Ini adalah hari ke tujuh setelah kejadian kotak makan itu dan Jeno tidak pernah bertegur sapa dengan Jaemin maupun dengan Renjun.
Cowok itu masih melakukan aktivitas setiap harinya dengan normal. Masih terlihat merusuhi siswa lain bersama Hyunjin dan yang lain. Bedanya sekarang ia hanya tidak pernah mengganggu Renjun seperti sebelum-sebelumnya. Bahkan ia memutuskan mengundurkan diri dari ekskul karate dan beralih mengikuti futsal bersama Eric.
Jeno tidak bodoh. Ia tau semuanya. Bahkan sekarang ia tau perasaan Jaemin. Dan itu yang membuatnya merasa tidak enak dan memilih menghindar untuk sementara waktu.
"Jen, Renjun tuh." tunjuk Guanlin dengan dagunya.
Jeno langsung menoleh dan memang terlihat Renjun memasuki kantin dengan tatapan dinginnya. Banyak siswa laki-laki yang berstatus dominan bersiul saat Renjun masuk. Sudah bukan hal yang aneh karena Renjun adalah salah satu siswa berpengaruh di SMA Wijaya.
"Lo berantem, Jen?" tanya Hyunjin
"Heh pea," Felix memukul pelan kepala Hyunjin sehingga membuat si tampan meringis
"Sakit nyet." Hyunjin terlihat membalas namun dengan sigap Felix langsung menjauh
"Lagian bahasa lo berantem, emang Jeno pacaran sama Renjun?" Ujar Felix
"Ini nih. Ciri-ciri jomblo." celetuk Hyunjin
"Ngaca nyet." balas Guanlin
"Sesama jomblo jangan saling menghina." Eric yang dari tadi diam akhirnya bersuara.
"Makin gak jelas lo semua." Guanlin menggelengkan kepalanya lalu membuka minuman kaleng di depannya.
"Eh, Jen."
"Apaan?"
"Ada masalah ya?" tebak Hyunjin
"Lagian lo maruk banget sih Jen. Dimana-dimana tuh pilih satu. Jangan dua-duanya lo embat." ujar Felix
"Jadi sekarang lo pilih Renjun atau Jaemin?" tanya Eric
"Apaan sih lo semua. Gak jelas banget." Jeno terlihat bangkit dan meninggalkan kantin.
"Woy Jeno!"
Teriakan Hyunjin sukses membuat Renjun yang sedang memesan minuman menoleh. Ia melihat punggung Jeno menjauh dan menghilang di pintu keluar.
"Udah pulang Ren orangnya." Ujar Hyunjin ketika melihat reaksi Renjun yang langsung menoleh dan menatap punggung tegak Jeno
"Bego." celetuk Felix
Setelah mendapatkan minumannya, Renjun terlihat keluar dari kantin dan berjalan santai melewati meja Hyunjin dan teman-temannya.
***
Jeno kembali ke kelasnya. Jadi setelah pergi dari kantin, cowok itu tidak langsung kembali ke kelas, melainkan berjalan belok ke belakang perpustakaan untuk merokok. Jeno lelaki normal, sebaik-baiknya dia, dia sering melampiaskan kekesalannya pada tembakau itu. Namun itu hanya sekali dua kali, tidak sering. Hanya ketika pikirannya benar-benar kacau.
Setelah semuanya normal, cowok tinggi itu berjalan ke kelas dan tak sengaja berpapas dengan Renjun yang baru saja keluar dari kamar mandi.
Kedua saling tatap cukup lama.
Renjun tidak bodoh. Ia menyadari perubahan sikap Jeno seminggu ini. Bukan karena ia rindu di ganggu oleh cowok itu, namun ia hanya merasakan sedikit ada yang berbeda dengan itu.
"Kenapa lo gak bilang dari awal?" Jeno memulai pembicaraan
Renjun langsung mendongkak. Tidak mengerti sama sekali arah pembicaraan si Lee itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY
Fanfiction[NON BAKU] Huang Renjun tidak pernah merasakan kehidupan berwarna selain hitam, putih, dan abu-abu. Sampai akhirnya Lee Jeno datang memporak-porandakan kehidupan tenang miliknya Warning⚠️ BxB Jangan salah lapak. Walaupun udah selesai tapi tetep vote...