Bagian 28. Keberangkatan

3.8K 462 74
                                        

Ini hari yang Jeno tunggu-tunggu, hari terakhir ia melaksanakan Ujian Akhir Semester.

Sudah seminggu ini SMA Wijaya melaksanakan Ujian Akhir Semester. Selama itu pula semua siswanya sibuk belajar memahami materi-materi yang selama enam bulan ini di berikan oleh guru masing-masing. Tidak terkecuali Lee Jeno. Walaupun ia bukan siswa yang baik, namun setiap harinya cowok berhidung mancung itu selalu membuka buku dan kembali mempelajari materi selama semester satu.

Jeno dan keempat sobatnya kebagian ruang 05, begitu pun dengan Renjun. Walaupun tempat duduknya dibiarkan kosong oleh panitia.

Setiap harinya Jeno selalu menatap bangku kosong itu, berharap jika Renjun masuk dan ikut melaksanan UAS. Namun tetap saja, sampe hari terakhir pun cowok mungil itu tidak menampakan batang hidungnya membuat Jeno menghela napas gusar, kembali teringat jika si mungil sedang menjalani perawatan di Singapura.

Jeno sudah memikirkan hal ini matang-matang. Setelah UAS selesai, cowok itu akan segera menyusul Renjun ke Singapura. Bahkan semua keperluan seperti tiket dan yang lainnya sudah Jeno siapkan jauh-jauh hari. Cowok itu tidak akan membiarkan perasaan rindunya semakin dalam, jadi ia ingin segera bertemu dengan pujaan hatinya itu. Ya walaupun  Jeno sedikit takut bertemu dengan Renjun, takut jika cowok itu dalam keadaan yang tidak baik-baik saja. Namun sedetik kemudian pikiran itu langsung di tepis oleh si tampan, cowok itu menggeleng kuat. Rajendranya pasti baik-baik saja. Batin Jeno berbicara.

Dan Jaemin yang mengetahui jika Jeno akan menyusul saudara tirinya ke Singapura tidak tinggal diam. Entah kenapa akhir-akhir ini Jaemin selalu membuntuti Jeno. Bahkan setiap sorenya Jaemin selalu menyempatkan diri datang ke kediaman Lee, berdalih jika ia rindu dengan Tiffany.

Jaemin tidak akan membiarkan Jeno pergi kesana. Jaemin tidak akan membiarkan Jeno bertemu dengan Renjun. Jeno miliknya, bukan milik siapapun. Dan si Na itu akan berusaha melakukan apapun agar Jenonya batal berangkat.

Sampai di sekolah pun Jaemin sering datang ke kelas Jeno untuk belajar bersama, dan hal itu mendapatkan tatapan aneh dari Hyunjin dan yang lain.

Bukan hanya di sekolah, setiap datang ke rumah Jeno pun Jaemin selalu beralibi ngajak belajar bersama, dan bertanya soal beberapa yang ia tak mengerti. Padahal Jaemin merupakan siswa pintar, pernah menjadi juara umum kedua waktu kenaikan ke kelas 12. Jadi sangat aneh jika Jaemin tidak mengerti pelajaran.

Dan Jaemin tau dirinya berbohong, namun seakan gelap mata cowok itu hanya menginginkan Jeno. Ia tidak akan membiarkan cowok itu jadi milik orang lain, apalagi milik Renjun.

Salah satu alasan Jaemin selalu mendatangi Jeno adalah untuk menahan agar Jeno tidak pergi. Jaemin selalu berada di sisi Jeno walaupun ia tau jika Jeno sangat terganggu akan kehadirannya. Namun Jaemin tetap teguh, ia berpikir jika sebentar saja ia meninggalkan Jeno maka cowok itu akan pergi ke Singapura. Maka dari itu Jaemin selalu bersamanya.

***

"Den Jeno,"

"Hah?" Jeno yang masih bergulat dengan selimut putih tebalnya itu tiba-tiba membuka mata.

Cowok itu memijat pelan pelipisnya lalu berusaha menormalkan pandangannya. Setelah semuanya normal, cowok yang hanya memakai celana pendek dan tak memakai baju itu menoleh ke samping kanannya. Terlihat Bi Ratna, asisten rumah tangganya berdiri dengan senyum di bibirnya.

"Ada apa Bi?" Jeno bertanya dengan kepala yang masih sangat pening. Pasalnya semalaman cowok itu tidak bisa tidur, dan baru bisa terlelap sekitar jam 2 setelah bermain gitar di balkon.

"Itu ada temen den Jeno di bawah." wanita berumur lima puluhan itu tersenyum. Jeno masih diam lalu bangkit jadi seluruh tubuhnya terlihat jelas.

Bi Ratna yang sudah terbiasa melihat Jeno tidak pakai baju seperti hanya tersenyum. Jeno punya kebiasaan jika tidur tidak pernah memakai baju, hanya memakai celana basket saja.

DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang