"Kamu masih marah ya sama aku?"
Lucas yang sedang menikmati rokoknya sontak menoleh ke samping dan terlihat Jungwoo sudah duduk di samping kirinya. Cowok dengan hoodie cokelat itu mengerutkan dahi bingung.
Bingung kenapa Jungwoo bertanya seperti itu, dan bingung kenapa bisa Jungwoo tiba-tiba menghampirinya.
Malam ini adalah malam pergantian tahun. Dan seperti yang sudah di rencanakan, malam ini mereka akan merayakan malam itu bersama-sama di halaman belakang rumah keluarga Huang.
Tenda-tenda sudah didirikan karena mereka sepakat akan menginap disana. Bahan-bahan untuk acara barbeque sudah terlihat rapi di tengah halaman. Bahkan mereka juga menyiapkan beberapa jagung untuk di bakar. Tak lupa beberapa petasan dan kembang api untuk menyambut perganti tahun yang tinggal beberapa jam lagi.
Semuanya sudah berkumpul termasuk Jaemin. Memang sejak kejadian di depan club Jaemin tidak pulang ke rumah, ia lebih memilih menginap di rumah Haechan. Namun paginya Candra langsung menjemput Jaemin disana.
Awalnya Jaemin bersikeras tidak mau ikut pulang, namun entah apa yang di lakukan Candra sehingga cowok itu menurut dan mau ikut dengannya. Tapi itu untuk Candra. Bagaimana pun juga Jaemin sangat menyayangi Candra. Kalau bukan karena Candra, Jaemin tidak akan pernah mau menginjakan kakinya di rumah itu lagi. Terlebih disana ada Renjun, orang yang saat ini sangat Jaemin benci.
Menurutnya, Renjun adalah orang yang sudah merebut semuanya dari Jaemin. Merebut perhatian Yuna, dan kini merebut hati Jeno. Satu-satunya laki-laki yang Jaemin sayangi setelah Candra.
Balik ke Lucas dan Jungwoo.
Lucas terlihat menatap Jungwoo dengan sorot dalam sedangkan si ketua vokal itu memilih mengalihkan padangannya ke tengah halaman. Cowok itu menghela napas gusar lalu ikut menatap halaman dan teman-temannya yang bermain disana.
"Gue gak ngerti." Cowok tinggu itu bersuara setelah beberapa menit terdiam. Jungwoo langsung menoleh menatap Lucas. Bahkan Lucas sudah mengganti panggilannya menjadi lo-gue membuat cowok itu tersenyum miris.
"Kejadian di kantin waktu itu." Jungwoo berkata setelah mengalihkan pandangannya ke depan. Merapatkan jaketnya saat udara malam menusuk kulit putihnya.
Lucas melirik ke arahnya sekilas sebelum mengangguk. Ia tau arah pembicaraan ini.
"Kamu marah ya, Cas?" tanya Jungwoo namun tidak menoleh. Cowok lebih memilih menatap langit yang sudah mulai ramai dengan kembang api.
"Marah lah. Lo udah nyakitin Renjun." jawab Lucas cepat. Cowok itu terlihat kembali menyalakan korek gas untuk membakar rokoknya.
"Kamu sayang banget ya sama Renjun?" kini Jungwoo memberanikan diri menatap Lucas yang masih menikmati rokoknya. Jungwoo sudah terbiasa melihat Lucas merokok di depannya, bagaimana pun juga itu adalah kebiasaan buruk yang sulit Lucas hilangkan.
"Sayang lah dia kan sepupu gue."
"Kalau seandainya Renjun itu bukan sepupu kamu?" Tanya Jungwoo
"Udah jelas bakal gue jadiin pacar." Ujar Lucas cepat.
Jungwoo langsung terdiam mendengar jawaban Lucas. Cowok dengan jaket biru itu mengangguk lalu kembali mengalihkan pandangannya ke depan. Lagi Jungwoo melirik ke arah Lucas dan cowok itu masih menikmati rokoknya seakan ia tidak melihat cowok sedang duduk di sampingnya.
Jungwoo memikirkan perkataan Lucas yang tadi. Ia membenarkannya, Lucas dan Renjun memang terlihat sangat dekat. Bahkan jika tidak ada yang tau kalau keduanya sepupuan, sudah pasti mereka akan menyimpulkan jika Lucas dan Renjun itu berpacaran. Sama seperti Jungwoo dulu, cowok itu menyangka jika Lucas selingkuh darinya dan melabrak Renjun saat itu juga di kantin membuat Lucas sangat marah padanya dan berakhir dengan putusnya hubungan mereka. Ah sekarang Jungwoo menyesali perbuatannya dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY
Fanfic[NON BAKU] Huang Renjun tidak pernah merasakan kehidupan berwarna selain hitam, putih, dan abu-abu. Sampai akhirnya Lee Jeno datang memporak-porandakan kehidupan tenang miliknya Warning⚠️ BxB Jangan salah lapak. Walaupun udah selesai tapi tetep vote...