang terjadi karena semua berlangsung sangat cepat.

Debu-debu berterbangan di udara membuat medan pertempuran dipenuhi oleh debu-debuan yang berterbangan dan menghalangi pandangan mereka.

"TEP!!" Dari balik debu tersebut, Amalaika muncul dan mengarahkan ke dua tangannya hendak mencekik Aorona yang kemudian dengan cepat berubah menjadi cahaya biru dan melesat menuju kebelakang Amalaika. Menyadari Aorona yang telah berada dibelakangnya, Amalaika lalu memutar tubuh bagian bawahnya dan mendaratkan sebuah tendangan kencang kea rah Aorona. Naga itu lalu membuat sebuah pelindung cahaya tipis berbentuk pentagram dengan kedua matanya yang menampilkan tanda pentagram kuning.

"BUMM!" Kaki Amalaika dengan kuat menendang pelindung itu

"SYUTTTTTTT!" Tiba-tiba dari atas Amalaika, sebuah bola raksasa biru dengan cepat jatuh menimpanya

"DUARRRRRRRRRRRR!" beruntung Amalaika dengan cepat memundurkan dirinya hingga bola biru itu tak mengenainya.

Amalaika lalu berdiri cukup jauh dari Aorona yang tengah melayang di udara meliuk-liuk dengan tubuh naganya yang panjang dan seolah mengeluarkan cahaya putih dan biru.

Amalaika lalu menghentakkan tanah dengan kaki kanannya, membuat sebuah gumpalan tanah keras melayang di depannya yang dengan cepat ia tendang ke arah Aorona dengan kencang

"SYUUT!!" Gumpalan tanah itu melesat dengan sangat cepat. Melihat gumpalan tanah keras yang melesat ke arahnya, Aorona lalu meliukkan tubuhnya menghindar dan melesat ke arah depan.

Satu persatu gumpalan tanah tertuju kembali kepadanya yang berhasil ia hindarin

"GRROOOOOOOWW!" Aorona lalu muncul di hadapan Amalaika dan menggigit tubuh amalaika membawanya melesat kencang di naik ke atas udara kemudian menghempaskannya kembali ke tanah hingga membuat suara debuman kencang.

Amalaika tergeletak di tengah-tengah lubang besar akibat daya jatuhnya yang sangat keras. Ia lalu bangkit kembali sambil menatap naga putih yang saat ini tengah melayang di atas udara menatapnya dengan tatapan tajam dan dingin.

"BUM! BUM! BUM!" Amalaika lalu berlari kencang ke arah Aorona dan mengarahkan tangannya hendak mencengkram tubuh panjang Aorona yang kemudian dengan cepat melesat naik ke atas udara. Cukup jauh ia melesat, kemudian ia membalikkan tubuhnya dan melesat turun.

"GROOWWWWWWWW!!!" ia kemudian berteriak dan memunculkan bola cahaya biru besar dari dalam mulutnya

"WHUSSSSSS!" Bola biru raksasa itu melesat dengan sangat cepat menuju ke arah Amalaika yang lalu mengarahkan ke dua tangannya untuk melindungi tubuhnya dari bola raksasa itu.

The Scepter : Armageddon WarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang