Mulmed: Brandon Satya Permana
Cemburu tanda cinta, marah tandanya sayang, kalau curiga itu karena ku takut kehilangan. - Zivilia ~ Aishiteru 3
---
Malam ini Dena dan orangtuanya sedang duduk di meja makan untuk makan bersama. Clara memasak sup ayam kesukaan Dena dan Vano serta ayam goreng kesukaan Raka. Raka duduk di samping Dena, dan Vano duduk di samping Clara yang berhadapan dengan Raka dan Dena. Saat Clara masih mengaduk sup ayamnya, mereka yang di meja makan mengisi waktu dengan obrolan-obrolan ringan. "Pah, disana Papa makannya apa? Trus tidurnya nyaman, nggak? Pasti Papa sering begadang, ya?"
Raka memasang senyum khasnya dan memandang anak perempuannya. "Papa tiap hari mesen makanan, tidur Papa nggak nyaman soalnya mikirin kamu...." Raka mencubit pipi Dena dan cewek itu tertawa geli.
"Ah, Papa bisa aja. Jaga kesehatan ya, Pah. Jangan sibuk kerja aja." Dena mengelus wajah Papanya sambil tersenyum.
Vano yang melihat mereka bermesraan seperti itu pun menyeletuk, "Ehem, Vano kayak nonton drama asmara aja nih," ucapnya sambil menahan tawa.
"Vano...." Raka tersenyum menahan tawa ke arah Vano.
"Apaan sih, Kak Vano ada-ada aja...." tambah Dena merespons.
Clara pun hanya ikut tersenyum dan beberapa menitnya pun ia menghidangkan makanan ke meja makan. "Nah, makanannya udah siap. Ayo berdoa sebelum makan." Clara menarik kursi dan duduk lalu memimpin untuk berdoa sebelum makan.
"Selamat makan!" ucap mereka secara bergantian sebelum akhirnya menyantap makanannya.
---
Brandon malam ini merebahkan tubuhnya di tempat tidur sambil menatap langit-langit. Dipikirannya masih terlintas sikap cewek itu yang cuek terhadapnya. Ia berpikir kenapa dirinya bisa sampai mengambil langkah terlalu jauh melakukan hal seperti itu? Cowok itu menganggap dirinya bodoh. Dan sekarang dia tidak tahu harus bagaimana caranya meluluhkan sikap cuek Dena kepadanya. Lalu tiba-tiba ia mengingat perkataan Hito siang tadi di sekolah. Kata-katanya terngiang-ngiang di telinganya.
"Hm, bisa dicoba...." gumamnya lalu mengambil ponsel yang tergeletak di sisi bantalnya.
Brandon: hai cewek...
Brandon: lg ngambek ya?
Brandon: jgn ngambek dong, entar cantiknya ilang
Brandon: dena..
Brandon: baca dong..
Brandon: kok di read aja? Bls dong
Brandon: iya gue minta maaf deh buat lo kesel. Gue khilaf..
Brandon: :(Sudah lima belas menit berlalu dan Dena tak menjawab pesan dari Brandon, cowok itu merasa putus asa dan ingin melempar handphone nya jauh-jauh. Kemudian beberapa saatnya terdengar getar ponselnya yang membuat cowok itu segera mengeceknya.
Dena: bodo amat.
Membaca balasan pesan dari Dena, Brandon pun mendengus kasar. Ia meletakkan ponselnya kembali dan mencoba untuk tidur. Sepertinya ia lelah jika diabaikan terlalu lama oleh cewek itu.
---
Dena menatap layar handphone yang ia pegang sekarang saat ia tiduran, dengan terus mengangkat benda itu di depan wajahnya. Menatap layar handphone yang layarnya mati. Seperti berharap layar itu hidup lagi dengan cuitan pesan dari seseorang. Karena menyerah, ia melempar asal ponselnya di kasur dan masih menatap langit-langit dengan menghembuskan napasnya melalui mulut.
Line!
Suara notifikasi Line berbunyi sontak membuat cewek itu segera mengambil ponselnya dengan wajah berseri-seri, tapi saat dibuka yang mengirim pesan bukan yang diharapkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
BRANDENA [COMPLETED]
Teen Fiction{Destiny} Manusia itu gampang berubah. Tapi berubah untuk ke lebih baik itu sulit. Hidup Dena berubah ketika bertemu dengan Brandon yang sebelumnya ia benci karena cowok itu suka ikut campur dengan masalah Dena. Tapi siapa sangka jika kebencian Dena...