Garin
hey, Cak
hang tight, okay?
Kalo butuh temen nongkrong atau cerita, gimme call!Gue tersenyum kecil membaca pesan singkat Garin, tetapi memutuskan tidak membalasnya. Nanti aja kalo mood gue udah agak enakan.
Gue berjalan menuju kelas tempat gue janjian sama Lyanna untuk mengerjakan tugas ketika Kandi melintas.
"Buru-buru amat, Ndi," sapa gue. Kandi menengok dari layar ponselnya dan nyengir saat menatap gue. "Eh, Cakra. Nggak, ini gue lagi mau pulang ngejar kereta. Biasa," jawabnya.
"Oh, setor muka sama yang di Jogja?" dia mengangguk. Gue dan personel The Eyeless Pandora lain sempat ketemu Langit, pacarnya Kandi, ketika dia datang liburan ke Jakarta.
Gimana Kandi dan Langit bisa survive LDR-an, I never know. Ya gue yang udah pindah kota aja ternyata toh putus juga sama Grei.
"Ya udah, balik sana. Ntar ketinggalan kereta nyaho lo," gue tersenyum sambil mengibaskan tangan pura-pura mengusir. "Hehehe, iya. Anyway, editan video kita udah kelar. Lo bagus banget jadi lead buat lagu kemarin,"
"Thanks. Gue tunggu kalo udah di-upload ya," gue melambaikan tangan sambil melanjutkan langkah kaki menyusul Lyanna. Ternyata dia udah sampe duluan, lagi ngobrol sama Irgi.
"Eits, sori," cetus gue sambil bersiap keluar lagi. "Udah, sini aja. Gue udah mau cabut kok," kata Irgi.
"Yakin? Nggak enak gue jadi obat nyamuk," gue meletakkan tas gue di kursi. "Yaelah, Cak, kayak apaan aja," celetuk Lyanna sambil rolling eyes, sementara gue pura-pura mencari buku catatan.
Tapi ya namanya pura-pura, tetep aja gue bisa denger percakapannya Lyanna sama Irgi.
"Abis mentoring langsung balik kosan, trus minum ini sebelum tidur ya,"
"Apaan nih?"
"Vitamin C sama obat biar nggak masuk angin. Katanya semalem agak meriang kan?"
"Makasih ya, saya..."
"Irgi, jangan bikin Cakra jadi obat nyamuk beneran," kata Lyanna. Nah, dengerin tuh, Gi. Mau sampe kapan gue pura-pura nyari buku gini.
"Eh iya, apa lagi, Mbak L?"
"Kali aja mau ngemil abis mentoring," jawab Lyanna. "Aduh, rejeki anak kos emang nggak ke mana, hahaha... ya udah aku cabut dulu sebelum Cakra dinyamukin ya? Bye,"
"Daaah. Tidurnya jangan malem-malem ya, Bapak Irgi."
Akhirnya. Irgi sempat menepuk pundak gue sebelum pergi. "Duluan ya, Cak. Baik-baik lo," katanya sambil agak meremas pundak gue.
"Hahaha, tenang, Lyanna bakal pulang dengan selamat kok abis ngerjain tugas bareng gue,"
"Ya kalo soal itu juga gue nggak khawatir. Elonya maksud gue. Baik-baik lo ya," Irgi menepuk pundak gue sekali lagi sebelum benar-benar keluar dari ruangan kelas.
"So, gimana? Langsung aja kerjain yuk?" kata Lyanna sambil menyalakan laptopnya.
Untuk kesekian kalinya gue sama Lyanna jadi partner untuk ngerjain tugas paper. Secara dosennya Pak Rino yang ogah banget ribet. Begitu ngasih tugas kelompok, perintahnya selalu: "ya udah, pake kelompok yang waktu itu aja."
Berhubung gue sama Lyanna partneran di tugas sebelumnya, jadilah kami kerja sama lagi untuk tugas kali ini. Not complaining, though. She's nice.
"Ayo deh," gue menghampirinya. "Mulai dari mana, Kar?"
"Cak, nama gue belom ganti jadi Sekar," jawab Lyanna.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Eyeless Pandora
Truyện NgắnLima laki-laki dan lima jalan hidup berbeda, dipertemukan dan saling menemukan dalam kelindan mimpi yang sama. Dengar mereka bercerita soal hidup, musik, cita-cita, cinta, luka, menerima, memaafkan, serta serangkaian perjalanan yang menempa untuk j...