Part 15

3.9K 186 90
                                    

Mulmed: Alexandra Deviana Islan

Pelukan itu menghangatkan. Pelukan itu menenangkan. - Alexandara Deviana Islan

---

Pagi ini begitu tampak agak berbeda karena Dena mendapati kakaknya dan Mamanya yang terdiam di meja makan tanpa mengobrol. Biasanya mereka memulai pembicaraan. Namun, kini terasa berbeda di mata Dena. Entah kenapa, ia merasa ada sesuatu yang janggal pagi ini.

Cewek itu menarik kursi dan mendudukinya. Ia duduk di samping Vano dan di hadapan Mamanya. Dena melirik satu persatu dari mereka.

"Kalian kenapa? Kok tumben diem?" tanyanya sambil mengambil roti di atas piring lalu mengolesinya dengan blueband dan selai cokelat.

"Nggak kenapa kok, Den." Vano menoleh ke arah Dena dengan tersenyum.

Dena menggigit dan mengunyah rotinya lalu membalas pandangan Vano. Ia menyipitkan matanya—berdiri lalu mendekati cowok itu.

"Pipi lo kenapa biru, Kak?" Dena menyentuh pipi Vano dengan pelan.

"Aw." Vano meringis lalu lanjut menjawab, "nggak kenapa, kok. Itu kemarin... Gue nabrak pintu kamar, jadi sampe gini deh." Vano menyengir menatap mata Dena.

Mama mereka terdiam menatap anak-anaknya dengan senyum tipis. Ia berusaha menahan apa yang terjadi semalam.

Beberapa menitnya, mereka pun selesai sarapan dan beranjak untuk berangkat sekolah. Seperti biasa mereka pamitan dengan menyalami punggung tangan Mamanya.

---

Brandon baru saja sampai di parkiran sekolah sejak lima menit tadi, ia sedang menatap layar ponselnya dan mengetikkan sesuatu disana.

Brandon si cogan maut: eh kalian dh pada di kelas?

Lee Jung Suk KW: udh drtd broo

Song Jong Ki asli 100% KW: udh drtd broo (2)

Brandon si cogan maut: udh ada yg udh buat tgs matik? Gw lupa bawa anjir

Lee Jung Suk KW: ini punya gw lg disalin sama Boy. Mari yuk mari keburu bel masuk

Dengan jurus seribu bayangan, Brandon turun dari motornya dan berjalan cepat melewati koridor kelas. Namun, langkahnya melambat kala melihat seseorang di parkiran. Ia melihat Dena berboncengan mesra dengan cowok yang tak ia kenal. Matanya menyipit, berusaha melihat jelas cowok itu. Cogan, njir, batinnya. Karena ia melirik jam tangan yang menunjukkan waktu sudah sangat mepet, maka ia berlari kencang menuju kelasnya agar bisa menyelesaikan tugas matematika yang sebenarnya sudah ia kerjakan semalam, tapi ia lupa memasukkan buku tugasnya ke dalam tas. Ia merutuki dirinya sendiri akan kejadian pagi ini.

Cowok itu memasuki kelas dengan tergesa-gesa dan napas yang terengah-engah. Direbutnya buku tugas milik Hito dari meja Boy yang membuat cowok itu mengumpat hebat.

"Anjing lo, gue belom selesai, bego!"

---

Baru saja Dena duduk di bangkunya, ia sudah dilontarkan pertanyaan dari Feli dan Cilla. Cewek itu harus bisa mencari ide atau harus menjawab jujur sejujur-jujurnya.

"Lo kemarin...ketemu Brandon?" tanya Feli yang kemudian mendapat bisikan larangan dari Cilla agar tidak menanyakan hal itu kepada Dena, tapi ia gagal melarang Feli.

Dena terdiam sebentar tanpa menoleh ke arah sumber suara. Ia memainkan bolpoinnya di jari tangannya. "Dia yang nyari gue. Emang kenapa?"

"Jadi, lo sama dia temenan? Lo nggak benci lagi sama dia?" tanya Feli lagi dengan senyum dibibirnya.

BRANDENA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang