Part 37

2.6K 114 64
                                    

Mulmed: Felicya Angel Christa

Cinta itu tak dapat dipaksa. Seberapa pun usahamu untuk meluluhkan hatinya, jika hatinya sudah ada pada oranglain, maka usahamu akan sia-sia.

---

Baru saja Hito melangkahkan kaki memasuki rumah, sudah terdengar Papanya memanggilnya dari ruang TV. Disana sudah ada Mama dan Adiknya, Rara sedang menonton TV bersama. Hito melangkah mendekati keberadaan mereka dengan menghembuskan napas pelan.

"Kenapa, Pah?" tanyanya menatap Papanya yang tengah duduk menonton acara TV dengan kaca mata plus nya. Seketika itu pandangan Aldi teralihkan kepada Hito.

"Kamu kemana aja baru pulang? Dari tadi Papa telfon tapi kamu nggak angkat. Handphone kamu lenyap kemana?" Aldi menatap anaknya dengan tatapan kepo.

"Pah, Hito bukan anak TK lagi. Lagian tadi Hito nggak sempet cek handphone, tadi lagi main ke rumah Boy. Sekalian jagain dia lagi sakit."

"Kenapa sering sekali kamu main ke rumah teman-teman cowokmu itu? Kamu pacaran sama mereka?" perkataan Aldi itu sukses membuat Rara tertawa jahil, dan Medina menegur omongan suaminya. Sementara Hito mengernyit kaget.

"Huss! Papa ngomong apaan, sih? Ya namanya anak laki-laki biasa lah main di rumah temen cowoknya." Medina menatap suaminya yang duduk di sampingnya.

Hito tak percaya dengan pikiran kotor Papanya. Dengan menghembuskan napas panjang, ia susah payah untuk membela diri. "Pah! Boy sama Brandon itu sahabat aku! Jadi nggak ada salahnya kalo aku sesekali main ke rumah mereka. Toh juga mereka pernah main kesini."

"Bukan begitu maksud Papa. Kamu dari dulu nggak pernah ngenalin Papa Mama sama temen cewekmu. Ah, maksud Papa, pacar kamu!"

"Belum ada, Pah."

"Kalo sudah ada yang kamu suka, langsung jadiin pacar aja!"

Sepersekian detik Hito melamun, mencoba mencerna perkataan Aldi. Tapi pikirannya tentang ada apa hubungan antara Feli dan Boy masih menari-nari di kepalanya. Hingga akhirnya, Papanya menyadarkannya dari lamunan.

"Ohya, To. Gimana sama CD yang Papa kasi waktu ini? Muat kamu pake?" Aldi menaikkan satu alisnya dengan senyum miringnya.

"Pah...." Medina menggeleng sambil mencubit lengan suaminya dan akhirnya tertawa menatap mata Rara yang tertuju padanya dengan tawa yang sedari tadi ia tahan.

"Wah, pas banget, Pah! Kayak judul lagunya One Direction, Perfect! Sekalian aja calonin Hito jadi bintang iklan celana dalam!"

Hito menyengir lebar kepada Papanya untuk memberikan kesan hormat kepada orangtua. Setelah Aldi membalas dengan gelak tawa, Hito pun menghilangkan cengirannya dan berjalan menaiki anak tangga— memasuki kamarnya untuk belajar sebentar kemudian tidur.

---

Feli, Dena dan Cilla malam ini berada di rumah Dena untuk belajar bersama. Satu jam mereka habiskan untuk belajar, sekarang cewek-cewek itu sibuk mengecek handphone nya masing-masing. Feli masih memikirkan kondisi Boy meskipun terakhir kali ia mendapat perlakuan yang tak mengenakkan dari cowok itu. Ingin sekali ia mengirimi pesan ke cowok itu untuk sekedar menanyakan kabar, tapi niatnya ia urungkan ketika mengingat sahabatnya, Nadya. Bagaimana kabar anak itu? Sudah sekitar beberapa hari ini ia tidak menghubungi cewek itu, dan sebaliknya Nadya tidak memberi kabar kepada Feli. Ia pun mengetikkan sesuatu di keypad untuk mengirimi Nadya pesan.

Feli: hai Nad! Lo apa kabar?

Feli melamun beberapa menit menatap layar ponselnya untuk menunggu balasan dari Nadya. Tapi tak juga ada balasan. Sampai akhirnya ia dikejutkan oleh Cilla yang menyolel bahunya dari belakang.

BRANDENA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang