Bagian 13. Kangen

3.6K 528 74
                                        

Kalo ada yang typo bilang ya 🤗

***

Sudah seminggu ini Jeno tidak pernah melihat Renjun datang ke sekolah. Dan ia pun tidak tau apa penyebab mungil itu absen seminggu full. Namun lelaki berhidung mancung itu hanya berdoa semoga Renjun baik-baik saja.

Dan selama itu pula Jeno selalu menanyakan keberadaan Renjun kepada Jaemin namun tak sedikit pun Jaemin membuka suara mengenai Renjun.

Bukan hanya bertanya kepada Jaemin, bahkan cowok itu pun hampir setiap hari datang ke kediaman keluarga Huang namun selalu saja ia tidak melihat tanda-tanda Renjun ada di rumah.

Jeno menghela napas kasar. Di tatapnya lagi bangku tempat Renjun duduk. Ia mengetuk-ngetuk ponselnya, dan tetap saja setiap ia menghubungi Renjun nomer cowok itu selalu tidak aktif.

"Cie kangen," Hyunjin menyenggol tangan Jeno dan langsung membuat si tampan membuyarkan lamunannya

"Apaan sih lo." Jeno terlihat memalingkan wajahnya dari Hyunjin

"Yaelah Jen, gue udah tau kali kalo lo itu suka sama Renjun." ujar Hyunjin membuat Jeno berdeham

"Kerjarlah bego. Lo kalo suka sama orang jangan jadi pengecut gini."

Jeno menoleh. Hyunjin tampak serius dengan omongannya kali ini. Biasanya cowok itu selalu asal nyeletuk namun sepertinya kali ini ia benar-benar memberi saran kepada Jeno dengan sungguh-sungguh tanpa nada bicara yang bercanda sedikit pun.

"Hyunjin di suruh ke lapang basket sama Pak Suho." teriak Lia, teman sekelasnya dan membuat kedua cowok tampan itu menoleh

"Lo suka sama dia? Ya kejar. Jangan diem aja disini. Kalo lo diem gini, yang ada dia makin jauh dan akhirnya lo nyesel." usai mengucapkan itu Hyunjin bangkit dan berjalan keluar dengan satu tangan tenggelam di saku celana abu-abunya.

Gue kangen, Ra.

***

"Ekhem,"

Suara deheman seseorang membuat Renjun menoleh dan memalingkan wajahnya dari laptop. Terlihat Candra sudah berdiri di sampingnya dengan satu tangan mengusap lembut kepalanya.

Renjun tersenyum, "Papa,"

"Obatnya udah di minum?" tanya Candra seraya terus mengusap kepala anak kesayangannya itu.

Renjun tersenyum lalu mengangguk dan kembali fokus menatap layar laptopnya.

Cowok itu sudah keluar dari rumah sakit dua hari yang lalu. Namun Candra masih menyuruhnya istirahat di rumah.

Setelah mengetahui penyakit Renjun, lelaki berumur 45 tahun itu lebih sering berada di rumah dan menamani Renjun walaupun itu hanya untuk menonton TV.

"Pa liat deh," Renjun mendongkak dan menunjuk layar laptopnya membuat lelaki itu juga melakukan hal yang sama

"Mama cantik ya, Pa." Renjun tersenyum memperhatikan foto Wendy di layar laptopnya.

Candra ikut tersenyum dan tangannya kembali mengusap kepala Renjun.

"Iya cantik. Sama seperti kamu."

"Aku tampan Papa.." cowok itu merengut membuat Papanya tersenyum.

"Iya tampan sekaligus manis."

Renjun hendak protes namun kegiatan Candra yang terus mengusap puncak kepalanya membuatnya kembali memalingkan wajahnya ke layar laptop. Ada banyak sekali foto Wendy yang Renjun sengaja pindahkan ke laptopnya. Katanya agar menatapnya lebih puas.

DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang