Bagian 16. Jadian

3.3K 459 67
                                    

Ketika bel istirahat berbunyi, Jaemin langsung melangkahkan kakinya keluar kelas dan mengabaikan teriakan Haechan yang mengajaknya ke kantin.

Perpustakaan

Itu lah tempat yang akan pemuda Na itu kunjungi di jam istirahat ini. Akhir-akhir ini cowok itu memang menyibukan dirinya membaca beberapa buku untuk persiapannya menghadapi ujian nasional beberapa bulan yang akan datang.

Jaemin memasuki perpus dengan tersenyum ketika Pak Xiumin menyapanya di pintu masuk.

Tujuannya buku-buku kumpulan soal ujian.

Jaemin pun berjalan ke arah rak buku yang ia maksud.

Siang ini perpus tampak sepi, mungkin karena ini memang jam istirahat atau mungkin juga anak-anak memang malas ke perpustakaan.

Jaemin menghentikan langkahnya ketika melihat seorang laki-laki yang tampak sibuk membaca buku di meja melingkar dekat rak biologi. Cowok manis itu tersenyum lalu menghampiri cowok tinggi itu dan menunda niatnya yang akan mengambil buku kumpulan soal ujian.

Cowok berhidung mancung itu tampak serius membaca sampai tidak menyadari jika Jaemin sudah duduk di sebelahnya.

Jaemin tak henti menatap cowok  yang sangat serius itu dengan tangan bertumpu di dagu.

"Udah puas natapnya?"

"Eh?" Jaemin menarik mundur kepalanya

"Udah puas belum?" tanya cowok itu namun matanya masih terfokus ke buku

"Ih Jeno! Lo tuh ya nyebelin banget." decak Jaemin sambil menyilangkan tangannya di depan dada

"Gue cuma nanya." Jeno kembali terfokus ke bacaannya

"Gue pikir lo gak bakal tau kalo gue duduk disini." Jaemin membuka buku kimia yang ada di depannya

"Dari Lo masuk aja gue udah tau. Gue juga tau lo mau pergi ke rak ujung. Tapi kenapa lo malah duduk disini?" Jeno memindahkan halaman bukunya

Jeno memang tidak berbohong. Cowok itu sudah memperhatikan Jaemin dari tadi. Bahkan dari cowok itu belum masuk ke perpus.

Dan sebenarnya semenjak pemuda Na itu duduk di sampingnya, ia sudah tidak konsen membaca. Namun ia berpura-pura agar Jaemin tidak menyadarinya jika ia selalu memperhatikannya.

"Perasaan dari tadi mata lo cuma fokus ke buku deh. Dari mana lo tau?" tanya Jaemin

"Harus banget ya gue jawab pertanyaan lo yang itu?"

"Dasar nyebelin!" Jaemin terlihat menutup buku kimianya dengan kesal.

"Kenapa gak ke kantin?" tanya Jeno.

"Kenapa lo semalem gak jadi ke rumah gue?" tanya Jaemin balik

Jeno diam. Memang setelah kejadian dengan Renjun dua hari yang lalu, cowok itu kembali memperbaiki hubungannya dengan Jaemin. Awalnya pemuda Na itu masih enggan menerima Jeno, namun tetap saja rasa sayang itu jauh lebih besar dari pada rasa benci sehingga cowok itu mau memaafkan Jeno dan kembali menjalin persahabatan dengan cowok berhidung mancung itu.

"Katanya mau ke rumah. Gue tunggu tapi gak dateng-dateng. Di telpon juga sibuk mulu. Di chat apalagi." cerocos Jaemin kesal

"Iya maaf." hanya itu yang mampu Jeno ucapkan. Karena memang semalam ia malas kemana-mana bahkan cowok itu tak keluar kamar sama sekali dan menolak ajakan makan malam dari Tiffany, Bundanya.

Jaemin terdiam beberapa saat sebelum ia kembali membuka mulutnya.

"Seharusnya lo bilang itu tadi malam."

"Kenapa lo bawel banget sih, Na?" Jeno mencubit pipi Jaemin dengan gemas.

