Kalo ada yang typo bilang ya 🤗
***
Renjun turun dari motor Jeno dan langsung di sambut oleh senyuman oleh si tampan.
Sejak abis maghrib Jeno menjemput Renjun di samping rumahnya untuk mengajak cowok mungil itu jalan-jalan. Katanya sekalian malam mingguan.
Walaupun awalnya Renjun sempat menolak dengan alasan mengantuk namun Jeno tetap memaksanya dengan segala ancaman sehingga si mungil terpaksa mengiyakan dan mereka kembali memilih warung Bi Siti untuk menikmati mie rebus dan kali ini di tambah jagung bakar.
"Gue langsung pulang ya?" ujar Jeno yang hanya di balas anggukan kepala oleh Renjun
"Eh jaket lo, Jen."
Renjun melepaskan jaket biru denim dan langsung dibantu oleh Jeno."Nih, thanks ya." Renjun memberikan jaket itu ke si pemiliknya. Jeno hanya tersenyum lalu memakai jaketnya.
"Yaudah gue pulang ya. Lo langsung tidur." Jeno kembali memakai helmnya dan di balas anggukan oleh si mungil.
Sebelum menghidupkan motornya. Cowok dengan kaos dan jaket denim itu tersenyum dan mengusap pelan puncak kepala Renjun sebelum akhirnya ia menekan pedal gasnya dan berlalu dari sana
Entah angin dari mana, Renjun menarik ujung bibirnya lalu dengan cepat ia menggeleng
"Gak boleh, gak boleh."
Usai bergumam seperti itu, si mungil berbalik dan berjalan menuju gerbang lalu membukanya. Ketika sudah masuk gerbang, Renjun dibuat terkejut karena melihat Jaemin yang berdiri di sana dengan tatapan sinis.
Plak
Tamparan keras berhasil mendarat mulus di pipi Renjun membuat si mungil mendongkak menatap Jaemin yang menatapnya dengan sinis. Ketika hendak marah lagi-lagi tamparan keras kembali menghantamnya.
"DASAR MURAHAN LO!" Teriak Jaemin membuat Renjun tercengang dan tidak percaya atas apa yang baru saja keluar dari mulutnya.
Pasalnya selama ini Jaemin selalu menjaga ucapannya. Namun malam ini cowok itu terlihat benar-benar marah bahkan matanya sudah memerah menahan emosi.
"Kenapa lo jahat banget sih Ren sama gue? Apa salah gue sama lo Ren apa?!" Jaemin menangis membuat Renjun diam dan mundur satu langkah. Pemuda mungil itu masih syok atas kejadian tadi dan membuatnya hanya terdiam menatap Jaemin yang menangis sesegukan
"Gue ngelakuin apa sampe lo jahat gini sama gue Ren?" Jaemin terlihat mendongkak membuat Renjun kembali terdiam
"Lo tau kan kalo Jeno itu pacar gue? Tapi kenapa lo deketin Ren? Kenapa lo mau-maunya jalan sama cowok yang udah punya pacar. Kenapa lo mur—"
"CUKUP!" Renjun menyela cepat membuat Jaemin terdiam dan menatap saudara tirinya dengan air mata yang masih membasahi pipinya.
"Yang bego itu elo, Na. Lo mau-maunya percaya sama cowok kaya dia. Kalau lo mau tau bukan gue yang deketin Jeno tapi emang Jeno yang terus deketin gue. Dia yang selalu ngajak gue jalan dan pulang bareng. Jadi jangan sekali-kali lo berani bilang gue murahan kalo kenyataannya cowok lo yang kecentilan!"
"Lo juga murah Huang Renjun!!" Jaemin setengah berteriak membuat Renjun tertawa dan maju selangkah
"Kalo gue murah terus nyokap lo apa, hm?" Renjun berbicara pelan membuat Jaemin mendongkak dan kini bertemu pandang dengan Renjun.
"Jangan sekali-sekali lo bawa nyokap di masalah kita!" ujar Jaemin dengan penuh penekanan di setiap katanya
"Terus katakan letak kesalahan gue dimana? Udah jelas cowok lo yang selalu deketin gue. Dia yang setiap hari gangguin gue bahkan selalu datang ke rumah tanpa lo tau," Kini Renjun tersenyum membuat Jaemin mengepalkan tangannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY
Fiksi Penggemar[NON BAKU] Huang Renjun tidak pernah merasakan kehidupan berwarna selain hitam, putih, dan abu-abu. Sampai akhirnya Lee Jeno datang memporak-porandakan kehidupan tenang miliknya Warning⚠️ BxB Jangan salah lapak. Walaupun udah selesai tapi tetep vote...