Siapa yang tak kenal dengan keluarga Huang?
Keluarga paling bergengsi, kaya, dan sukses di Jakarta. Dan nanti malam, mereka akan kedatangan tamu yaitu klien baru yang akan bekerja sama dengan perusahaan Candra.
Pagi ini mereka tengah sarapan bersama dengan pormasi lengkap.
"Pokoknya nanti gak ada yang pulang nya telat, pulang sekolah langsung pada pulang, karena nanti malem klien Papa akan berkunjung kesini." Candra Huang menatap satu persatu putranya yang duduk tenang di kursi masing-masing.
Jaemin mengangguk patuh sedangkan Renjun hanya diam sambil memakan nasi gorengnya.
"Pokoknya Papa ingin sebelum jam 7 kalian udah ada di rumah. Terutama kamu Renjun, hari ini kamu gak boleh nongkrong sama teman-teman kamu." kini pandangan Candra lebih mengarah kepada putra sulungnya yang masih asik menyantap nasi gorengnya.
Sedangkan Renjun, pemuda mungil itu hanya diam sambil mengunyah dan mendengarkan lagu lewat earphone-nya.
"Renjun, kamu denger kan sayang?" kini giliran Mama Yuna yang berbicara dengan nada lembut seperti biasanya.
Jaemin yang melihat kakaknya masih sibuk dengan kegiatannya melepaskan satu earphone yang menempel di telinga Renjun, "Bokap ngomong sama lo."
Renjun menatap semua orang yang ada di meja makan itu dengan dingin lalu menyimpan sendoknya.
"Gak janji." Pemuda itu mengambil tasnya lalu pergi dari sana.
"Renjun sayang habisin dulu makannya," Yuna berteriak namun sama sekali tak dihiraukan oleh putranya.
"Dia gak berubah," Candra menatap langkah Renjun yang semakin menjauh hingga menghilangkan dibalik tembok.
"Tapi Nana yakin nanti Renjun bakal berubah kok, Pa." Jaemin tersenyum menatap Candra.
Candra balas tersenyum seraya mengusap puncak kepala putra bungsunya, "Kamu sabar dulu ya sayang." Ucapnya yang dibalas anggukan olehnya.
"Yaudah kamu juga berangkat gih nanti keburu siang." Yuna mengusap tangan Jaemin.
Jaemin mengangguk lalu memakai tasnya, "Yaudah Nana berangkat, assalamualaikum."
"Waalaikumsalam."
Dan pemuda itu pun segera berlari ke depan rumah dan mengejar Renjun yang masih berada di depan rumah.
"Renjun!"
Renjun yang hendak membuka pintu mobilnya berhenti dan menoleh.
"Hari ini bareng sama gue aja yuk pake mobil gue." Jaemin tersenyum lebar seraya menunjuk kunci mobilnya.
"Pulang nya kan bisa mampir buat beli bubble gum." Jaemin masih memberikan senyum manisnya. Dan Renjun pun masih menatap Jaemin malas sambil mengunyah permen karetnya lalu segera masuk ke mobilnya
"Re—"
Jaemin hanya menghela napas sambil menatap mobil sport merah Renjun keluar meninggalkan perkarangan rumah.
***
Renjun melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Pagi ini moodnya benar-benar buruk. Candra, Yuna, bahkan Jaemin benar-benar membuat kepala Renjun pening. Pemuda itu menambah kecepatannya sebelum harus mengerem mendadak karena hampir saja menambak sebuah motor yang hendak berbelok.
Si pemilik ducati itu pun turun lalu menghampiri mobil Renjun.
"Keluar Lo! Lo pikir ini sircuit seenaknya kebut-kebutan, ini jalan woy! Bukan jalan nenek moyang lo! Jadi gak usah ugal-ugalan!"
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY
Fanfiction[NON BAKU] Huang Renjun tidak pernah merasakan kehidupan berwarna selain hitam, putih, dan abu-abu. Sampai akhirnya Lee Jeno datang memporak-porandakan kehidupan tenang miliknya Warning⚠️ BxB Jangan salah lapak. Walaupun udah selesai tapi tetep vote...