Mulmed: Brandon dan Dena
Terkadang, Tuhan mengujimu untuk mendapatkan sesuatu yang harus kau ketahui.
---
Brandon tidak bisa menghentikan tatapan bencinya ketika matanya menatap mata Feli yang hanya bisa mengernyit ketakutan. Namun, kehadiran Boy, Hito, dan para pembina, turut menghentikan emosinya. Setelah Brandon menceritakan atas hilangnya Dena, Pak Bima menelpon supir sewa tadi tapi sayangnya supir tadi sedang pulang ke kampungnya yang jauh dari tempat camping mereka. Tanpa pikir panjang, Brandon meminjam sepeda dari teman lainnya lalu meninggalkan tempat dan mengayuh sekencang mungkin untuk segera menemukan Dena. Wajahnya memerah dan matanya berkaca-kaca, pagi ini matahari tiba-tiba saja tak nampak padahal baru pukul sembilan lebih lima belas. Terputar di otaknya tentang kenangan yang mereka lalui bersama, raut wajah ceria dan cemberut cewek itu terpampang jelas di pikirannya. Brandon tak mau terjadi sesuatu pada Dena.
Sabar Den, gue bakal jemput lo.
---Langkah kakinya terus berjalan pelan tak tentu arah. Tidak ada kendaraan yang lewat lagi sejak setengah jam ia berjalan, kalaupun lewat, teriakan Dena tidak terhiraukan. Langit mulai mendung padahal waktu masih siang pukul sebelas. Tubuh Dena serasa lemas tak berdaya, tak henti-hentinya air matanya menetes karena ketakutan. Handphone nya sudah mati lima menit lalu karena low batt. Cewek itu memanggil-manggil nama Brandon dalam hatinya, sungguh berharap cowok itu menemukannya di sini dan menjemputnya. Ia juga berharap Tuhan melindungi dan memberikannya jalan menuju tempat camping.
Jalanan begitu sepi, kaki Dena sudah lemas dan perutnya lapar. Sepertinya ia akan menyerah. Sesuatu membuat kakinya tersandung dan tubuhnya tersungkur ke jalananan.
"Dena!!" teriak Brandon begitu menemukan sosok cewek itu di ujung jalan. Ia mempercepat kayuhan sepedanya lalu melepasnya terguling-guling di aspal dan berlari menuju cewek yang terjatuh itu.
Brandon membantu Dena berdiri, begitu panik melihat Dena yang menangis.
"Lo baik-baik aja? Apanya yang sakit, huh?" ucapnya dengan nada terengah-engah dan mengecek tubuh Dena jika ada yang terluka.
Dena hanya menggeleng, kemudian memeluk Brandon dengan sisa tenaganya. Brandon menghembuskan napas kasar berulang kali lalu mendekap cewek itu sangat erat, seakan tak mau kehilangannya.
---
Brandon menepikan sepeda lalu membantu Dena berjalan. Para pembina dan teman-temannya pun menghampirinya khawatir, tapi Dena berusaha berkata bahwa ia baik-baik saja sambil melempar senyum samar. Dibalik keramaian yang mengerumuni Dena, Feli mengintip dengan rasa cemas.
Di dalam tenda milik Dena yang terbuka, Brandon memijat kaki cewek itu yang terkilir akibat terjatuh tadi. Tak henti-hentinya juga Brandon mengomel kepada Dena agar tidak memohon untuk meminta maaf pada Feli lagi, karena cewek itu sudah jahat padanya.
"Ndon, gimana pun juga Feli itu sahabat gue. Lo kan tahu mungkin Feli kebawa emosi sama gue dan ninggalin gue kayak tadi. Gue tahu kok dia nggak maksud kayak gitu ke gue."
"Sahabat apanya, dia itu sengaja ninggalin lo tadi, Den. Lo jangan ngebela dia kenapa sih?"
Percakapan mereka terhenti ketika yang dibicarakan pun datang dengan langkah pelan menuju tenda. Brandon dan Dena mendongak melihat siapa yang datang.
Feli memasang ekspresi judesnya, lalu menatap Dena sinis. "Jangan harap gue peduli sama lo karena hal ini. Ini nggak sebanding sama apa yang pernah lo lakuin sama gue."

KAMU SEDANG MEMBACA
BRANDENA [COMPLETED]
Teen Fiction{Destiny} Manusia itu gampang berubah. Tapi berubah untuk ke lebih baik itu sulit. Hidup Dena berubah ketika bertemu dengan Brandon yang sebelumnya ia benci karena cowok itu suka ikut campur dengan masalah Dena. Tapi siapa sangka jika kebencian Dena...