The Helpers

1.9K 176 1
                                    

Michael berdiri di atas kepala Zordon sambil menatap tajam ke arah Amalaika yang berada tak jauh di depan.

"Uh, si pengkhianat itu!" Geram Gillian

"Tunggu!" tahan Belvendor

"...biarkan saja, justru ini akan menjadi sesuatu yang sangat menarik" Senyum Belvendor

"Michael!" Teriak Joe dari bawah, Michael menolehkan kepalanya sedikit sambil tersenyum kecil lalu kembali menatap Amalaika yang kini mulai berjalan pelan ke arahnya sambil memegang kedua buah cambuk di tangannya.

"Pergilah kumpulkan tenaga kalian, biar aku selesaikan sendiri pertarungan ini"

"Hah? Ta..tapi kau tak mungkin bisa mengalahkan amalaika sendirian!" Seru Daryl tak percaya dengan perkataan Michael. Michael hanya diam sambil menoleh ke arah mereka, ia lalu mengarahkan telapak tangannya ke arah mereka, tiba-tiba sekelebat cahaya hitam keluar dan membentuk menjadi 5 burung besar hitam yang kemudian membawa mereka berlima pergi menjauhi medan pertarungan.

"Biarkan aku tebus kesalahan ku sendiri" katanya pelan sambil melihat 5 burung hitam tersebut melesat pergi.

"Bum! Bum! Bum!" Bunyi tanah yang bergetar akibat langkah kaki Amalaika.

"Baiklah sekarang tinggal kita yang berada disini! Ayo kita selesaikan semua ini!" teriak Michael ke arah Amalaika, ia lalu mengangkat telapak tangan kanannya ke atas, tanda pentagram di dahinya berpendar merah, begitupula dengan Zordon, sebuah tanda pentagram merah juga berpendar di dahinya yang menandakan bahwa kekuatannya dan Michael terikat satu sama lain.

Tiba-tiba sebuah pedang hitam besar muncul di hadapan Zordon, sambil berjalan, di ambilnya pedang tersebut. Kedua raksasa itu berjalan saling mendekat, semakin lama langkah mereka semakin cepat lalu kemudian berlari sambil memegang senjata masing-masing.

Amalaika mengarahkan ke dua cambuknya ke depan, cambuk tersebut lalu memanjang dan melesat dengan cepat kearah Zordon dan meliliti tubuh Zordon dengan kencang, namun seketika itu juga Zordon berubah menjadi bayangan hitam dan bergerak dengan sangat cepat kearah Amalaika, semakin dekat jaraknya dengan Amalaika, bayangan itu kembali mengubah wujudnya menjadi Zordon, namun tepat saat Zordon hendak menyayat tubuh Amalaika, sebuah penahan transparan seolah muncul di hadapan Amalaika dan menahan serangan Zordon. "DUARR!!" Ledakan hebat pun terjadi saat pedang hitam tersebut mencoba menembus penahan transparan Amalaika. Zordon melompat kebelakang akibat terpental oleh daya ledak yang sangat besar tersebut, begitupula dengan Amalaika.

"Uh! Bahkan untuk menyentuhnya pun sangat susah!" Geram Michael

Di kejauhan, Amalaika berdiri kemudian menghentakkan kaki kanannya ke tanah, seketika itu juga tanah di sekitar medan pertempuran itu retak dan hancur menjadi kepingan-kepingan besar yang kemudian berterbangan ke atas udara dengan cepat. Zordon lalu melompat dari kepingan tanah itu dan kembali berubah menjadi bayangan hitam yang kemudian melesat dan menghindari pecahan-pecahan tanah yang terbang. Bayangan hitam tersebut melesat dengan cepat menuju Amalaika yang telah bersiap dengan cambuknya, tepat saat Amalaika hendak mencambuk bayangan hitam itu, bayangan hitam tersebut lalu membelah dirinya menjadi 5 bagian dan berdiri mengelilingi Amalaika dan kembali berwujud Zordon.

"jadi bagaimana jika 5 vs 1?" Tantang Michael sambil tersenyum kearah Amalaika.

Satu persatu Zordon tersebut lalu berlari sambil mengayunkan pedang hitam mereka kearah Amalaika, tepat saat pedang mereka hendak bersamaan mengenai tubuh Amalaika, tiba-tiba amalaika kembali menghentakan kakinya di tanah dengan kencang, seketika itu juga tanah disekeliling tempat amalaika berpijak naik membentuk 5 buah dinding tanah berbentuk persegi besar, di rentangkannya ke dua tangannya di udara, ke lima dinding tersebut lalu melesat menabrak ke lima Zordon tersebut hingga membuat mereka terdorong jatuh dengan kencang kebelakang.

"Syutt!" tiba-tiba sepasang cambuk muncul dengan cepat dan meliliti tubuh Zordon yang asli bersama dengan Michael kemudian dengan kencang menghempas Zordon ke tanah hingga membuat lubang yang sangat besar. 4 Zordon bayangan tadi kemudian satu persatu menghilang tepat saat Zordon terhempas di tanah akibat serangan tiba-tiba Amalaika.

Michael terlempar cukup kencang di udara, namun dengan sigap ia menyeimbangkan tubuhnya dan mendarat di tanah dengan cukup kasar.

"Sret!" Sesuatu dengan cepat seolah datang dan berdiri tepat dibelakang Michael yang terkejut, di tolehnya kebelakang, tepat saat itu juga Amalaika telah berada di belakangnya dan bersiap untuk menginjak Michael dengan satu kaki besarnya.

"Syutt!" Sebuah benda hitam besar melesat kearah Amalaika dengan cepat, Amalaika lalu menoleh dan menatap benda tersebut, hanya dengan sekali tatap benda yang tadinya melesat dengan kencang tiba-tiba berhenti diam di udara dengan jarak beberapa meter dari wajah Amalaika, pedang hitam milik Zordon. Amalaika lalu mengalihkan tatapannya dari pedang tersebut ke arah Zordon yang masih tersungkur di tanah mencoba untuk berdiri, ia lalu menghilangkan salah satu cambuk di tangannya kemudian mengambil pedang tersebut dan mengenggamnya dengan erat. Untuk sekian detik Amalaika tampak memperhatikan pedang tersebut hingga pada akhirnya ia melempar pedang tersebut kearah Zordon, diarahkannya tangan kanannya kepedang yang melesat tersebut, sebuah bola hitam lumayan besar melesat keluar dan mengenai pedang tersebut hingga membuat kecepatannya bertambah berpuluh-puluh kali lipat.

"TIDAK!!!" Teriak Michael

"JLEB!!" Pedang itu tepat mengenai bahu Zordon dengan kencang hingga membuatnya terseret kebelakang dengan cepat dan menabrak sebuah dataran tinggi hingga hancur berkeping-keping. Serpihan debu berterbangan menutupi Zordon yang kini berdiri tertancap pedangnya sendiri di pinggir dataran tersebut.

"UGH!!!" Michael memegang erat bahu kanannya, rasa sakit yang Zordon rasakan dapat pula ia rasakan dengan sangat jelas, seolah tulang bahunya remuk dan hancur berkeping-keping akibat serangan tersebut.

Perlahan tubuh Michael terangkat dengan sendirinya ke atas dan berhenti tepat di hadapan Amalaika. Entah apa yang terjadi, namun yang jelas ia seolah terhipnotis untuk memandang tepat ke arah sepasang mata besar berwarna seperti pemandangan luar angkasa itu. Tubuh Michael bergetar ketakutan seolah Amalaika mencoba untuk mengeluarkan semua ketakutan yang ada di dalam diri Michael. Napas Michael semakin lama terasa semakin berat dan terputus-putus, tubuhnya diam tidak dapat bergerak sama sekali, pikirannya seolah kosong, makhluk tersebut benar-benar seolah menghipnotis Michael.

"SYUT!" Tiba-tiba sesuatu yang tak kalah besar dan bermata merah muncul di belakang Amalaika dengan cepat sambil mengayunkan pedang besar yang terbuat dari batu keras, menyadari serangan tersebut amalaika lalu melompat menghindar dan mendarat cukup jauh dari sesosok yang menyerangnya tersebut.

"SYUT!" Tiba-tiba sesuatu yang tak kalah besar dan bermata merah muncul di belakang Amalaika dengan cepat sambil mengayunkan pedang besar yang terbuat dari batu keras, menyadari serangan tersebut amalaika lalu melompat menghindar dan mendarat cuku...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sudah lama menunggu, eh?" Seru Hideo sambil tersenyum ke arah Michael yang telah mendarat dan berdiri di atas tanah, kesadarannya kini telah kembali. Ditengadahkannya kepalanya ke atas melihat siapa yang berbicara kepadanya.

"Hideo?"

"Yah, bukan hanya aku" Hideo lalu mengalihkan pandangannya tak jauh disampingnya sambil tersenyum

".... tapi ada yang lain juga" sambungnya lagi

Hai guys! Maafkan karena keterlambatan gw mengupload ceritanya, seharusnya kemarin malam gw upload, tapi karena kondisi internet sangat tidak mendukung, akhirnya gw baru bisa upload hari ini.. -_- sekali lagi author minta maaf ya guys :v

The Scepter : Armageddon WarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang