Burung merpati itu terbang di atas sebuah kota yang dilindungi oleh dinding besar terbuat dari batu yang tebal dan kokoh.
Burung itu hinggap di pinggir balkon istana yang letaknya di jantung kota. Sesosok ogre yang melihat burung merpati itu mendekatinya dan membaca sebuah gulungan surat yang berada di kaki burung. Setelah membacanya ia kemudian berjalan dengan tergesa-gesa menuju sebuah ruangan dengan pintu besi ganda yang besar dan membukanya. Tampak diujung ruangan besar tersebut, sesosok ogre dengan wajah yang cukup tua tengah duduk di singgasananya. Di kanan kiri ogre itu berjejer puluhan ogre yang memiliki pangkat dan peran yang besar.
"Hormat sang raja Xavor, hamba baru saja menerima kabar dari pemimpin kota di sebelah barat bahwa kota tersebut telah dikalahkan" kata ogre itu sambil berlutut di hadapan Xavor, sang raja ogre.
Mendengar pesan itu, para ogre terkejut.
Xavor lalu berdiri dari singgasananya dan berjalan ke arah ogre pembawa pesan itu.
"Edneros telah dikalahkan?" Tanyanya tak percaya, dari nada suaranya tersirat kekecewaan besar.
"Tidak mungkin Edneros di kalahkan dengan mudah" seru salah seorang ogre di sana
"Mungkin saja jika itu berhubungan dengan pasukan penyihir jahat belvendor" seru sebuah suara yang berasal dari pintu. Tampak seorang pria berambut keemasan dengan tubuh yang kekar di tutupi oleh baju perang sedang berdiri di tengah-tengah pintu.
"Siapa kau?" Tanya Xavor
Pria itu lalu berjalan mendekati Xavor. Pedang yang terselip dipinggangnya bergerak-gerak saat ia berjalan."Nama ku adalah Atreis, anak dari Aries pemimpin dari pasukan semesta" katanya sambil berlutut di depan Xavor membuat seluruh ogre di ruangan itu terkejut.
******
Dylan's part
Tumbuhan itu kembali berdiri dan keluar dari dalam tanah.
Ia lalu membuka tubuhnya yang mirip seperti bunga yang sedang kuncup. Sebuah kepala berbentuk bulat lengkap dengan mata dan mulut yang besar ada di tengah-tengahnya. Bunga itu lalu dengan cepat mengarahkan sulurnya yang panjang dan melilit tubuh Dylan hingga tak bisa bergerak."Uhhh!!" Rintihnya
Sulur yang meliliti tubuh dylan itu lalu bergerak mendekati tanaman tersebut yang langsung membuka mulutnya untuk melahap dylan.
Mulut tumbuhan tersebut sangat lebar dan di samping-sampingnya terdapat ratusan gigi yang panjang dan tajam.
Dylan yang dalam posisi terbalik akibat lilitan tumbuhan tersebut yang sangat kuat hanya bisa meronta-ronta mencoba melepaskan dirinya. Semakin dekat jarang Dylan dengan mulut tumbuhan tersebut. Saat itu juga ia melihat sebuah cahaya di dalam mulut tumbuhan tersebut."Jangan..jangan?" Sebersit ide muncul di kepalanya. Tumbuhan itu lalu menelan Dylab bulat-bulat hanya dalam sekali telan.
"Tidaakkkk!!!!! Teriak Gwynn yang berada tak jauh dari Dylan dan menyaksikan bagaimana dylan ditelan hidup-hidup oleh tanaman itu. Tiba-tiba tumbuhan itu seolah ingin memuntahkan sesuatu dari dalam perutnya yang bergerak-gerak.
"Syutttt!" Balok tanah panjang keluar dari mulut tumbuhan tersebut. Makin lama balok tersebut makin panjang ke atas dan membesar.
"BLAAARRRR!!!" Tubuh tumbuhan itu lalu meledak dan hancur. Dylan berdiri ditengah-tengah ledakan tersebut dengan telapak tangan kanannya menghadap atas dan mengeluarkan balok tanah yang sangat panjang dan besar.
"Uhh, sepertinya aku harus mandi" seru Dylan jijik melihat tubuhnya penuh dengan lendir berwarna kuning yang bau dan kental.
******
Austin's part
Tumbuhan raksasa itu berdiri dihadapan austin. Sulurnya yang juga membesar meliuk-liuk di udara. Di arahkannya sulur-sulur tersebut agar mengenai austin. Dengan lincah austin selalu bisa menghindar.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Scepter : Armageddon War
AdventureDunia sudah binasa. Tak ada satu pun lagi yang tersisa. Hanya sebuah lautan luas yang menyimpan sejuta kota di dasarnya. Daratan gersang tanpa ada satu pun makhluk hidup di atasnya. Tanpa di sadari, di balik semua itu akan terjadi sebuah peperangan...