Mulmed: Alexandra Deviana Islan
Saat kau mulai menyukai seseorang yang berlawanan jenis, tatapanmu padanya terlihat berbeda dan kau akan tersiksa jika tak melihatnya satu hari saja.
---
Brandon: boleh kangen nggak? :)
Dena: :)
Dena berdiri lalu segera meminta ijin pada Vano dan Bastian untuk berganti pakaian di kamarnya.
"Mau gue temenin nggak, Den?" tawar Bastian membuat Vano menempeleng kepalanya. Sedangkan Dena hanya tersenyum miring dan berjalan menaiki anak tangga.
"Modus banget sih, lo. Modal dikit kenapa," ucap Vano mengejek. Bastian pun hanya bisa mengusap-usap kepalanya yang sakit dengan memanyunkan bibirnya.
Setelah berganti pakaian, Dena terjun ke kasur sambil menatap ponselnya. Dengan senyum-senyum sedari tadi, cewek itu terlihat nampak bahagia.
Brandon: wkwk, btw bintang lo apa?
Dena: virgo. Kalo lo?
Brandon: gw capricorn. Eh katanya jodoh capricorn itu virgo loh.
Dena: hr gini masih percaya ramalan
Brandon: ya apa salahnya, lagian yang nentuin jodoh kan Tuhan. Ramalan cuma buat manusia sekedar tahu karakternya dan jodoh yang diramal.
Dena: hhm iya, gw tau.
Brandon: lo ga belajar?
Dena: ini lg bljr. Kalo lo?
Brandon: ini jg lg bljr.
Dena: masa? Bljr apa emng?
Brandon: bljr memahami lo...
Dena: garing lo, ah
Dena tertawa-tawa sendiri membaca gombalan receh dari cowok itu. Kemudian di balikkan badannya yang tadi terlungkup menjadi menghadap ke langit-langit. Dibacanya buku yang sudah tadi ia pegang. Karena merasa gaya gravitasi pada tempat tidur lebih besar dibandingkan meja belajar, maka ia lebih nyaman belajar di tempat tidur.
Tiba-tiba suara pintu kamarnya terketuk, memanggil-manggil namanya dari luar.
"Dena! Cepetan ke bawah. Belajar bareng kita!" teriak Vano yang membuat Dena mendengus kasar. Ia membangunkan tubuhnya dan bergegas turun ke bawah lagi dengan buku-buku di tangannya.
---
Hari ini sepertinya mentari tak menampakkan dirinya di ufuk timur. Ini bulan september awal, masa-masa penghujan akan datang. Langit mulai mendung tapi hujan tak juga turun. Brandon masih asik memejamkan mata dengan memeluk erat bantal gulingnya.
Talia iseng membuka pintu kamar anaknya karena penasaran kenapa sudah pukul enam, Brandon belum bangun juga. Setelah membuka pintu kamar, dilihatnya barang-barang seperti stick PS, buku, sepatu berserakan dimana-mana. Talia menggeleng lalu memungutnya satu persatu. Perempuan itu menoleh kala anaknya mengigau. "Dena...Dena...." sambil tersenyum dan tetap memeluk bantal guling.
"Hei, Brandon. Bangun sayang, udah pagi. Kamu nggak sekolah?" Talia menepuk-nepuk pipi cowok itu agar segera bangun dari tidurnya. "Iya, Ma...hoahmm...." Brandon menguap, lalu Talia pun keluar dari kamarnya setelah merapikan barang-barang milik Brandon.
Lima menit kemudian, Brandon merentangkan tangannya dengan masih memejamkan mata. Badannya terus bergerak ke sisi tempat tidur sampai terguling-guling ke lantai keramik yang dingin dan keras. "Haah...." Cowok itu meringis memegangi pinggangnya yang sakit. Dan sepertinya badannya yang besar itu akan keropos seketika.

KAMU SEDANG MEMBACA
BRANDENA [COMPLETED]
Fiksi Remaja{Destiny} Manusia itu gampang berubah. Tapi berubah untuk ke lebih baik itu sulit. Hidup Dena berubah ketika bertemu dengan Brandon yang sebelumnya ia benci karena cowok itu suka ikut campur dengan masalah Dena. Tapi siapa sangka jika kebencian Dena...