Mulmed: Healer OST - Eternal Love
Gue akan lakuin apapun demi lo, buat lo. Meski harus ngorbanin diri gue sendiri. - Brandon Satya Permana.
---
Buku matematika tergenggam erat di kedua tangannya, tapi pikirannya masih tertuju pada sesuatu tadi siang. Dena teringat akan ucapan cowok itu yang membuatnya susah bernapas, berhasil membuatnya tidak bisa berkata apa-apa. Lalu, bagaimana Dena harus menilai perasaannya? Bahkan ia belum pernah merasakan jatuh cinta. Dan bagaimana sesungguhnya rasanya? Ia tidak tahu, tapi semenjak mengenal Brandon, ia banyak mengalami rasa dari kesal, benci, kasihan, peduli, hingga khawatir pada cowok itu.
Dikerjapkannya matanya begitu ia tersadar dari lamunan. Ia masih terus membaca karena tiga hari lagi akan diadakan UTS serentak di sekolahnya. Maka dari itu, ia harus belajar mati-matian dari sekarang. Tidak memikirkan hal lain yang tidak penting selain belajar.
Halaman demi halaman ia lewati untuk terus dibaca, dimengerti, dan dipahami. Sampai akhirnya cewek itu menguap lebar dan menatap jam dinding yang sudah menunjukkan pukul dua belas lebih empat puluh lima menit. Matanya membelalak kaget karema baru sadar sudah belajar hingga tengah malam. Karena sudah merasa mengantuk, buku-buku pun ia rapikan untuk segera tidur. Tapi... tes! Satu tetes darah merah segar jatuh dari lubang hidungnya membasahi halaman buku. Dengan cepat ia mengambil tisu dan membersihkam hidungnya sebelum akhirnya membersihkan lebaran buku yang terkena darah.
---
Hari ini merupakan ulangan harian budi pekerti. Murid kelas X IPA 2 sudah ramai di kelas saat guru belum juga memasuki kelas. Brandon, Hito, dan Boy sudah bersiap dengan dirinya masing-masing setelah belajar bersama semalam. Tampak Hito sedang bergumam untuk menghafal materi yang dihafalnya dan Boy yang sedang membaca buku lagi agar bisa mengingat dengan baik.
Lain halnya dengan Brandon yang sibuk mendengarkan dan menonton video melalui earphone di ponselnya dan senyum-senyum sendiri. Rupanya ia menonton video tentang aksi nekatnya menembak Dena kemarin. Siapa lagi kalau bukan Boy dan Hito yang merekamnya. Brandon yang meminta hal tersebut untuk dijadikan moment yang berharga dalam hidupnya.
"Udahlah, jangan terus-terusan di tonton. Entar baper," ucap Boy melirik Brandon di sebelahnya.
Hito yang duduk disampingnya pun merangkul cowok itu tiba-tiba. "Lo harus lebih usaha lagi buat Dena yakin sama lo. Biar lo bisa dapetin hatinya!" lanjut Hito meyakinkan Brandon dengan segala kata-katanya.
Saat murid-murid masih bercanda dan mengobrol, datanglah Bu Puspa—guru seni budaya mereka. Dengan tubuh seksinya, perempuan itu menaruh tas dan menatap sekeliling muridnya dengan senyuman. "Mari kita mulai."
---
Jam istirahat berbunyi, Dena dan teman-temannya berjalan seperti biasa menuju kantin. Tapi tiba-tiba Feli ingin diantar ke perpustakaan untuk mengembalikan buku bacaan. Karena Dena malas, jadi hanya Cilla yang mengantarnya. Dena berjalan menyusuri lorong sendirian di tengah keramaian murid-murid. Di bangunan sekolah terdapat tiga lantai. Lantai kelasnya ada di lantai dua, dan kini Dena sedang berjalan di lantai paling bawah untuk menunggu kedua temannya, selain itu untuk melihat-lihat pemandangan. Terlebih untuk melihat seseorang yang dinantinya.
Dari sekian kerumunan murid-murid, terdapat satu objek yang dari kejauhan sedang memerhatikannya. Brandon tersenyum sambil terus berjalan menuju Dena yang masih berdiri sendiri menatap ke halaman. Brandon melihat ke atas, dan ada seseorang disana memakai hodie terlihat seperti ingin menjatuhkan sesuatu.
Dan....byur!
Brandon melindungi Dena dengan memeluknya tapi tetap saja mereka berdua terkena siraman air. Cowok itu mendongak dan sudah mendapati orang tersebut menghilang. Murid-murid yang ada disana terkaget dengan kejadian itu, termasuk Dena yang mengaga saat tubuhnya tiba-tiba sudah dipeluk oleh cowok itu. "Lo nggak pa-pa?" tanya Brandon yang kemudian mendapat anggukan oleh Dena. Mereka pun menuju loker yang ada di lantai tiga, untuk mengambil baju seragam ganti.

KAMU SEDANG MEMBACA
BRANDENA [COMPLETED]
Fiksi Remaja{Destiny} Manusia itu gampang berubah. Tapi berubah untuk ke lebih baik itu sulit. Hidup Dena berubah ketika bertemu dengan Brandon yang sebelumnya ia benci karena cowok itu suka ikut campur dengan masalah Dena. Tapi siapa sangka jika kebencian Dena...