Kalo ada yang typo bilang ya🤗
***
"Aduh mas gimana sih? Mas ini bisa bawa motor enggak? Liat tuh dagangan saya jatoh semua."
"Ya ampun Bu, maaf-maaf saya bener-bener gak sengaja."
"Maaf-maaf. Emang dengan mas minta maaf dagangan saya bisa balik lagi? Saya bisa rugi nih mas!"
"Ibu tenang aja, saya pasti tanggung jawab kok."
"Ya udah cepetan tanggung jawab, jangan banyak omong mas!"
"Masalahnya Bu, saya bener-bener gak bawa uang cash."
"Halah alasan terus. Ngomong aja gak punya duit!"
"Bu saya janji bakal tanggung jawab. Ibu tunggu disini dan saya akan ke ATM sebentar untuk ambil uang. Setelah itu saya janji bakal balik kesini dan membayar semua dagangan ibu yang jatuh."
"Alasan klasik mas. Dari mana saya tau kalau mas gak akan kabur? Saya sudah hafal modus-modus seperti itu."
"Bu saya gak akan kabur ibu tenang aja. Saya cuma mau ke ATM sebentar abis itu balik lagi kesini,"
"Saya gak percaya!"
"Bu saya bener-bener gak bawa uang cash, kalo bawa juga udah saya kasih ke ibu."
"Nih ya mas, saya sudah hapal sama muka kriminal kayak mas. Pasti ujung-ujungnya kabur nih, alasan doang mau ngambil uang."
"Astagfirullah, bu. Masa saya—"
"Jeno?"
"Eh Na?" Jeno menoleh ke belakang dan terkejut melihat Jaemin yang sudah berdiri di belakangnya dengan tatapan tak mengerti.
"Lo ngapain disini?" Si pemuda Na bertanya dengan dahi berkerut. Ia menatap Jeno lalu beralih ke ibu-ibu yang berdiri di depannya.
"Ah ini—"
"Mas kenal sama orang ini?" ibu-ibu itu bertanya membuat Jaemin mengangguk.
"Iya," jawabnya. "Dia temen saya."
"Oh temennya." ibu-ibu itu menganggukan kepalanya dua kali.
"Bilangin ya mas sama temennya. Kalau bawa motor itu jangan ugal-ugalan. Liat nih dagangan saya jatuh gara-gara dia." ibu berumur 45 tahunan itu mengomel dan menunjuk beberapa kue yang sudah hancur di aspal.
"Jen?" Jaemin menatap Jeno sedangkan si tampan hanya menggeleng. Mengisyaratkan lewat mata, Nanti gue jelasin.
"Gak mau tanggung jawab lagi." ujar ibu itu lagi dengan nada yang lumayan keras.
"Bu kan saya bilang kalau saya gak bawa uang cash, tadi saya mau ke atm dulu tapi sama ibu gak boleh." ujar Jeno ikutan kesal.
"Ya kan saya gak percaya mas. Bisa aja mas kabur."
"Saya gak akan kabur, Bu." Jeno berkata geram.
"Udah-udah," Jaemin melerai. "Berapa total semua kerugian ibu, biar saya yang bayar." ujar Jaemin lalu melirik ke arah Jeno.
"Na-"
"300 ribu."
Jaemin mengangguk lalu mengeluarkan dompetnya setelah itu mengambil lima lembar uang berwarna merah lalu memberikan kepada ibu-ibu yang masih tampak kesal kepada Jeno.
"Ini 500 ribu. Berarti temen saya bebas ya Bu."
"Makasih mas." ibu-ibu itu menerima uang dari tangan Jaemin lalu segera membereskan barang dagangannya setelah itu pergi dari sana meninggalkan Jaemin dan Jeno.
![](https://img.wattpad.com/cover/115225763-288-k422778.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY
Fanfiction[NON BAKU] Huang Renjun tidak pernah merasakan kehidupan berwarna selain hitam, putih, dan abu-abu. Sampai akhirnya Lee Jeno datang memporak-porandakan kehidupan tenang miliknya Warning⚠️ BxB Jangan salah lapak. Walaupun udah selesai tapi tetep vote...