Part 4

5.9K 202 6
                                    


Sudah 3 bulan lamanya kedua insan yang dimabuk hasrat saling memuaskan tpi mereka tidak pernah mlakukan hal yang lbih sampai bersetubuh. Karna mila berfikir tak mau rugi. "Ia kalo jodoh kalo gk ya rugi gue." batin mila selalu meneriaki hal tersebut.

"Ka udah ya... Gue cape."

"Mil bentaran lagi deh... Seminggu kedepankan lo ke vietnam. Lah gue sama siapa?..."

"Ya kan ada bella pacar lo.."

"Ya elah si bella mana mau diajak begini. Lagian ya gue benar-benar menjaga bella. Gue gk mau ngrusak dia... Lo taukan bella baru pertama kali pacaran dan itu sama gue.'

Nyesssssssss... Wajah mila memanas seketika. Rasanya banayk sekali semut srkarang di atas kepalangnya.

"Gue ngrasa kaya cewe murahan banget sekarang." teriak mila dalam hatinya.. Mila berusaha keras agar air matanya tidak menetes.

"Iya gue tau kok.. Makanya lo harus jaga dia.. Karna dia terlalu baik untuk disakiti." kata mila seketika lelaki dihadapannya ini terdiam menatap mila dengan lekat. Kemudian dia menarik kuat rambutnya.

"Kak... Lo knpa?..." kata mila memegang tangannya lembut.

"Gue berasa gue udah nyakitin bella banget mil. Apa gue harus putusin dia. Dia gk pantas dapat cowo kaya gue ."

"Ka jangan... Kalo lo sampe putus bella gimna dia pasti nanyain kenpa lo putusin dia. Dan lo mau digantung sama kakaknya. Cumn sama lo kakanya mau nglepas bella. Dan lo.. Lo cinta pertama bella.. Please jangan putusin bella. Kasihan dia."

"Iya mil makasih ya. Ya udah ka. Gue balik dulu ya... Dan gue harap ini yang terakhir. Gue gk mau jadi perusak hubungan lo sama bella.."

"Ka orang  rumah gk ada ya?..." sambung mila lagi.

"Mereka masih kerja jam segini."

"Ya udah gue cabut ya. Permisi ka.."

Mila merapikan pakaiannya dan dandanannya. Setelah itu dia bergegas pulang. Ada rasa kecewa dan tak dihargai karna mila datang kerumah mewah itu dijemput. Saat ingin pulang tak ada kata untuk menawari mengantar mila kembali kerumah.

Dengan langkah gontai mila menyusuri jalan komplek yang napak sepi. Hari yang mendung juga menemani mila.

Duarrrrrrrrrr

"Aaaaaaa" pekik mila. Tiba-tiba sore ini hujan turun dengan lebatnya, seketika air mata mila luruh bersama air hujan.

"Maafin mila Tuhan.. Baru kali ini aku sadar kalo semuanya salah dan aku ngrasa kaya cewe pemuas nafsu lelaki yang sudah mempunyai pacar." mila berjalan lemah. Bahkan tak menyadari ada mobil yang berhenti di sampingnya.

"Lo mila kok jalan kaki.. Kamu dari mana?..." tanya ka santy setelah membuka kaca mobilnya.

"Mila habis dari rumah teman ka tadi." bohong mila, tak mungkin dia mengatakan yang sesungguhnya.

"Masuk yuk biar kita kerumh dulu.. Kamu pake baju kaka nanti setelah itu kamu kaka antar pulang."

"Ehhh... Gk usah ka. Mila pulang jalan kaki aja. Lagian mila udah biasa kok."

"Gk ya mil. Ini sudah mau gelap kamu jalan kaki sambil hujan-hujanan.. Kalo kamu sakit gimna kamu mau berangkat besok pagi."

"Kaka tau dari mana.?”

"Ya siapa lagi kalo bukan si tengil itu yang ngasih tau kaka."

"Oh iya ka.."

"Buruan masuk."

"Tapi ka... "

"Mila gk ada tapi-tapian ya.." kata ka santy tak terbntahkan.

"Iya ka."

About LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang