Part 17

5.2K 180 6
                                    


"Apa kamu mau membatuku?... Maaf karna aku tidak mempunyai teman di sini jadi aku hanya berharap padamu. Seharusnya aku tadi berfikir cepat saat gween memberikan dress ini untukku karna aku tau pasti tidak akan ada yang bisa membantuku melepasnya. Dan dia malah menelponmu dan mau tidak mau aku hanya berharap padamu membantuku, ya memang ini semua memalukan.." kata mila dengan perasaan campur aduk. Antara malu, rasa bersalah dan segala macam.

"Tidak apa... Aku hanya ingin kamu tidak menganggapku cowo yang mengambil kesempatan dalam kesempitan. Dan jujur ini bukan ideku menyuruh gween memberikanmu dress yang seperti ini."

"Aku bahkan tidak memikirkan sampai kesitu."

"Aku hanya tidak ingin kamu mengira seperti itu."

"Nggak kok. Tapi maaf ya." kata mila menggenggam tangan kevin.

Kevin hanya bisa tersenyum melihat tingkah mila yang begitu menggemaskan.

"Nahkan senyum-senyum. Kamu lagi gk mikir jorokkan?..."

"Astaga tidak... Jangan salah sangka dulu."

"Baiklah.. Emmm apa kita akan terus berdebat?..." tanya mila ragu.

"Baiklah akanku bantu. Aku akan mengadap kearah lain agar kau tidak menuduhku yang tidak-tidak."

"Terserah padamu yang penting kau bisa melepasnya dengan cepat." kata mila.

Sedikit ragu kevin mengarahkan tangannya kepunggung mila, saat tangannya sudah berhasil meraih satu kancing dress mila jantungnya bedetak lebih kencang..

"Kevv.. Kenapa lama sekali?..." kata mila yang sudah cape berdiri.

"Se... Sebentar." katanya gugup bagaimana tidak sekarang tanganya tengah melepas kancing yang ke 5 dan punggung mila sudah sedikit terekspos dengan indahnya dengan susah payah kevin menelan salivanya.

"Astaga baru melepas kancing baju mila aku sudah gugup seperti ini bagaimana kalau aku melihat tubuh polosnya. Aggrrrhhhhhhh... Tidak... Tidakk aku harus jauhkan pikiran jorok itu.."  jeritan hati kevin saat melihat punggung indah mila menghiasi pemandangan matanya.

"Kev udah ya?...." tanya mila lagi.

"Hahhh.. I..iya udah."

Mila menyunggingkan senyumnya melihat reaksi kevin saat ini namun cepat-cepat ia pergi ke kamar untuk mengganti pakaiannya.

"Sebentar ya kev..." katanya dari balik pintu memperlihatkan kepalanya.

"Iya." jawab kevin singakat kemudian berjalan menuju sofa.

Mila keluar dengan baju tidurnya yang kebesaran. Dengan rambut yang di ikat sembarangan sehingga membuat mila terlihat sexy, lagi-lagi penampilan mila mau seperti apapun sangat memikat hatinya.

"Mil..."

"Eemmm?.." tanya mila yang baru duduk disamping kevin.

"Aku pulang dulu ya."

"Oh iya.. Kamu hati-hati ya.. Maksih buat traktirannya."

"Sama-sama, trimakasih juga karna sudah mau menemaniku kepesta yang sangat memalukan itu."

Mila menyunggingkan senyumnya. "Tidak masalah. Oh ya kamu bisa hubungin gweenkan untuk mengambil dressnya lusa setelah aku mencucinya."

"Tidak usah dikembalikan. Itu milikmu."

"Heyy bagaimana bisa, aku bahkan tidak diberi oleh gween."

"Kamu tidak membelinya tapi aku yang sudah membelinya."

"Hahh.. Gk dehh... Aku jadi gk enak sama kamu."

"Gk apa kok.. Itu sebagai ucapan terimakasihku."

About LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang