Penyerangan Pertama

2.4K 233 3
                                    

2 sosok berwajah elang dan bertubuh seperti manusia dengan ukuran yang besar memasukkan mereka ber 5 ke dalam suatu penjara bersama dengan beberapa monster di dalamnya. Mereka lalu mengunci pintu penjara tersebut dan pergi. Kini ratusan pasang mata menatap kearah mereka. Ya tempat tersebut sama seperti penjara, di penuhi dengan jeruji besi berbentuk persegi dengan beberapa orang di dalamnya. Mereka lalu duduk dan bersandar pada dinding penjara tersebut. 3 orang monster berada bersama mereka di dalam. Satu berwajah seperti kuda namun memiliki tubuh seperti kadal besar, satu lagi berwajah monyet hanya saja tidak memiliki bulu dan terdapat sebuah tanduk di tengah-tengah dahinya. Sedangkan yang terakhir memiliki wajah seperti kadal namun tubuhnya seperti manusia.

Tanpa mereka sadari sepasang mata terus menatap kearah mereka dari bagian penjara di depan mereka.

Malam pun tiba, sebuah cahaya terang masuk dari sebuah jendela yang berada di ujung lorong penjara tersebut sehingga menciptakan suasana yang remang. Ratusan monster terkecuali Jason telah tidur dengan nyenyaknya, begitu pula dengan Rafe, Austi, Gwynn, dan Dylan.

Jason bersandar di dinding penjara tersebut yang hanya terbuat dari jeruji besi yang di buat regang satu sama lain sambil memainkan beberapa helai rumput kering yang digunakan mereka sebagai alas.

"Tuk!" sebuah benda kecil mengenai lengan Jason, ia lalu menoleh ke arah benda tersebut di lemparkan, di seberangnya, seorang gadis kali ini berwujud manusia sedang menatap ke arahnya. Gadis tersebut berwajah cerah, namun terdapat beberapa noda di wajahnya, rambutnya panjang bergelombang berwarna hitam keemasan.

"Kalian berasal dari mana?" Tanya gadis tersebut dengan suara yang sangat pelan agar tidak membangunkan para monster yang tengah tertidur.

"Ehmmm, dari kota bagian barat" Jawab Jason

"Bagaimana bisa kalian berada di tempat ini?" Tanyanya lagi, Jason tampak ragu untuk menceritakan apa yang terjadi dengan mereka, namun jika ia tidak menceritakannya kepada gadis itu, ia pasti akan terus memaksa Jason untuk memberitahunya.

"Dalam perjalanan kami mengembara untuk berdagang. Kami di tangkap oleh perompak dan menjual kami ke sini" Jawab Jason berbohong

"Aku tidur dulu ya" Jason lalu cepat-cepat membaringkan tubuhnya membelakangi gadis itu agar ia tidak menanyakan banyak hal kepada Jason.

Tanpa Jason sadari gadis itu terus menatap ke arahnya sepanjang malam.

"Bruakk!!" Bunyi pintu penjara yang dibuka dengan sangat kasar membangunkan Jason dan para monster. Tampak beberapa gerombolan monster yang kemarin memasukkan mereka ke dalam penjara membuka satu persatu kunci penjara mereka sambil berteriak menyuruh keluar. Mereka berlima yang tidak tau apa-apa hanya menurut dan mengikuti para monster yang berjalan pelan ke luar sambil berbaris. Jason tak melihat gadis yang kemarin mengajaknya berbicara, sepertinya gadis tersebut telah dulu keluar.

Mereka lalu berjalan menuruni sebuah tangga kecil yang hanya muat di lalui 2 orang. Tangga tersebut mengarah kesebuah ruangan besar yang berisi ratusan monster lainnya yang sedang bekerja.

"Tempat pembuatan alat perang?" gumam Jason dalam hati.

Ia melihat beberapa monster tengah menampa sebuah pedang dengan palu besi yang cukup besar, beberapa ada yang sedang mendorong kuali besar yang berisi cairan lava.

"Kau, cepat ke sini!" Teriak salah satu monster yang terlihat seperti mandor tempat itu ke arah Jason.

Ia lalu menyuruh Jason bersama dengan beberapa monster lainnya untuk mengaduk kuali yang berisi cairan lava panas. Kuali yang sangat besar itu berada di atas sebuah kompor besar yang terbuat dari batu. Dengan menggunakan sebuah sendok besar Jason harus mengaduk cairan lava tersebut yang sangat kental hingga sangat susah untuk di aduk. Uap panas dari cairan lava tersebut seolah membakar wajah Jason di tambah lagi mereka berdiri tepat di atas kompor besar dengan api besar yang menyala. Kepala Jason terasa sudah sangat pusing, namun ia berusaha untuk tetap kuat. Ia melihat beberapa monster yang juga mengaduk cairan lava tersebut terlihat menahan rasa panas. Jason mengamati sekitar tempat tersebut karena tempat mengaduk kuali itu terletak lebih tinggi. Ia melihat Austin dan Rafe tengah menempa sebuah pedang dengan menggunakan sebuah palu besar yang pasti sangat berat. Sedangkan Dylan mengangkat beberapa logam dari sebuah kereta beroda 3, dan menaruhnya di dekat penempa pedang. Gwynn? Jason sama sekali tidak melihatnya. Dan itu membuat Jason cemas, karena mereka tidak boleh berpisah satu sama lain. Ini semua tentu diluar rencana Jason yang sebenarnya.

Mata Jason tertuju pada sosok gadis yang berbicara dengannya tadi malam, gadis tersebut menempa sebuah pedang, sesekali gadis itu menatap ke arah Jason yang kemudian mengalihkan pandangannya ke cairan lava di depannya. Jason tentu merasa sangat tidak nyaman ketika menyadari gadis itu selalu menatapnya.

**********

Pasukan Zeithor kini tengah berdiri memandang ke sebuah gerbang besar yang terbuat dari kayu hitam.

Sementara itu penjaga gerbang yang berupa ogre berdiri sambil memandang ribuan bala tentara yang tengah berbaris di depan sana. Ia lalu berteriak dengan nyaring, mendengar teriakan tersebut, salah satu ogre yang berdiri di atas gerbang itu meniup sebuah terompet besar yang mengeluarkan suara aneh. Beberapa ogre kemudian tiba dan menutup gerbang besar tersebut. Satu bagian pintu di dorong oleh 6 ogre berukuran sangat besar. Tepat saat itu juga Zeithor berteriak kepada tentaranya lalu dari belakang, beberapa monster berwujud setengah serigala dengan tubuh yang besar dan kekar lari menuju pintu gerbang yang sudah hampir tertutup itu dan menghempaskan tubuh mereka ke pintu gerbang tersebut. Para ogre yang tengah mendorong pintu tersebut sempat hampir terjatuh kemudian dengan sekuat tenaga mereka kembali mendorong pintu tersebut dan menguncinya dengan beberapa besi besar.

"BUM! BUM! BUM!" suara para serigala jadi-jadian itu menghempas pintu gerbang berusaha untuk mendobrak dan membukanya. Para ogre berjalan mundur saat pintu kayu itu mulai bergetar dengan sangat kencangnya.

Keadaan di dalam gerbang tampak kacau, para monster yang tengah berjalan di pasar kini berhamburan lari menyelamatkan diri tepat saat terompet tadi ditiup.

"Uh, Zeithor sialan!" Rutuk salah satu ogre yang merupakan pemimpin disitu

"Harmes, panggil tentara ogre untuk maju berperang" Perintahnya kepada seorang ogre yang bernama Harmes itu yang kemudian pergi dengan setengah berlari.

Tak berapa lama kemudian ratusan ogre bersenjata sudah berdiri didekat pintu gerbang yang sudah mulai rusak akibat dibentur sangat kuat.

"BRAKKKK!" Pintu gerbang yang besar itu pun rusak, puluhan serigala besar itu masuk dan mulai menerkam para ogre yang kemudian mengayunkan senjata mereka dan menebas serigala tersebut satu persatu hingga mereka jatuh tersungkur di tanah.

Beberapa serigala ada yang berhasil menerkam ogre yang lengah melawan serigala lainnya dan mencabik-cabik tubuh mereka.

Edneros, pemimpin ogre itu mengayunkan pedangnya yang sangat besar dan menebas satu persatu serigala yang menghalangi jalannya hingga mereka jatuh dan mati tersungkur di tanah. Ia memandang ke arah Zeithor yang duduk di atas kudanya dengan tatapan tajam dan penuh kebencian, sementara Zeithor hanya tersenyum licik ke arah Edneros.

"Awas kau Zeithor!" Geramnya

The Scepter : Armageddon WarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang