Mulmed: Baekhyun - beautiful
Hatiku meleleh saat kau tersenyum, saat mata kita melihat satu sama lain, hatiku berdebar-debar. - Brandon Satya Permana
---"Thanks, ya." Itulah kalimat yang diucapkan Dena saat turun dari motor Bastian setelah sampai di depan rumahnya. Bastian membuka kaca helmnya dan tersenyum sambil mengangguk.
"Ya udah, gue pulang, ya." Bastian berpamitan dan bersiap untuk melajukan motor matic nya.
Cewek itu tersenyum dan melambaikan tangan sembari berpesan untuk hati-hati di jalan. Lalu, ia pun memasuki rumah setelah cowok yang mengantarnya pulang sudah lenyap dari pandangannya.
"Siapa yang nganter kamu barusan?" tanya seseorang dengan suara khas keibuan yang lembut sudah memerhatikan anaknya sejak tadi dari balik jendela.Dena berhenti melangkah dan menjawab, "Temen Kak Vano." Diteruskannya berjalan sampai akan menaiki anak tangga dan Clara berucap lagi, "Kamu siap-siap ya, kita akan ke bandara jemput Papa kamu."
Mendengar kata-kata yang keluar dari mulut Mamanya itu, Dena bergegas pergi ke kamar untuk segera berganti pakaian, dan pergi bersama Mamanya untuk menjemput Papanya. Sejak kecil, Dena paling dekat dengan Papanya. Bukan bagaimana, tapi karena sejak kecil, Dena sering bercerita apapun pengalamannya kepada Papanya. Lain halnya dengan Mamanya, karena sifat Clara yang emosian dan tidak terlalu memerhatikan kondisi anaknya karena sibuk bekerja, Dena menjadi anak yang kurang akrab dengan Mamanya sendiri. Berbeda dengan Vano yang memang sejak kecil sudah akrab dengan Mamanya tapi semenjak Clara menampar anak laki-laki kesayangannya itu, Vano lebih sering diam dan tak banyak bicara kepada Clara.
Meskipun begitu, Clara yang begitu di mata Dena, notabene nya Clara sangat menyayangi anak-anaknya. Tak peduli seberapa benci Dena terhadap Clara, ia akan tetap menyayangi dan mencintai anaknya, darah dagingnya sendiri.
Dena menuruni anak tangga sambil merapikan baju kaosnya yang simple tapi terkesan manis, ditambah dengan celana hot pants pendek dan sepatu nike biru langit. Clara sudah menunggu di depan dengan memanaskan mobilnya dan siap untuk berangkat.
---
Dena memeluk Raka—Papanya dengan erat, tampak di wajahnya ekspresi bahagia sampai tetesan air keluar dari matanya. Setelah merasa cukup untuk memeluk laki-laki bertubuh tinggi itu, kini giliran Clara yang memeluk suaminya dengan hangat namun berarti.
"Papa...akhirnya aku bisa meluk Papa lagi...." Dena masih memeluk pinggang laki-laki itu sambil menatap intens wajahnya yang mulai keriput.
Raka mengelus rambut Dena yang tergerai lurus sambil tersenyum menatap bahagia anaknya yang menangis bahagia. "Kamu lebay deh, sayang. Kayak nggak ketemu Papanya bertahun-tahun." Raka memeluk Clara dan Dena sambil berjalan bersama menuju mobil Clara.
---
"Buruan! Ini kesempatan perak buat kita!" ucap Boy setengah berbisik kepada dua temannya, Hito dan Brandon. Mereka sekarang ada di depan rumah tetangga Boy yang memiliki dua pohon mangga. Kali ini mereka berencana untuk mencuri mangga yang kebetulan pemilik rumah sedang keluar.Brandon menggendong Hito agar cowok itu bisa dengan mudah memanjat dinding pembatas untuk masuk ke dalam pekarangan rumah itu. Yang menggendong mulai merasa keberatan dengan beban Hito.
"Gila, kerempeng-kerempeng gini, lo berat banget, anying! Gue kayak ngangkat batu 1 ton." gerutu Brandon yang masih menopang tubuh berat Hito.
"Sabar, gue emang begini adanya. Jadi ya maklumin aja." Hito kemudian memanjati dinding dan akan melompat dari atas dengan ketinggian dua meter lebih itu. Melihat ketinggian yang horror baginya, Hito mengurungkan niatnya untuk melompat.
KAMU SEDANG MEMBACA
BRANDENA [COMPLETED]
Teen Fiction{Destiny} Manusia itu gampang berubah. Tapi berubah untuk ke lebih baik itu sulit. Hidup Dena berubah ketika bertemu dengan Brandon yang sebelumnya ia benci karena cowok itu suka ikut campur dengan masalah Dena. Tapi siapa sangka jika kebencian Dena...