Part 54

2.4K 86 54
                                    

Mulmed: Bastian Kejora

Jangan menganggap hidupmu akan selalu penuh dengan keberuntungan. Ingatlah bahwa ini kehidupan. Kadang kau ada di atas, dan kadang kau ada di bawah.

---

Tak menyangka hubungan pertemanan Dena dengan Feli semakin merenggang sudah hampir satu bulan. Ini hari pertama Dena masuk sekolah untuk semester pertama di kelas XI. Ia baru sadar kalau dirinya terlalu pagi datang ke sekolah. Dena melirik jam tangannya, masih pukul 6:25. Langkah kakinya santai dan menaiki anak tangga untuk menuju kelasnya. Dan setelah meletakkan tas lalu mendaratkan pantatnya di kursi, matanya menelusuri seisi kelas yang tak berpenghuni. Wajahnya ia tempelkan di meja dan menghadap ke arah jendela kaca yang tertutup. Mood nya berubah dengan bangkit dan pergi keluar kelas untuk sekedar mencari udara segar.

Dena berhenti berjalan lalu merogoh saku roknya untuk mengambil benda pipih yang bergetar.

Brandon: cie tumben rajin udh di sekolah

Sudut bibirnya tertarik ke atas, mengukir sebuah senyuman. Kepalanya menoleh ke segala arah, mencoba menemukan sosok orang yang dinantikannya. Kemudian sudut matanya terpancing ke arah bawah, mendapati Brandon dan Bastian ada di lantai dasar—halaman sekolah yang hijau, sedang mendongak ke atas menyapa Dena yang masih menyunggingkan senyum.

Brandon mengedipkan sebelah matanya, seolah bersikap genit kepada Dena.

Jarak dua cowok itu dari anak-anak tangga berkisar sekitar empat meter. Dena melanjutkan langkahnya untuk menuju anak-anak tangga dan berniat menuruninya untuk menemui dua cowok tersebut. Tetapi langkahnya terhenti ketika lengan tangannya dicekal oleh seseorang.

"Aw!" pekik Dena seraya menoleh ke belakang. "Feli?" Dena mengernyit kaget melihat Feli bersikap seperti itu terhadapnya.

"Lo itu emang bangsat, ya? Belum cukup lo ngerebut perhatian temen-temen sama guru-guru di sekolah karena predikat lo di peringkat pertama, hah?!" bentak Feli dengan nada keras-keras. Brandon dan Bastian saling menoleh melempar tatapan bingung apa yang sedang terjadi kepada Dena dan Feli di atas.

"Maksud lo apa, Fel?"

"Halah, lo nggak usah ngehindar! Lo itu emang egois! Semua yang gue punya, lo ambil! Lo tuh nggak punya hati!!" Suara Feli mulai serak dan air matanya menumpuk di pelupuk matanya yang sebentar lagi akan membanjiri pipinya.

Dena tak bisa berkutik saat Feli terus menyemburnya dengan kata-kata kasar yang terus membingungkannya. "Lo tuh udah buat gue hancur!! Lo tuh iblis!!" Feli terus berjalan sambil mendorng kasar bahu Dena dan otomatis cewek itu termundur kebelakang dan begitu seterusnya.

Brandon dan Bastian khawatir dan mereka bersamaan berlari ketika Dena hilang kendali dan bersiap akan terjatuh terguling-guling di anak-anak tangga.

Tapi dari kedua cowok itu, hanya satu yang dengan cepat menaiki beberapa anak tangga sekaligus menangkap tubuh Dena lalu ikut terguling bersamanya.

Feli setengah menganga kaget apa yang telah dilakukannya, murid-murid di sekitaran mereka yang tadinya berlalu lalang terpatung kaget melihat kejadian itu. Suasana menegang seketika.

Dena dan cowok itu terjatuh sampai ke dasar lantai, tapi Dena berhasil sadar karena cowok itu melindungi kepalanya dengan tangannya sambil memeluk cewek itu, jadi Dena tidak apa-apa. Hal yang paling mengejutkan Dena adalah berada di atas tubuh seorang cowok yang menolongnya.

Brandon.

Brandon pingsan dengan darah yang mengalir dari dahi kirinya.

Dena panik. Matanya membulat dan menganga lebar. "Brandon! Bangun, Ndon!" Dena memekik kencang. Ia mengguncang-guncang tubuh Brandon tapi tak ada respon. "Jangan pada diem! tolong panggilin ambulans!" teriak Dena sangat panik kepada murid-murid yang berada di sekitarnya dan tak terasa air matanya sudah menetes tak tertahan.

BRANDENA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang