Preparation

1.8K 178 1
                                    

"Semua persiapan sudah siap, Tuan Areis" kata sesosok monster berwajah badak

"Bagus, perintahkan kepada semua prajurit untuk beristirahat, besok pagi kita akan berangkat" perintah Aries

"Baik Tuan Aries" monster badak itu lalu pergi meninggalkan Aries yang sedang berdiri di samping jendela sambil melihat ke arah luar istana, berharap seseorang yang ditunggunya akan segera tiba.

"Aku harap kau berhasil" gumamnya pelan

"Ckrek!" bunyi pintu ruangan Aries terbuka, sesosok monster berwajah kadal masuk kemudian berlutut di hadapan Aries

"Bagaimana keadaan musuh saat ini, Eleis?" tanya Aries ketika ia melihat Eleis, sang mata-mata paling handal di dunia tak nyata

"Saat ini pasukan Belvendor tampak sedang bersiap-siap untuk besok. Hanya saja..." Eleis tampak ragu untuk melanjutkan kalimatnya

"Hanya saja apa?"

"Kemarin aku melihat kereta kuda milik Gillian pergi ke suatu tempat, kalau aku tidak salah melihat, di dalam kereta kuda itu ada Belvendor, Gillian, Zeithor, seorang pria bertopeng, dan juga Keios. Aku tidak tau kemana mereka pergi, tapi yang jelas pagi tadi aku melihat kereta kuda itu kembali, dan... aku merasakan sesuatu yang sangat besar, kuat, dan mengerikan dari dalam kereta kuda itu" terang Eleis

"Sesuatu yang besar, kuat, dan mengerikan?" tanya Aries tak percaya dengan apa yang didengarnya

"Aku juga tidak tau pasti, hanya saja perasaan ku mengatakan ada sesuatu di dalam kereta kuda itu"

Aries menghela napas panjang lalu membalikkan tubuhnya lagi menghadap ke luar jendela

"Eleis, menurut mu, apakah kita bisa menang? mengingat jumlah pasukan kita yang jauh dari kata banyak" tanya Aries tanpa menoleh ke arah Eleis

"Tentu kita akan menang, Tuan Aries. Apalagi kita memiliki para utusan semesta dengan kekuatan yang sangat kuat. Tak peduli berapa banyak jumlah pasukan yang kita miliki sekarang, tapi kalau kita bisa menggabungkan kekuatan kita dengan para utusan semesta, kita pasti akan bisa memenangkan peperangan itu" Jawab Eleis mantap, mendengar jawaban Eleis, Aries hanya tersenyum

"Kau benar, Eleis. Baiklah, kau boleh pergi, beristirahatlah hari ini, besok akan menjadi hari yang sangat panjang bagi kita semua" Kata Aries sambil tersenyum kepada Eleis yang kemudian meninggalkan ruangan tersebut.

"Ku harap kau benar, Eleis"

***********************************

Malam itu sama seperti malam sebelumnya, di atas meja makan penuh dengan berbagai macam makanan. Kali ini Rafe ikut membantu Casey membuatkan makanan-makanan tersebut.

"Ah, akhirnya aku bisa makan enak lagi..!" Seru Dylan girang memandang puluhan jenis makanan tersedia di hadapannya

"Yo, perut ku juga lapar Men!" seru Daryl yang dengan cepat mengambil sepotong paha ayam berukuran besar kemudian memakannya dengan lahap

"Hei, jangan makan dulu, rakus!" tegur Daniel, Daryl hanya membalas dengan wajah cengengesan

"Ya sudah lah, ayo kita makan, kalian semua pasti sudah lapar" kata Casey sambil duduk di atas mejanya

"Ayooo!" Seru mereka semua

"Teman-teman!" tiba-tiba Joe datang sambil membawa sebuah surat di tangannya

"Ada apa?" tanya Daniel yang kini wajahnya terlihat sangat serius, suasana makan yang tadinya ramai kini menjadi hening

"Kita harus segera kembali ke istana, ada hal penting yang ingin Aries beritahu mengenai strategi perang" jawab Joe

"Akhirnya datang juga ya?" Gumam Daniel

"Baiklah guys, kita lebih baik bersiap sekarang" usul Casey

"Setengah jam lagi kita berangkat, pastikan kalian semua sudah siap dan berkumpul di depan pintu masuk Elysium" Perintah Daniel, mereka lalu bergegas ke kamar masing-masing dan mempersiapkan perlengkapan untuk di bawa.

Mereka kini berdiri didepan pintu masuk elysium, tak lama Daniel dan Joe datang dengan membawa sebuah kereta yang ditarik oleh 6 kuda berwarna putih bersih.

Kereta kuda itu bergerak dengan sangat cepat di tengah-tengah dataran tanah gersang, kuda-kuda yang menariknya seolah-olah mengeluarkan cahaya berwarna putih sehingga menyinari jalan mereka yang gelap karena hari telah malam. Jason memperhatikan jam tangan yang sudah menunjukkan pukul 8 malam di dunia nyata.

Mereka duduk diam dalam kereta kuda itu, tak ada satu pun yang berbicara, bahkan Dylan dan Daryl yang biasanya membuat suasana ramai kini bungkam. Hanya bunyi roda kereta yang bergesekkan dengan tanah terdengar memecahkan keheningan.

Udara dingin seolah masuk melalui jendela kereta, tampaknya badai sebentar lagi tiba. Jason yang duduk di samping jendela lalu menutup jendela tersebut. Tak lama kemudian titik-titik hujan jatuh membasahi kaca jendela tersebut, angin pun bertiup sangat kencang.

Jason lalu setengah berdiri dan berjalan ke arah depan tempat Daniel dan Joe sedang duduk mengendalikan kuda.

"Sebentar lagi sepertinya akan ada badai" seru jason

"Ya sepertinya begitu, tapi tenang saja, tak lama lagi kita akan sampai di dunia tak nyata" jawab Daniel. Tak lama kemudian tampak di kejauhan titik-titik cahaya.

*******

Pintu ruang strategi pun terbuka, tampak Aries bersama dengan puluhan anak buahnya tengah berdiri mengelilingi sebuah meja besar.

"Akhirnya kalian datang juga" seru Aries

"Baiklah, bagaimana strateginya?" Tanya Daniel.

"Oke, jadi strateginya seperti ini..... "

********

Belvendor berdiri di hadapan sebuah cermin besar, di tanggalkannya jubah hitam panjang yang selalu dikenakannya.
Tampak 2 buah sayap berwarna hitam menempel di punggungnya, perlahan di rentangkannya sepasang sayap berwarna hitam itu secara perlahan.

"Tuan Belvendor.. " seru sebuah suara dari luar, dengan cepat disembunyikan nya lagi sepasang sayap tersebut dengan menggunakan jubah panjangnya lagi.

"Ada apa?" Jawab Belvendor, Kiel lalu masuk ke dalam tenda Belvendor lalu membungkukkan hormat ke arahnya.

"Semua persiapan telah selesai, apakah kita bisa berangkat sekarang?" Tanya kiel

"Bagus, baiklah kalau begitu kita berangkat sekarang" jawab Belvendor, ia lalu berjalan keluar tenda, di depannya tampak ribuan pasukan monster tengah berdiri berjejeran. Langit pagi itu masih terlihat gelap yang.

"Hormat Tuan ku belvendor!" Teriak Zeithor

"Hormat Tuan ku belvendor!" Seru ribuan pasukan monster tersebut laku berlutut memberi hormat

"Hari ini akan menjadi hari terbesar bagi kita dimana kemenangan akan menjadi milik kita! Aku berharap kalian berperang dengan seluruh kekuatan kalian sampai titik darah terakhir demi memenangkan peperangan ini! Aku tak ingin melihat ada satu pun dari pasukan ku yang ketakutan dan memilih untuk mundur dari peperangan! Jika itu terjadi, aku tak akan segan memberi penyiksaan kekal kepada kalian! Bertarung lah sampai akhir seolah tak ada hari esok! Penuhi diri kalian dengan kejahatan dan keganasan! Jangan biarkan musuh membunuh kalian dengan mudah!" Teriak Belvendor

"Sekarang pergilah! Berperang lah! Karena kemenangan akan menjadi milik kita!" Belvendor mengakhiri kalimatnya di balas dengan sorakan ribuan monster yang kemudian berbalik dan berjalan ke medan pertempuran.

The Scepter : Armageddon WarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang