Jubah dan Pedang Semesta

3.2K 271 0
                                    

Jason duduk di tepi ranjangnya dan memasukkan perlengkapan yang menurutnya penting untuk dibawa seperti uang, obat-obatan, dan berapa makanan dan minuman kecil ke dalam ransel, begitu pula dengan Austin, Dylan, dan Rafe.

"Ini akan menjadi perjalanan yang sangat panjang, jadi lebih baik perbanyak membawa bahan makanan" usul Austin yang di balas anggukan setuju oleh yang lain.

"Hei, apa kau sudah selesai?" tegur Rafe menyadarkan Jason yang dari tadi terlihat sesekali melamun, entah apa yang sebenarnya dipikirkan Jason, namun terlihat seperti mengganggunya saat ini.

"Oh, eh, iya" jawab Jason sambil tersenyum kemudian memasukkan kembali perlengkapannya ke dalam tas ranselnya.

"Apakah kalian semua sudah siap?" Tanya Arsen yang muncul di depan pintu kamar mereka sambil melipat ke dua tangan di depan dada.

"Tentu!" Seru Jason dan yang lainnya. Mereka lalu berjalan ke ruang latihan tempat di mana mereka biasa berkumpul untuk bersiap pergi menjalankan misi pertama mereka ber-5 sebagai utusan semesta dan penyelamat dunia.

Mereka berlima berdiri bersisian menghadap Arsen dan Abegiel sambil menggendong ransel mereka.

"Hmmmm.." guman Arsen sambil mengusap dagunya.

"Abegiel, saatnya untuk mengeluarkan benda itu dan memberikannya kepada mereka" katanya kemudian menoleh ka arah abegiel yang kemudian berjalan keluar dari ruang tersebut sambil memberi aba-aba kepada mereka untuk mengikutinya. Entah apa maksud dari perkataan Arsen mengenai "benda itu?" tapi berhasil membuat mereka berlima penasaran.

Mereka berjalan menaiki sebuah tangga yang berbentuk melingkar. Selama Jason berada di tempat tersebut, ia tidak pernah sama sekali menginjakkan kakinya di tangga tersebut, apalagi melaluinya karena di larang oleh Arsen dan telah di beri mantra agar tidak ada seorang pun yang melalui tangga tersebut. Tangga itu mengarah ke sebuah lorong yang lumayan besar di penuhi dengan lukisan-lukisan abstrak dengan bentuk yang sangat besar. Salah satu yang menarik perhatian Jason adalah sebuah lukisan bergambarkan 5 orang, 4 diantaranya pria dan 1 wanita. Lukisan tersebut di gantung di dinding sebelah kanan dari lorong itu.

"Hei, menurut mu apakah itu gambar dari utusan semesta pendahulu kita?" bisik Austin kepada Jason

"Entahlah, tapi sepertinya begitu" Jawab Jason tak yakin.

Mereka lalu berhenti di depan sebuah pintu ganda yang sangat besar. Tingginya kira-kira 10 meter dan terbuat dari kayu yang di beri cat berwarna merah tua dan kuning keemasan. Di tengah pintu tersebut terdapat pula gambar pentagram berwarna hitam besar. Abegiel lalu menyentuhkan telapak tangannya di permukaan pintu tersebut. Gambar pentagram tadi lalu berpendar mengeluarkan warna biru, seketika itu juga pintu tersebut terbuka.

Tampak di dalam ruangan tersebut di penuhi dengan berbagai senjata yang tergantung pada tempatnya di dinding. Ada tombak, panah, pedang, dan lainnya yang terlihat dari bahan yang sangat kuat dan ringan.

"Baiklah, kita sudah sampai disini!" seru Abegiel, di depan mereka berdiri sebuah lemari yang sangat besar.

"Ini menurutku saja atau memang lemari tersebut terbuat dari emas?" Tanya Dylan

"Ya ini dibuat dari emas, dan diukir oleh seorang pengikut semesta selama 2000 tahun" Jelas Abegiel yang membuat mereka terkejut dan tak percaya. Lemari yang sangat besar tersebut pastinya menghabiskan ribuan ton emas untuk membuatnya, belum lagi ukiran-ukiran di lemari tersebut yang terlihat sangat rumit seperti gambar alam semesta yang dipenuhi bintang, planet-planet, matahari, hewan, tumbuhan, dan lainnya. Tentunya membuat ukiran seperti itu hanya bisa dilakukan oleh seniman yang sudah sangat professional. Satu hal yang membuat Jason tak lepas memandang ukiran tersebut adalah terdapat 5 orang sedang duduk sambil menghadap ke arah matahari.

"Eh, mereka siapa?" Tanya Jason

"Kalian akan tau jawabannya nanti" Jawab Abegiel yang membuat Jason hanya melengos kesal. Ia sudah sangat penasaran dengan 5 orang yang berada di ukiran tersebut

"Mungkin mereka utusan semesta seperti kita" Jawab Gwynn, Jason hanya mengangguk. Baginya itu bukanlah gambar dari utusan semesta, entah mengapa dia sangat yakin dengan hal itu. Karena menurutnya utusan semesta tidak lah memiliki sayap dipunggung mereka. "Malaikatkah?" Tanyanya dalam hati.

Abegiel lalu membuka lemari tersebut, sebuah cahaya terang seolah keluar dari dalam dan menyilaukan pandangan mereka. Setelah cahaya tersebut hilang, tampak di dalam lemari tersebut 5 buah jubah berwarna merah panjang melebihi lutut tergantung di dalamnya.

"Ambil dan kenakanlah jubah itu. Itu adalah jubah yang khusus diberikan kepada utusan semesta" Mereka lalu mengambil jubah tersebut dan mengenakannya.

Ketika mereka menggunakan jubah tersebut, tanda di dahi, punggung tangan dan telapak tangan mereka bercahaya, cahaya itu kemudian menjalar ke jubah tersebut dan membentuk simbol dari kekuatan mereka di punggung jubah itu. Mereka merasa seperti memiliki kekuatan sangat penuh saat menggunakannya. Jubah itu terlihat bercahaya di tubuh mereka.

"Itu adalah jubah yang dibuat oleh semesta khusus buat mereka yang terpilih seperti kalian. Dibuat dari benang-benang yang mengambil inti sari kehidupan di semesta ini" Jelas Abegiel.

"Wow, keren!" Pekik Dylan senang.

"Baiklah, sekarang saatnya kembali ke bawah dan kita akan berangkat" Abegiel lalu berjalan diikuti mereka berlima.

"Whusss!!!" Sesuatu melesat dari samping dengan sangat cepat ke arah Jason yang saat itu berjalan paling belakang.

"JASONN! AWAS!" Teriak Gwynn, Jason yang terkejut dan tidak sempat mengelak dari sesuatu itu lalu reflek terjatuh kebelakang, sementara yang lainnya bersiap untuk menggeluarkan kekuatan mereka sampai Abegiel berteriak menghentikan mereka.

"Berhenti!"

Jantung Jason berdegub sangat kencang ketika melihat sebuah pedang bergerak melayang ke arahnya dengan ujung yang tajam terhunus tepat di depan wajahnya. Sebuah pedang panjang berwarna perak kehitaman dengan pegangan berwarna hitam itu seolah bersiap untuk menusuk wajahnya.

"Hei Jason!" Seru seseorang di dalam pikirannya, Jason terkejut mendengar hal tersebut karena tak satupun diruangan itu yang sedang berbicara kepadanya, lalu itu suara siapa?

"Jangan takut, aku adalah pedang yang ada dihadapanmu" katanya lagi, sontak membuat Jason tambah terkejut, pedang itu lalu berdiri melayang di hadapan Jason

"Hei pedang ini bisa berbicara!" Seru Jason yang membuat ke 4 sahabatnya hanya bingung tak percaya

"Heh? Aku sama sekali tidak mendengar suara apapun!" kata Dylan

"Perkenalkan, nama ku adalah Alzeir, Pedang yang dibuat khusus bagi utusan semesta yang terpilih" Kata pedang itu lagi

"Alzeir?" Jason mengkerutkan dahinya mendengar perkataan pedang yang berbentuk seperti pedang katana, kalian tau kan? Pedang milik samurai jepang.

"Ya, dan kau adalah satu-satunya yang dipercaya semesta untuk menggunakan ku. Jadi biarkan aku ikut bersama mu untuk berperang melawan pemberontak semesta"

"Ehmmm.. baiklah kalau mau mu begitu" Jawab Jason, pedang itu kemudian berpendar mengeluarkan warna biru diikuti dengan pendaran di dahi Jason, lalu sebuah symbol seperti pedang muncul di tengah-tengah simbol pentagram di punggung tangan Jason.

"Kita telah melakukan penyatuan kekuatan, sekarang kau boleh memegang dan menggunakan ku, Jason" Jason lalu mengarahkan tangan kanannya dan memegang pegangan dari pedang tersebut, seketika itu juga tanda pedang dan pentagram dipunggung tangganya berpendar terang.

"Yes! AKhirnya aku bisa pergi berperang!" Sorak pedang tersebut

"Yeah, asal kau tidak menyusahkan ku nantinya" kata Jason

"Tenang saja! Oh iya, aku lupa sarung pembungkusku, hehehe" lalu sebuah lilitan berwarna hitam meliliti bahu Jason membentuk sebuah tali penahan, tak berapa lama sebuah sarung pedang muncul di samping kanan tubuhnya dan menggantung di tali yang melilit di bahunya tadi.

"Huh, bagaimana bisa pedang sepertimu lupa dengan tempatnya" Gerutu Jason

"Hehehe, maaf, lupa" Jason lalu menaruh pedang tersebut ke dalam tempatnya dan berjalan mendekati Abegiel.

"Sepertinya Alzeir sudah menemukan pemiliknya. Baiklah kalau begitu ayo kita turun" Seru Abegiel.

The Scepter : Armageddon WarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang