OUR BIGGEST VICTORY : END!

2.3K 216 15
                                    

"JASON!!" Sebuah teriakan tak asing terdengar di telinga jason

"GWYNN!!" Jason mengalihkan pandangannya kepada gadis yang tadi menyelamatkannya. Sambil menahan sakit, Gwynn berlari ke arah jason, begitupula Jason. mereka pun saling berpelukan lega karena masing-masing dari mereka baik-baik saja.

"Kau tak apa-apa?" tanya Jason cemas saat melihat wajah gadis itu terlihat berantakan. Gwynn membalas pertanyaan jason sambil mengangguk dan tersenyum ke arah Jason yang menatapnya dengan tatapan lembut dan penuh kecemasan.

Tiba-tiba sebuah penglihatan muncul di pikiran jason saat matanya memandang ke dua mata coklat milik Gwynn.

"Jason! jason! kau tak apa?!" Seru Gwynn saat melihat wajah Jason yang seperti orang melamun itu. Jason sontan terkejut dan kembali sadar. Di tatapnya lagi ke dua mata yang memandangnya penuh kecemasan.

"BLUSHH!!" tiba-tiba wajah Jason merona merah bak kepiting rebus

"Jason! Wajah mu kenapa merah?! kau yakin baik-baik saja?!" tanya Gwynn

"Eh.. oh! aku.. aku tak apa kok! hehehe!" Seru Jason kikuk mencoba menutup wajahnya yang kini sedang merona merah akibat malu. Sementara Austin hanya tersenyum geli melihat wajah malu Jason, sangat mirip seperti wajah Gwynn yang sedang tersipu malu.

"Ya sudah! kau lebih baik fokus ke pertarunganmu! kalau sudah selesai, kalian urus lagi deh nanti, okay?!" Seru Austin. Jason dan Gwynn sontan menoleh ke arah Austin dengan tatapan tak mengerti, namun akhirnya ke dua sejoli itu pun mengerti maksud dari arah pembicaraan Austin.

"Eh, oke deh! kalau begitu aku pergi dulu, bye!" Seru Jason sambil mempercepat langkahnya agar Gwynn tidak dapat melihat wajah malunya dan juga suara detak jantungnya yang sudah tidak karuan.

"DUARRR!!!" Belvendor dengan membabi buta menghantamkan tangannya ke arah dinding batu milik Dylan.

"BOCAH BRENGSEK! BOCAH BRENGSEK!!!" teriaknya geram, sementara Dylan hanya merinding kaget melihat sikap Belvendor

"TAP!" Jason mendaratkan tubuhnya sekitar 10 meter dari Belvendor yang kemudian membalikan tubuhnya.

"AKHIRNYA KAU DATANG JUGA BOCAH JAHANAM!!" teriak Belvendor marah. Tampaknya meskipun ke dua penglihatan Belvendor telah tiada, namun ia masih dapat merasakan kehadiran Jason.

"Dylan, kau boleh pergi bersama yang lain! Biarkan aku yang mengalahkan dia" Perintah Jason yang kemudian dibalas dengan anggukan setuju dari Dylan.

"AKU TAK MENYANGKA TERNYATA KAU BEGITU LEMAHNYA SAMPAI-SAMPAI MEMINTA PERTOLONGAN DENGAN TEMAN-TEMAN SEMESTA BODOH MU!" Teriak Belvendor meremehkan

"Aku tidak meminta mereka untuk membantu ku, tapi mereka sendiri yang memang mau membantu ku karena mereka sadar bahwa aku tidak akan bisa mengalahkan mu seorang diri, itu lah arti persahabatan yang sesunggunya! saling membantu satu sama lain tanpa harus diperintah dan memerintah, tapi berdasarkan niat dan keinginan dari masing-masing pribadi! Kau tak akan mengerti hal seperti itu karena hati mu telah dipenuhi oleh kegelapan!" jawab Jason lantang

"HEH! SOMBONG SEKALI GAYA BICARA MU, BOCAH INGUSAN!" sela Belvendor

"TIDAK USAH BANYAK BICARA! AKU SUDAH TIDAK BERSABAR UNTUK MEMBUNUH MU DAN JUGA TEMAN-TEMAN SEMESTA MU LALU MENGGANTUNGKAN JASAD KALIAN DI HALAMAN DEPAN ISTANA KU NANTINYA, HAHAHAHA!" Belvendor lalu berlari ke arah Jason sambil mengayunkan pedangnya. Jason dengan cepat melompat menghindar.

Menyadari Jason berhasil menghindari serangannya, Belvendor lalu mengangkat tangan kanannya ke atas. sebuah awan badai petir raksasa muncul di atasnya sambil mengeluarkan petir besar yang bergerak siap menyambar Jason.

The Scepter : Armageddon WarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang