Mulmed: Brandon Satya Permana
Perbanyak komunikasi, maka kau akan merasa dekat dengan orang tersebut.
---Sore ini para calon pengurus OSIS sudah berkerumunan di sekitar lapangan upacara dengan atasan baju olah raga dan bawahan celana atau rok abu-abu dan topi upacara untuk menghindari panasnya terik matahari. Dena, Feli, dan Cilla sedang duduk-duduk dipinggiran rumput lapangan. Tampak Dena memerhatikan sekelilingnya, mencari seseorang yang dicarinya sedari tadi.
"Lo lagi nyari siapa, sih?" tanya Feli yang dari tadi memerhatikan Dena celingak celinguk.
Spontan Dena menoleh, grogi. "Ah? Enggak nyari siapa-siapa, kok." Cewek itu setengah tertawa lalu mengalihkan pembicaraan karena Feli yang mulai mengernyit. "Eh, lo udah taken belum?" tanyanya dengan memandang temannya, Cilla.
Cilla yang asik dengan ponselnya pun mengalihkan pandangan kepada yang bertanya. "Enggak lah, gue lagi nggak deket sama siapa-siapa. Kenapa tiba-tiba nanya gitu, Den?"
"Ya enggak, sih...nanya aja," ucapnya dengan cengiran kuda. Tak berapa lama, pandangan Dena masih ke arah barat datangnya murid-murid yang memasuki lapangan. Ada satu sosok yang berjalan seperti model memakai topi upacara dengan kedua temannya menemani di masing-masing sisi seperti pengawal. Dena terperangah melihat cowok itu dengan sedikit mendongakkan kepala. Brandon menghentikan langkah dan menoleh ke sekeliling untuk mencari Dena, matanya terhenti ke bawah dalam jarak kurang lebih tiga meter darinya. Ia berjalan dan mendekati posisi cewek itu. Dena yang merasa bahwa dirinya dilihat oleh cowok itu segera menutupi wajahnya dengan topi sampai sangat tertutup.
Tanpa disadarinya, kaki Brandon sudah ada di depannya, menunggu Dena untuk merespons. Feli dan Cilla mendongak melihat siapa yang datang. Hito tersenyum lebar menyapa Feli, Cilla hanya tersenyum biasa, dan Boy acuh tak acuh sambil memandang ke sekitar.
Feli menyenggol bahu Dena dengan bahunya sendiri yang tepat di sampingnya agar mau tersadar dari kenyataan. Sudah beberapa kali cewek itu mencoba memanggil Dena dengan isyarat, tapi cewek itu tetap pura-pura menunduk dengan brim topi yang menutup wajahnya.
Sampai akhirnya ia mengangkat kepala dengan wajah yang masih tertutup, membuat Brandon mengernyit dan terkekeh geli dengan setengah tertawa. Cowok itu berjongkok dan membuka topi yang menutupi wajah Dena. "Pagi-pagi lo udah buat tingkah yang bikin gue gemes." Brandon berbicara dengan sangat dekat di depan wajah Dena yang membuat cewek itu membelalakkan mata terkaget sambil menahan napas. Dena merespons dengan cengiran, agak grogi. Lalu Feli pun menyeletuk, "Kalian kenapa, sih? Aneh banget?"
"Eh? Enggak, kok...enggak, kita-" Belum selesai Dena berbicara, Brandon merangkulnya dengan melanjutkan menjawab, "Lo nggak tahu? Kira resmi pacaran sejak kemarin malem."
Boom!
Dena memejamkan matanya lalu menatap Feli dan Cilla yang mengernyit melihat tingkah mereka berdua. "Ah, i...iya, bisa dibilang begitu...."
"Hah? Lo pacaran sama dia? Kok lo nggak cerita-cerita ke kita, sih?" protes Feli yang pura-pura kesal dengan ekspresi senangnya.
"Wah, selamat ya atas hubungan kalian!" Cilla tak kalah heboh memandang keduanya.
Brandon tertawa renyah diikuti tawa cewek yang dirangkulnya. Cowok itu kembali menoleh Dena yang juga menatapnya kikuk. Bersamaan dengan itu, suara mic menggema di halaman lapangan upacara yang memerintahkan calon pengurus OSIS untuk segera berbaris menurut jurusan masing-masing. Hari ini akan dilakukan pengabsenan lalu dilanjutkan materi pelatihan dasar baris berbaris oleh pendampok atau pendamping kelompok masing-masing barisan. Sebelum bangkit berdiri, Brandon mengelus puncak kepala Dena dengan senyum manisnya. Dena pun ikut tersenyum salah tingkah dan berdiri bersamaan kedua temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BRANDENA [COMPLETED]
Teen Fiction{Destiny} Manusia itu gampang berubah. Tapi berubah untuk ke lebih baik itu sulit. Hidup Dena berubah ketika bertemu dengan Brandon yang sebelumnya ia benci karena cowok itu suka ikut campur dengan masalah Dena. Tapi siapa sangka jika kebencian Dena...