"Ihhh!" Jaemin melepaskan tangan Jeno yang menyubit pipinya. "Gue tuh cuma nagih janji lo yang mau ngajarin kimia. Wajar dong kalo gue marah. Orang lo gak nepatin janji."

"Dari dulu lo gak pernah berubah-berubah," Jeno kembali membuka bukunya

"Lo juga," Jaemin menatap Jeno yang masih asik membaca. "Nyebelin, nyolot, gak pernah nepatin janji, suka ngilang, aneh,"

"Udah ngomelnya?" tanya Jaemin

"Jenoooo...."

"Nana ini perpus lo jangan teriak-teriak." Jeno langsung menutup mulut Jaemin dengan tangannya

Jaemin langsung melepaskan tangan Jeno yang membekap mulutnya, "Biarin. Orang disini juga cuma ada kita berdua"

"Siapa bilang? Coba liat deh itu ada Pak Xiumin yang jaga di depan."

"Lo kenapa sih nyebelin banget?" tanya Jaemin

"Lo kenapa ngomong mulu?" Jeno malah balik bertanya

"Ya abisnya gara-gara lo nyebelin."

"Lah apa hubungannya?" cowok itu bertanya dengan dahi berkerut

"Ya ada pokoknya. Lo nyebelin sih. Maunya di omelin terus." Jaemin terlihat mengerucutkan bibirnya.

"Apa kalau lagi sama pacar lo juga gini. Gak sakit itu kuping pacar lo di teriakin mulu?" Jeno berkata cuek dengan mata yang masih fokus kepada buku

"Sayangnya gue gak punya pacar. Kalau pun punya pasti pacar gue akan sabar." ujar Jaemin bangga

"Yaudah. Lo single, gue single. Pacaran yuk?"

"Hayuk!"

Jeno terdiam menatap Jaemin. Beberapa detik kemudian tawa pemuda Na itu pun pecah.

"Hahahahaha! Lo lucu banget sih, Jen. Liat itu muka lo. Aduh hahahahaha. Gue cuma bercanda kali. Dan lo juga pasti bercanda kan?" Jaemin masih tertawa sambil memegangi perutnya

"Tapi gue serius, Na."

"Eh?"

Jaemin berhenti tertawa. Ia mulai memberanikan diri menatap Jeno yang dari tadi juga menatapnya.

Awalnya Jaemin mengatakan hayuk karena ia tau kalau Jeno memang suka bercanda. Maka dari itu ia pun mengiyakan ajakan itu. Namun jauh dari pemikirannya, ternyata pemuda berhidung mancung itu malah mengatakannya dengan serius dan membuat si Na itu mati rasa.

"Mau gak?" tanya Jeno

"Lo serius apa bercanda?" Jaemin malah balik bertanya

"Serius."

"Tapi lo ketawa," ujar Jaemin

Jeno berhenti tertawa. Ia kini menatap Jaemin dengan serius tanpa tatapan jenaka yang biasa ia tunjukan. Jeno memberanikan menggapai tangan Jaemin di atas meja, namun tak lama ia melepaskan tangannya dan kembali memegang buku

"Sorry, Na. Lupain aja yang tadi,"

"Gue mau!"

Jeno kembali terdiam. Cowok itu kini mendongkak. Dan saat itu juga matanya bertemu dengan mata Jaemin.

Jaemin mengambil buku di tangan Jeno lalu menyimpannya di atas meja dan kini beralih memegang tangan si Lee.

"Ganti status nih?" kata Jaemin

Jeno terkekeh kecil lalu mengangguk.

"Cie pacar.." Jaemin terkekeh kecil

Dan Jeno ikut terkekeh, "Cie pacar."

Setelah itu Jeno meraih tubuh Jaemin dan memeluknya. Menempelkan kepala si pemuda Na di dada bidang miliknya.

Jeno sudah memikirkan ini matang-matang. Cowok itu sudah meyakinkan hatinya jika mulai sekarang ia akan balajar mencintai Jaemin.

****
























































Tibisi

DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang